Fahira dan Kazumi kembali melanjutkan perjalanan untuk melindungi anak-anak dan lepas dari kejaran Oskar. Melihat anak-anak yang sudah kelelahan Nisrina pun memutuskan untuk beristirahat sejenak sembari menunggu kedatangan Fahira yang pergi menjemput Kazumi.
Lima menit kemudian Fahira melihat rombongan Nisrina serta anak-anak yang sedang beristirahat. Dia berpikir untuk cepat-cepat melanjutkan perjalanan sebelum malam tiba sebab akan sangat berbahaya jika malam tiba dan belum keluar dari hutan.
"Istirahat sudah cukup—kembali bergerak!" perintah Fahira pada semuanya, meski dia melihat anak-anak masih kelelahan.
Seorang pria berjalan mendekat pada Kazumi, dia bertanya apa yang sudah terjadi dengan adiknya. Kazumi menjawab dengan sedih jika adiknya sudah tiada karena kecerobohannya sendiri. Dan dia tidak bisa membawa jenazah sang adik untuk dimakamkan dengan layak.
Satu jam sudah berlalu tinggal sedikit lagi mencapai tempat mereka menyembunyikan kendaraan. Fahira menyuruh Nisrina untuk bergerak lebih cepat, secara otomatis dan yang lainnya pun harus bergerak lebih cepat.
Dor!
Peluru mengenai batang pohon besar dekat Zetta berdiam sesaat, untung saja peluru itu tidak tepat sasaran jika tidak Zetta akan mati seketika dengan luka tembak di kepalanya. Semua terkejut dan mulai menunduk agar tidak terkena tembakan sembari melihat sekeliling di mana posisi musuh berada.
"Flower 2, Flower 3 dan Flower 5 kalian pergi bersama anak-anak, lindungi mereka apa pun yang terjadi!" perintah Fahira pada mereka dan dia akan menghalangi langkah Oskar bersama Rosmalia.
Fahira pun menyuruh Kazumi dan rekan-rekannya untuk pergi bersama Zetta. Namun, Kazumi tidak mau dan dia akan membatunya untuk mengalahkan Oskar begitu pula dengan kedua rekan Kazumi. Lebih banyak orang untuk menghadang Oskar itu lebih baik, itulah ucap seorang teman dari Kazumi.
Zetta memberikan senjata pada kedua orang rekan Kazumi, setelah itu dia dan yang lainnya pergi bersama anak-anak untuk keluar dari hutan. Meski sebenarnya dia ingin ikut bertempur bersama Fahira dan Rosmalia.
"Kalian hanya berempat—tidak aku sangka bisa mengalahkan anak buahku dengan mudahnya!" ucap Oskar yang hanya melihat Rosmalia, Kazumi dan kedua rekannya.
Sedangkan Fahira saat ini sedang berada di atas pohon dengan busur yang siap melepaskan anak panahnya. Namun, dia melihat situasi terlebih dahulu sembari melihat jumlah anak buahnya Oskar saat ini.
"Habisi mereka!!" perintah Oskar pada semua anak buahnya.
Terjadilah perkelahian di antara mereka, sedangkan Fahira masih di posisinya. Dia melindungi mereka berempat jika ada seseorang yang akan menyerang menggunakan senjata berbahaya.
Pukulan dan tendangan di antara kedua belah pihak tidak ada hentinya, para musuh ingin dengan cepat menghabisi keempat agen yang bisa membahayakan nyawa mereka. Dan keempat agen ini berusaha menghabisi musuh untuk melindungi anak-anak. Itulah yang ada dalam pikiran mereka sekarang.
Anak panah menembus leher seorang musuh yang hendak menembakkan pelurunya pada Rosmalia. Melihat anak buahnya mati akibat anak panah membuat Oskar yakin bahwa masih ada seseorang dari mereka yang bersembunyi.
"Keluar kau jika tid—," Sebelum Oskar melanjutkan kata tidak, anak panah kembali membunuh satu anak buahnya yang hendak menembakkan pelurunya pada Kazumi.
"Dasar sial! Keluar kau!!" Oskar berkata dengan sangat marah, dia kesal dengan apa yang dilihatnya.
Oskar pun mengeluarkan senjatanya dan siap untuk menebak keempat orang yang ada di hadapannya itu. Dengan cepat Rosmalia dan yang lainnya berlindung pada pohon yang sangat besar sehingga bisa melindungi tubuh dari sambaran peluru.
Oskar dan anak buahnya mulai menghujani Rosmalia dan yang lainnya dengan peluru. Mereka tidak memberikan kesempatan sedikit pun untuk menyerang balik. Tembakkan yang membabi-buta itu sebenarnya membuat mereka akan kehabisan peluru.
"Kalian memang bodoh!" gumam Fahira sembari menembakkan anak panah satu per satu musuh. Mereka langsung terjatuh dan tidak bernyawa akibat anak panah yang menembus bagian vital mereka.
