Fillo terbangun sebelum alarm berbunyi, sorot cahaya matahari belom terlihat dari jendela, Fillo membuka ponsel melihat jam, menunjukan 5;34 pagi, mengunci ponsel kembali, Fillo berusaha untuk tidur lagi, tapi setelah beberapa menit berlalu, Fillo tidak terlelap.
Fillo bergegas bangun dari tidurnya, duduk di ujung kasur sambil mengumpulkan kesadaran. Melihat barang-barang dan beberapa baju kotor berserakan di lantai juga di atas meja, Fillo berinisiatif untuk membereskan kamarnya.
Dimulai dari mengambil baju kotor lalu di masukan ke dalam keranjang khusus. Fillo merapihkan beberapa buku novel bekas dia membaca, tergelatak di meja sembarangan. Lalu perpindah ke meja komputer, membenarkan kabel-kabel yang tidak beraturan dan kusut. Setelah selesai Fillo membuka jendela kamarnya, seketika tiupan angin menghembus dingin ke sela-sela kaki dan tangan Fillo.
"segar sekali" ucapnya terlihat sekali Fillo menikmati angin paginya.
Setelah selesai membereskan kamar, Fillo kembali duduk di atas kasur, dan memainkan ponsel, lama kelamaan menidurkan badan.
***
Kring!
Alarm Fio dari ponselnya berbunyi, Fio perlahan membuka mata, tangannya meraih ponsel lalu mematikan alarm, sekaligus juga melihat jam, jam menunjukan 9:03 pagi. Fio menghela nafas, lalu bangkit, sambil menganggaruk kepalanya.
Setelah menunggu beberapa menit, Fio segera menuju kamar mandi, untuk memulai aktifitasnya. selesai mandi Fio langsung memakai baju untuk pergi, sambil berdandan tipis Fio mengirim pesan ke Fillo untuk ketemunya jam 11 siang, dan Fio meminta pergi ke tempat tujuannya bersama.
***
Ponsel Fillo bergetar di atas meja komputer, Fillo tadi setelah beres-beres langsung bermain game sampai sekarang. Fillo mengambil ponselnya, wajahnya terlihat terkejut. Sepertinya Fillo lupa dengan janjinya. Fillo segera menuju kamar mandi dan bersiap-siap dengan cepat.
***
Tap! Tap! Tap!
Fio menuruni anak tangga, penampilan sudah rapih untuk memaikan sepatu rodanya, membawa tas yang di gendong, juga helm khusus sepatu roda, tentunya juga sepatu sudah siap untuk di bawa.
Fio berdiri didepan pintu rumah, tangan menggenggam helm juga tas yang berisi sepatu rodanya.
"jangan lupa bawa payung dan jas hujan Fi" ucap ibu mengingatkan.
Fio menghela nafas, "iya bu, aku pergi dulu" membuka pintu lalu keluar.
Setelah keluar dari gerbang rumah, Fio menutup kembali gerbang, Fio mempercepat jalan kakinya, wajahnya terllihat sangat antusias untuk bertemu. Didepan gerbang komplek, Fillo sudah terlihat di sana menunggu, memakai celana panjang, juga baju dengan di lapisi rompi, dan jam tangannya.
"Fillo" teriak Fio dari kejauhan, Fillo melirik sedikit tersenyum. Fillo semakin senang, sekarang jalannya berubah menjadi lari.
Setelah sampai di depan Fillo, Fillo segera mengambil tas yang berisi sepatu rodanya.
"eh kenapa?" tanya Fio yang masih terengah-engah, kecapean tadi berlari.
"aku bantu Fi" ucap Fillo menarik tasnya, sekarang Fillo yang membawa tasnya.
"makasih" ucap Fio tersenyum sambil membernarkan rambut poninya.
"ngapain lari lagian" ketus Fillo.
"itu berat" lirih Fio bola matanya memutar, terlihat kesal.
"yaudah ayo, ke lampangan yang waktu itu kan?" tanya Fillo.
Fio mengangguk dengan semangat.
Mereka berjalan bersampingan, menuju lapangan khusus sepatu roda. Langit tidak begitu panas, juga tidak begitu mendung, sepertinya hari ini langit mendukung acara yang di buat Fio dan Fillo untuk menikmati hari liburnya.
"Fillo" panggil Fio membuka percakapan.
"hah?" jawab Fillo melirik ke arah Fillo.
"aku mau ngomong sesuatu" lirih Fio.
"disini ngomongnya?" tanya Fillo.
Fio mengangguk, "aku pernah ceritakan tentang penyakit aku?" Fillo mengangguk, "aku sakit itu karena dekat sama laki-laki"
Fillo mengangguk, "terus kalau gitu kenapa sekarang mendekat lagi?" tanya Fillo.
Fio menghela nafas, "aku rasa percuma Fillo, aku kemarin kambuh lagi penyakitnya"
Wajah Fillo seketika berubah cemas, "kalau gitu sekalian ga usah kenal Fi" lirih Fillo.
