Fahira masih berjalan menuju posisi Rosmalia, terdengar suara tembakkan itu menandakan jika posisi mereka sudah dekat. Dia mengatakan pada gadis kecil itu untuk selalu mengikuti apa saja yang dikatakan olehnya, semua itu demi keselamatannya.
Gadis kecil itu mengangguk, dia mengerti apa yang harus dilakukan olehnya dan dia juga tidak ingin membuat orang yang sudah menyelamatkannya itu dalam bahaya karenanya.
Fahira menyuruh gadis kecil itu untuk bersembunyi sebab dia sudah melihat Rosmalia dan yang lainnya masih berhadapan dengan Oskar. "Dengarkan aku—kau tetap di sini dan jangan berisik ya!" perintah Fahira pada gadis kecil itu.
"Baik!" jawab gadis itu singkat.
Setelah mendengar jawaban dari gadis kecil itu Fahira berjalan mendekat secara perlahan. Dia selalu waspada dengan ada yang di depannya, dia pun tidak tahu situasinya seperti apa saat ini.
Suara tembakkan terdengar kembali, satu per satu musuh sudah jatuh tidak bernyawa. Sekarang yang tersisa tinggal Oskar, dia terlihat sangat kesal dan ketakutan. Mungkin dia masih berpikir jika anak buahnya akan datang membawa senjata yang dibutuhkannya.
Sekarang Oskar benar-benar sudah kalah, Rosmalia dan yang lainnya sudah mulai mendekatinya untuk menghabisi pria yang tidak memiliki moral ini. Dia masih menodongkan senjatanya, kepada Rosmalia serta yang lainnya.
Fahira melihat seorang musuh yang masih bisa berdiri di belakang Rosmalia dan yang lainnya. Dengan cepat dia mengambil belati yang berada di sepatu boots-nya lalu melemparkan belati itu ke arah musuh yang hendak menyerang Rosmalia dari belakang.
Rosmalia yang menyadari belati terbang milik Fahira langsung menghindar. Dia melihat ke belakang seorang musuh yang terjatuh dengan belati tertancap tepat di keningnya.
"Bagaimana Oskar? Apa kau akan menyerah atau mati ditanganku?!" tanya Rosmalia yang sudah ingin menghabisi penjahat ini.
Oskar terkekeh-kekeh, dengan cepat dia menarik tangan Kazumi lalu menodongkan senjatanya padanya. "Tidak semudah itu kau bisa membunuhku!"
"Kau bodoh Oskar! Otakmu sudah rusak karena sering menyakiti anak-anak!" ucap Fahira untuk membuat Oskar kesal dan membuat kesalahan.
"Flower Girls—kau begitu sombong! Jika aku mati maka semua yang mengenalku akan mengejarmu hingga ke neraka untuk membalas atas kematianku!" Oskar berakta dengan penuh percaya diri.
Fahira berpikir mungkin Oskar adalah salah satu anggota mafia yang sudah merajai perdagangan gelap. Namun, dia tidak takut selama masih berada di jalur yang benar dan membela pihak yang benar. Itulah mengapa dia tidak pernah mau terikat dengan negara mana pun. Akan tetapi, negara Jepang sudah mengakui jika Flower Girls adalah agen rahasia penumpasan kejahatan.
Oskar berjalan mundur sembari menyandera Kazumi, dia mencium bau anak kecil. Indera penciumannya sangat kuat terhadap anak kecil, sehingga dia sangat yakin jika mangsanya ada di dekatnya.
Fahira mundur dan memperhatikan Oskar yang masih menyandera Kazumi. Dia lupa akan gadis kecil yang masih bersembunyi di balik pohon, sedangkan gadis kecil itu merasa ketakutan setelah melihat Oskar.
Rasa takut dalam diri gadis kecil itu semakin besar tatkala melihat dan mendengar suara Oskar. Dia kembali teringat akan malam itu yang membuatnya tidak bisa tidur setiap malam.
Gadis itu melihat Fahira, dia ingin segera mendekat padanya lalu berada di pelukannya. Dia tidak berpikir panjang lalu mengumpulkan tenaganya dan berlari menuju Fahira.
"Jangan kemari!" teriak Fahira yang melihat gadis kecil itu berlari ke arahnya.
