Setiba di kantor Shafira melanjutkan kembali pekerjaannya yang belum selesai. Ia merapihkan meja kerja Pak Seno, di atas meja terlihat sebuah bingkai photo yang di tempatkan secara terbalik. Shafira mengambil photo tersebut dan meletakkan kembali di atas meja. Di dalam photo itu Shafira melihat Pak Seno dengan Istri dan anak nya sedang berpose di salah satu taman bermain. Shafira memandang photo tersebut.
" Sungguh sebuah keluarga yang bahagia andai tak terjadi kejadian seperti kemarin. " Shafira membatin pada diri nya sendiri.
Selesai bekerja Shafira menuju basement untuk menenui Nauna, benar saja Nauna sudah menunggu nya di dalam mobil. Shafira. Menghampiri mobil Nauna dan masuk kedalam.
" Kau lama sekali sih Fir, aku sudah menunggu mu sejak tadi "
" Ini kan baru jam lima Na, jangan mentang - mentang Pak Seno ngak ada kamu pulang seenak nya ya " Canda Shafira.
" Sekali - kali gak apa-apa kan Fir, mumpung Pak Seno gak ada di kantor ngak ada yang akan marah " Nauna merasa bebas Dengan tidak ada Pak Seno di kantor.
" Kita mau kemana nih Na?" Tanya Shafira
"Kemarin kan kita ngak jadi makan malam gimana kalau kita makan di restoran cepat saji saja hari ini ?"
" Boleh deh Na, aku juga sudah lapar tadi belum sempat makan siang " Shafira menahan lapar nya karena tidak enak kepada Pak Seno yang memintanya menemani untuk minum.
" Aduh Fira, kamu ikut meeting dengan bos besar tapi ngak sempat makan gimana sih "
" Tadi suasana nya bikin ngak sempat makan Na, terlalu sibuk"
" Kenapa Pak Seno tidak kembali kekantor selesai meeting?" Tanya Nauna tiba-tiba.
"Ayo kita berangkat sekarang, Nanti aku cerita nya. "
"Kamu nih Fir, mau cerita aja nanti - nanti terus bikin penasaran tau "
" Ya, nanti sampai di restoran aku cerita ke kamu semua nya deh Na"
Nauna memarkirkan mobil nya di sebuah restoran cepat saji yang dekat dengan kantor mereka. Mereka mulai memesan makanan favorit mereka ayam goreng dan menuju meja.
" Jadi kamu mau ceritain yang mana dulu nih Fir " Nauna sudah tidak sabar menunggu penjelasan Shafira.
" Kamu inget ngak Na, sama istrinya pak Seno yang kita lihat di garai tas waktu itu? " Shafira memulai cerita nya.
" Aku ingat, wanita yang waktu itu bersama seorang laki - laki kan?" Nauna mengingat jelas kejadian tersebut.
" Ternyata kamu benar Na, laki - laki itu selingkuhan istrinya Pak Seno. "
Nauna yang sedang menikmati makanan nya hampir tersedak mendengar penjelasan Shafira.
Uhuk.. Uhuk..
" Tuh kan Fir, firasat ku benar pasti ada sesuatu diantara mereka , tapi dari mana kamu tahu kabar itu? "
" Tadi pagi waktu berada di ruangan kerja Pak Seno, istri nya datang dan mereka memulai pertengkaran yang tak sengaja aku dengar"
" Jadi Pak Seno langsung menghampiri istri nya ketika kita berada di Mall waktu itu." Nauna mencoba menebak.
"Mungkin.. " Shafira menganggukan kepalanya sambil mengunyah ayam goreng.
" Wah bakal ada predikat duda ganteng nih Fir di kantor, kau ngak akan tertarik nih Fir kau kan masih Single? "
Shafira tidak menjawab pertanyaan Nauna karena dalam pikiran nya terbersit masa depan nya bersama dengan Pak Seno, tetapi Shafira tidak ingin Nauna mengetahui apa yang terlintas didalam pikirannya.
