Langit sudah terlihat remang, sorot matahari berwarna orange terlihat sangat indah. Fio sedikit lupa dengan waktu, saat berada di rumah Fillo. sekarang Fio sedang berjalan menuju rumahnya.
Fio membuka gerbang, wajahnya terlihat lesu. sesekali Fio memijat-mijat lehernya. Masuk kedalam rumah. Hanya suara televisi yang terdengar.
"Fio" panggil ibu tidak bergerak dari duduknya di depan televisi.
Fio tidak menanggapi panggilan ibu, berjalan terus sampai menaiki anak tangga.
Keadaan rumah terasa canggung satu sama lain akibat masalah kemarin, Ibu yang susah untuk mengerti dan belajar buat mendengar, membuat Fio menjadi kesal terus-menerus.
Fio menutup pintu kamar, diam dibelakang pintu lalu menghela nafas panjang. "Cape banget" lirihnya.
Menurunkan tas, Fio mulai bersih-bersih, mulai dari mandi, memakai baju tidur dan duduk di atas kasur.
Fio segera menidurkan badannya sambil memaikan ponsel.
***
Fillo sedang mencuci beberapa alat makan di wastafel, sedangkan ibu duduk memaikan ponsel di meja makan. Televisi terus menyala walau tidak ada yang menonton.
"Ibu baru tau loh kamu temenan sama anak tetangga" ucap ibu membuka percakapan, tatapannya masih ke arah ponselnya.
Fillo menghela nafas, sepertinya Fillo malas membalas obrolan ini. "Iya bu, orang temen sekelas masa ga temanan" jawab Fillo masih mencuci alat makan.
"Oh... kirain emang kenalan dari tetangga" ucap ibu.
Fillo selesai mencuci alat makannya, mengelap tengannya sekaligus juga mematikan keran. Fillo tidak menanggapi ucapan ibu.
"Fillo kamu di sekolah punya temen selain Fio?" Tanya ibu.
Fillo sedikit terkejut dengan pertanyaan ibu, duduk di meja makan, "punya bu kenapa?" Tanyanya.
"Ohh.. engga kenapa-kenapa, nanya aja" jawab ibu terus memaikan ponselnya.
Fillo memangguk walau ibunya tidak melihat. Fillo mengambil ponsel lalu naik ke kamarnya. "Aku ke atas bu" ucapnya.
Ibu mengangguk.
Fillo menutup pintu kamar, segera duduk di meja komputernya, sekaligus menyalakan komputer, Ponselnya juga segera disi daya.
setelah komputer menyala, Fillo segera memaikan komputer, mememakai headset, kedua tangannya sudah siap di atas keyboard.
***
Hari terakhir sekolah begitu cepat, matahari sudah tenggelam beberapa menit yang lalu, malam telah tiba. Fio sejak tadi terus menidurkan badannya di kasur sambil bermain ponselnya. Lampu kamarnya sengaja dia tidak nyalakan agar gelap dan itu berpengaruh untuk menumbuhkan rasa ngantuk.
Tiba-tiba panggilan telefon berbunyi, Fio sedikit terkejut, itu telepon dari grup Fio, Hanna dan Gita. Fio menekan tombol hijau di ponsel.
Sebelum Fio berbicara, Gita sudah lebih dulu.
"hallo semuaa" ucap Gita terdengar sangat riang.
"haii" jawab Fio.
"ada apa ini telfon malem-malem?" tanya Hanna kebingungan.
"besok kalian ga ada acara kan?" tanya Gita dengan antusias.
"iya" jawab Hanna.
"mau ada apa emangnya?" tanya Fio penasaran.
"om aku buka kedai di kota, aku di minta kesana buat coba, terus di ajak juga buat ajak teman-teman aku katanya" jawab Gita tetap dengan antusias.
"Wow! Keren, gratis kan?" tanya Hanna tertawa dengan sangat percaya diri.
"iya dong pastinya!" suara Gita semakin antusias, terdengar sangat semangat.
"asik beneran!, aku pasti ikut sih" lanjut Hanna sekarang juga terdengar ikut semangat.
"Fio ikut kan?" tanya Gita.
"eh eum.. aku gatau nih" lirih Fio.
"kenapa Fi?" tanya Hanna. Suasana obrolan berubah seketika menjadi hening.
"aku sekalian cerita aja deh, jadi tadi kan aku pulang sekolah bareng Fillo-"
"asik udah baikan" potong Gita.
"stt! Nanti dulu, lanjut Fio" ucap Hanna.