Oskar menyeringai, dia melepaskan Kazumi lalu menangkap gadis kecil itu. Seketika gadis kecil berteriak histeris meminta tolong, dia tidak ingin bersama pria yang menakutkan ini.
"Hai gadisku yang manis—kita bertemu lagi, aku akan membawamu ke mana saja yang aku mau!" bisiknya di telinga gadis kecil itu.
"Tidak—aku mohon lepaskan aku! Aku tidak ingin ikut denganmu!" ucap gadis kecil itu sembari menangis.
Fahira geram karena Oskar begitu menjijikkan, dia hanya berani pada gadis kecil saja. "Lepaskan dia!" Fahira berkata dengan penekanan.
Oskar kembali menyeringai, dia berjalan mundur sembari membawa gadis kecil itu. Fahira meminta yang lainnya untuk berhati-hati dalam bertindak, dia tidak ingin gadis kecil itu kehilangan nyawanya.
Semuanya mengerti dan mengikuti perintah Fahira, mereka mengejar Oskar dan berusaha untuk menyelamatkan gadis kecil itu. Oskar terhenti saat di hadapannya sudah tidak ada jalan lagi, dengan kata lain jalan buntu. Hanya ada sebatang kayu yang menyilang ke seberang sana. Dan di bawah merupakan jurang terjal.
"Lepaskan dia—Oskar! Ini adalah terakhir kali aku meminta dengan baik-baik padamu!" Fahira berkata dengan nada datar tetapi masih terasa rasa kesal dari setiap kata-kata yang keluar dari mulutnya.
"Jika aku mati akan aku bawa gadis manis ini bersamaku!" Dia berkata sembari tertawa lepas, seraya dia sudah tahu tidak akan selamat kali ini.
"Rosmalia!" Fahira memanggilnya dan dia tahu apa yang diinginkan oleh Fahira darinya.
Rosmalia memberikan senjata api pada Fahira, dia mengatakan jika pelurunya hanya tersisa satu. Fahira tersenyum, dia tidak masalah hanya dengan menggunakan satu peluru saja itu sudah cukup untuk menghabisinya.
"Kau yang meminta ini Oskar!" ucap Fahira dengan nada dingin dan penuh dengan aura membunuh.
Dor!
Fahira menembakkan pelurunya tepat mengenai kepala Oskar, dan tubuhnya akan terjatuh ke bawah jurang. Dengan cepat Rosmalia berlari untuk menyelamatkan gadis kecil yang akan terbawa jatuh ke bawah jurang.
Rosmalia berhasil menarik lengan gadis kecil itu tetapi gadis kecil itu masih bergelantungan. Dia berusaha dengan keras untuk menarik gadis kecil itu.
Dia melihat tubuh Oskar yang di kelilingi oleh ular yang menempati jurang itu, tidak hanya satu ular saja di sana banyak sekali ular. Gadis kecil itu pun akhirnya selamat.
"Kematian yang mengenaskan!" ucap Fahira.
"Itu pantas untuk pria perusak sepertinya!" timpal Rosmalia.
Fahira tersenyum pada gadis kecil yang berada di gendongan Rosmalia, dia bertanya apakah sudah tenang. Gadis kecil itu mengangguk tetapi tidak mau melepaskan diri dari pelukan Rosmalia.
Rosmalia hanya bisa tersenyum dan menggendong gadis kecil itu, Fahira pun berkata untuk melanjutkan perjalanan. Mungkin Nisrina dan anak-anak yang lainnya sudah menunggu.
Mereka pun melanjutkan perjalanan untuk keluar dari hutan ini, Kazumi berbicara pada Fahira. Dia akan mengurus semua kekacauan di hutan ini, sehingga tidak akan ada yang tahu tentang Flower Girls.
Dia juga akan meminta bantuan pemerintah Jepang untuk mengurus semuanya. "Terima kasih karena sudah membantuku dan yang lainnya," ucapnya pada Kazumi.
"Itu sudah tugasku, lagi pula kau menghubungi nomor ponselku! Oia, bagaimana kau menghubungi nomor ponselku?" jawabnya sembari bertanya kembali padanya.
"Aku mendapatkannya dari seseorang, dia berkata jika aku dalam kesulitan hubungi nomor itu dan aku akan selamat!" Kazumi menjawabnya dengan tersenyum dan ternyata yang orang itu katakan benar.