"bukan gitu Fi" lirih Fio.
"buat kebaikan kamu Fio" tegas Fillo melangkah meninggalkan Fio.
"Fi, Ck!" Fio melangkah mengikuti Fillo, tanpa berfikir panjang Fio memeluk Fillo dari belakang, Fillo sangat terkejut, matanya membuka lebar, tubuhnya mematung seketika, menggengam tasnya semakin kuat.
"Fio kenapa?" bisik Fillo dengan kaku.
"justru aku butuh bantuan kamu Fillo" lirih Fio.
"Fi lepas" tegas Fillo.
"eh" Fio baru tersadar dengan apa yang dia lakukan. Fio buru-buru melepaskan pelukannya. "maaf Fillo"
"kamu peluk aku di tengah jalan gini?" tanya Fillo meyakinkan sekaligus mengoda Fio agar malu dengan apa yang dia lakukan.
Fio melirik ke kanan dan kiri, ada beberapa orang yang berlalu lalang berjalan, juga ada motor dan mobil. Fio menutup wajahnya, "aduh ngapain sih" bisiknya.
"bantuan apa tadi?" tanya Fillo.
Fio membuka wajahnya, "ga usah main sepatu roda yah?" tanya Fio.
"Fio yang bener dong, satu-satu" ketus Fillo.
"kita duduk disitu nanti aku ceritain semua" ucap Fio sambil menunjuk ke arah kursi taman yang kosong.
"yaudah" ketus Fillo.
Mereka berdua berjalan menuju kursinya, lalu duduk. Fillo menyimpan tas Fio di pinggirnya.
"Fi aku butuh bantuan kamu" ucap Fio membuka percakapan.
"bantuan apa?" tanya Fillo yang sudah kesal dari tadi.
"penyakit aku kayanya ada yang aneh, ada beberapa hal yang ga masuk akal, aku mau coba ke dokter buat periksa, sebenernya ada apa di dalam tubuh aku" ucap Fio menjelaskan.
Fillo mengangguk, "emang ga wajar Fi penyakit kamu.Ke dokter diam-diam?" tanya Fillo kurang yakin.
Fio mengangguk, "anter aku Fillo, aku mohon" ucap Fio sambil mengepal tangannya.
"boleh, kapan?" tanya Fillo.
"besok mau?" tanya Fio.
Fillo mengangguk, tersenyum.
"makasih yah Fillo" Fio tersenyum.
Fillo mengangguk, "kalau ga jadi main sepatu rodanya, sekarang mau pulang?" tanya Fillo.
"eh, kok pulang sih Fillo" lirih Fio.
"masa diam doang disini" jawab Fillo.
"eum.. Fillo kamu mau ga ke kedai?' tanya Fio dengan ragu.
"kedai? Dimana?" tanya Fillo sepertinya tertarik.
"eum.. tapi di kota Fi, terus kayanya banyak orang di kedainya" ucap Fio semakin ragu.
Fillo mengangkat tangannya, melihat jam, "bis ada lagi jam satu kan yah?" tanya Fillo.
Fio mengangguk, "kamu mau Fi?" tanya Fio antusias.
"ayo! tunggu sampe jam satu di sini aja, kalau udah dekat jam satu kita baru berangkat" ucap Fillo.
"asik" ucap Fio sekarang wajahnya tersenyum dengan lebar.
"eh lagian kenapa tadi ngomong banyak orang?" tanya Fillo.
"kamu kan ga suka tempat ramai kan ya?" tanya Fio yakin dengan pernyataan itu.
"Oh.. iya bener sih, cuma kan perginya bareng Fiona, jadi ga apa-apa" Fillo tersenyum.
"Ihhh!" Fio tersipu malu, wajahnya memerah perlahan.
Fillo menertawakan wajah merah Fio.
"padahal kemarin aku mau menjauh dari kamu" ucap Fillo.
"tapi kenapa engga?" tanya Fio.
"ya orang kamunya nyamperin mulu" jawab Fillo.
Fio tertawa, "maaf yang Fillo kemarin-kemarin"
"minta maaf mulu" ucap Fillo.
"tapi kenapa juga ada ibu kamu di rumah jadikan aku di ajak masuk" ucap Fio.
"oh iya, waktu kamu ngejauhin aku ibu aku berhenti kerja, soalnya mau dekat sama anak-anaknya sih, ya jadi gitu ada terus di rumah sekarang" ucap Fillo menjelaskan.
"oh..." Fio mengangguk, "ibu kamu baik Fi, seru banget pasti yah?" tanya Fio.
"ibu kamu juga baik Fio, semua orang tua pasti baik buat anaknya" ucap Fillo.
Fio menghela nafas, menekukan bibirnya.
"ibu aku juga nanya in kamu kemarin loh" ucap Fillo berusaha mengalihkan pembicaraan.
"oh iya?" tanya Fio kembali antusias.
Fillo mengangguk tersenyum.