Fio menghela nafas, "dengerin dulu ya teman-temanku" nada Fio terdengar sangat kesal ke Gita, "nah tapi Fillo sepanjang jalan mengabaikan aku... terus sampai di depan rumah dia, ternyata ada ibunya, singkat cerita aku di ajak masuk ke rumah Fillo, duduk di depan halamannya aja sih. Terus akhirnya aku tawarin dia buat ketemu. Katanya mau, ya jadi aku ga bisa ikut kalian" lirih Fio nada terahir dari kalimatnya terdengar sedih.
"hmm.. kalian kalau ga lama ngobrolnya lanjutannya ke kedai om aku aja, jadi kalian nyusul" ucap Gita memberikan saran.
"mau ga yah Fillonya" lirih lagi Fio.
"dicoba dulu aja tanya nanti" lanjut lagi Hanna memberikan saran.
"yaudah deh nanti kalau pun Fillo ga mau ikut aku kabarin kalian, aku usahain bakal dateng ok?" ucap Fio sekarang nadanya sudah terdengar lebih semangat.
"asik!" Seru Gita, "Hanna, besok jam 11 perginya ya, nanti aku kirim alamatnya ke grup" ucap Gita suara antusiasnya terdengr kembali.
"okay" jawab Hanna.
"yaudah sampai ketemu besok yah" ucap Gita.
"dadah" lanjut Hanna.
Tit!
Gita mematikan telfonnya. Fio menghela nafas, tangannya masih menggenggam ponsel, tidak lama bergetar, itu pesan dari grup, Gita mengirim alamat kedainya. "Fillo mau ga yah di ajak" lirih Fio menarik selimut lebih tinggi, menutupi seluruh badannya.
***
Malam semakin larut, jam menunjukan 10 malam, Fillo masih tetap di depan komputernya. jendela kamar masih terbuka, sesekali jendela terbanting oleh angin, tapi percuma Fillo tetap tidak mendengar, Fokus bermain gamenya.
Tiba-tiba Fillo menggebrakan keyboardnya, "ahk! Kenapa ga kepencet sih ini!" serunya menekan huruf S dan D di keyboardnya dengan tenaga. Fillo membuka headsetnya, menunggu gamenya selesai Fillo menyenderkan badannya ke senderan kursi.
"Fillo ini makanan mau ga?!" seru kakaknya dari bawah.
Fillo seketika bangun dari duduknya, menuju pintu kamar, "makanan apa?" tanya Fillo diam di sela-sela pintu.
"donat, sini kebawah" jawab kakak.
"ahkk!" lirihnya. Fillo turun kebawah, di meja makan hanya ada kakak sendiri, lampu dapur sudah mati dan hanya lampu meja makan yang menyala, juga televisi.
"makan disini yah" ucap kakak sambil menyuapkan donatnya.
"iya" jawab Fillo, menarik kursi lalu duduk. Fillo langsung mengambil kuenya, ada beberapa macam selai, seperti strawberry, coklat, green tea, dan vanila. Fillo segera mengambil rasa coklat.
"ibu sama ayah ga makan?" tanya Fillo sambil menggigit donatnya.
"udah tidur, tadi aku tawarin, kalian aja katanya, yaudah" jawab kakak mengambil kembali donat rasa lain.
"kakak abis pacaran?" tanya Fillo dengan santai.
"uhk-uhk!, kok tau?" tanya kakak lalu meneguk segelas air putih.
"ini bawa makanan" jawab Fillo.
"lagian bukan pacaran cuma jalan-jalan doang" lanjut kakak sambil menyuapkan lagi donatnya.
"hm... novelnya udah beres?" tanya Fillo.
"udah, itu ambil aja di kamar" tunjuk kakak ke arah kamarnya.
"oke kalau gitu, mana?" Fillo membuka telapak tangannya.
"apa?" tanya kakak wajahnya kebingungan, berhenti mengunyah.
"bayarannya" jawab Fillo dengan santai sambil mengunyah donat.
"kok bayar" tegur kakak menelan sisa makanan dalam mulutnya.
"iya dong, aku besok mau main" jawab Fillo.
"terus aku yang bayar gitu?" ketus kakak.
"engga tapi kan ada hutang, cepat kak bayar, kalau engga aku bilangin main sama cowo" ucap Fillo tersenyum jahat.
Kakak menghela nafas keras, "ish, besok ambil di kamar" ketus kakak menyimpan donat tinggal setengah kedalam kotak, lalu berjalan ke arah kamarnya.
"kakak mau kemana?" tanya Fillo sekarang kebingungan.
"kamar" tegasnya.
"sendiri dong disini" ucapnya.
Bug! Kakak menutup pintu kamarnya.