Tembakkan pun berhenti, peluru mereka habis dan Oskar berkata untuk terus menembak sampai bantuan datang membawa senjata yang dibutuhkan. Fahira mendengar itu, dia pun turun dari atas pohon lalu berlari untuk mencari keberadaan anak buah Oskar yang sedang membawa senjata.
"Flower 4 dengar—aku akan menghabisi yang akan membantu Oskar, aku harap kau bisa mengatasi mereka sampai aku kembali!" Fahira berkata pada Rosmalia melalui earpiece.
"Ok," jawabnya singkat.
Suara tembakkan sudah berhenti, itu tandanya mereka benar-benar sudah kehabisan peluru. Sekarang giliran Rosmalia dan yang lainnya untuk menyerang balik, tidak ada seorang pun dari musuh boleh hidup. Itulah hukuman bagi mereka yang sudah berbuat jahat pada anak-anak.
Rosmalia menembak satu per satu musuh, dia berjalan tidak gentar menghadapi musuh. Meski dia tahu jika mereka pasti masih menyisakan beberapa peluru. Sekarang mereka berempat saling melindungi, sorot mata Rosmalia tertuju pada Oskar. Dia tidak akan membiarkan pria itu hidup kali ini.
Karena sudah sejak lama dia mencari keberadaan Oskar dan ingin menghabisinya. Dia kembali teringat dengan peristiwa yang membuatnya sangat membenci Oskar dan memburunya hingga saat ini. Tinggal 10 orang yang melindungi Oskar tetapi pria ini masih saja sombong dan berkata akan menghabisi Rosmalia dan yang lainnya.
Di sisi lain Fahira yang sudah melihat beberapa orang membawa senjata yang tidak sedikit. Jumlah mereka hanya 4 orang, bukan masalah bagi dirinya untuk menghabisi dengan cepat mereka semua. Tanpa mengulur waktu dia langsung menyerang keempat musuh yang tidak tahu jika nyawa mereka sedang menjadi target Flower 1. Anak panah yang dimilikinya hanya tersisih dua saja, itu cukup untuk menghabisi kedua musuh.
Anak panah menembus jantung salah seorang musuh dan dia mati seketika, sedangkan satu anak panah lagi menembus leher musuh dan menyebabkan dia diambang kematian.
Kedua orang yang terkejut melihat kawannya tewas langsung menebak ke segala arah. Beberapa saat kemudian mereka menghentikan tembakkannya, sebab itu tidak berguna jika mereka tidak bisa menemukan posisi orang yang membunuh temannya.
Salah seorang membuka peti kayu lalu mengeluarkan apa yang ada di peti kayu tersebut. Rupanya seorang gadis kecil yang terlihat ketakutan, saat melihat itu Fahira sangat geram. Dia tidak menyangka jika di dalam peti itu masih ada seorang gadis kecil.
"Keluar kau! Atau aku bunuh anak ini!" teriak pria itu.
Fahira pun keluar dengan mengangkat tangannya ke atas, dia berjalan menuju kedua musuh yang sedang menyandera gadis kecil. Dia tersenyum tipis pada gadis kecil itu, dengan maksud agar gadis kecil itu tenang karena akan selamat.
"Rupanya hanya seorang wanita!" seorang pria berkata lalu dia tertawa.
Pria yang berkata itu mati seketika saat Fahira mengambil sebuah belati yang ada dibalik punggungnya. Dan melayangkan belati itu tepat tidak dadanya, pria yang satunya lagi ketakutan dia juga menodongkan senjata apinya pada gadis kecil itu.
"Lepaskan gadis kecil itu! Karena kau tidak akan bisa selamat kali ini!" Fahira berkata dengan nada dingin dengan senyum samarnya.
Pria itu masih saja menodongkan senjatanya pada gadis kecil itu, Fahira mengambil satu belati lagi untuk menghabisi satu orang musuh yang sedang ketakutan.
Jari pria itu mulai menarik pelatuk senjatanya tetapi dengan cepat Fahira melayangkan belatinya dan tepat mengenai kepala musuhnya. Sehingga dia terjatuh dan senjata api itu meletus, peluru yang keluar dari senjata pria itu mengenai lengan gadis kecil yang menjadi sandera.
Fahira langsung mendekati gadis kecil itu lalu melihat luka tembaknya, dia tersenyum lalu mengatakan tidak apa-apa. Dia pun berkata jika sudah keluar dari hutan ini luka tembaknya akan segera di obati.
"Tidak apa-apa, Kak!" Aku masih kuat, gadis kecil itu berbicara dengan bahasa Inggris.
Fahira tertegun, mungkin anak ini bukan anak penduduk biasa. Dia pun bergegas mengajak gadis kecil ini untuk menuju posisi Rosmalia dan yang lainnya. Dan gadis kecil itu pun berjalan mengikutinya dengan menahan rasa sakit dari luka tembak yang diterimanya.