" Lantas bagaimana dengan kejadian kemarin malam Fir, mengapa kamu tahu bahwa akan ada mobil yang mengalami rem blong pada waktu itu?" tanpa menunggu jawaban dari Shafira Nauna bertanya tentang kejadian malam itu.
" Kau tahu Papa ku kan Na "
" Papa mu Pak Kayendra, Ya aku tahu "
" Maksud ku, kau tahu tentang indra ke Enam yang di miliki oleh Papa ku kan?"
" Ya aku tahu seperti nya kau pernah bercerita kepadaku bahwa Papa mu memiliki indra ke Enam, ia bisa melihat masa depan " Shafira pernah bercerita pada Nauna bahwa Papa nya mampu menolong orang yang ingin mengetahui masa depan mereka.
" Nah, sejak ayah ku sakit rupa nya dia mentransfer ilmu nya itu kepada ku "
" Jadi kau memiliki indra ke Enam yang di wariskan oleh Papa mu?" Nauna terkejut mendengar penjelasan Shafira.
Shafira hanya menganggukan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Nauna.
" Mengapa kau baru memberitahu ku?"
" Aku juga sebenarnya ngak yakin Na, tetapi sejak aku menemukan surat yang di tulis oleh ayah ku dan kejadian waktu perusahaan mengalami kerugian besar serta kecelakaan kemarin malam membuat ku yakin bahwa aku memiliki indra ke Enam sama seperti Papa ku."
" Wah kamu hebat Fir, bisakah kamu melihat masa depan ku Fir? "
" Kamu Na, aku tidak akan memberitahu kepada mu tentang masa depan mu"
" Ayolah Fir, tolong beritahu tentang masa depan ku, apakah masa depan ku buruk sehingga kau tidak memberitahu ku, atau masa depan ku akan bahagia karena menikah dengan Pak Seno si tuan bersikap dingin ?"
Shafira pun tertawa mendengar yang di katakan oleh Nauna. Mereka menghabiskan makan malam mereka dengan penuh canda tawa tak terasa waktu sudah malam.
Shafira tiba di rumah pukul sepuluh malam, ia melihat mama nya yang belum tertidur.
" Mama belum tidur? " Shafira menghampiri Mama nya di ruang tamu.
" Belum Fira, mama nunggu kamu pulang, kenapa pulang sangat larut?"
" Tadi aku makan malam sama Nauna mah, kita ngobrol sampai ngak sadar sudah malam"
" Jadi kau sudah makan?"
" Sudah Mah, aku mandi dulu ya mah terus tidur aku sangat mengantuk "
" Ooo.. Iya tadi ada yang mencari kamu" Bu Naysila teringat ada seseorang yang mencari Shafira tadi.
" Cari aku, siapa mah?"
" Seorang laki - laki membawa anak kecil katanya dia bekerja ditempat yang sama dengan kamu"
" Teman sekantor aku, siapa ya mah?" Seoramg laki - laki dengan anak kecil bathin Shafira.
" Kalau ngak salah tadi dia bilang Nama nya Seno"
Seno apakah Pak Seno maksud ibu, tetapi tak ada nama Seno yang lain di kantor ku selain Pak Seno, untuk apa pak Seno ke rumah ku Shafira berkata pada diri nya sendiri.
" Dia tidak bilang Mah mau apa cari aku?"
" Tidak, dia cuma bilang mau bertemu dengan mu"
Pak Seno datang ke rumah ku untuk bertemu dengan ku, kenapa dia tidak menelepon aku. Batin Shafira.
" Ya sudah Fir, mama mau tidur dulu"
"Iya mah"
Shafira pun memasuki kamar nya untuk mandi dan bersiap untuk tidur, ia mengambil handhope nya di dalam tas Kerja nya. Ia melihat ada delapan panggilan tak terjawab dari pak Seno di aplikasi whattapp dan juga sebuah pesan. " Kamu ada di mana Fira." Mata Shafira terbelalak melihat nya. Pak Seno menghubungi ku? Mengapa aku tidak mendengar nya. Apa aku terlalu asik mengobrol dengan Nauna sampai tidak mendengar Panggilan dari Pak Seno.