Chereads / My Mafia Boy / Chapter 8 - MMB [07]

Chapter 8 - MMB [07]

"Rey kita dapat undangan untuk menghadiri pertunangan keluarga Cavear," ucap asisten Ran kepada Reyga. Bagi Reyga, asisten Ran sudah seperti saudaranya sendiri jadi mereka berdua tidak memakai bahasa yang formal.

"Keluarga Cavear? Itu nggak penting," ucap Reyga. Sekarang lebih penting bagaimana cara ia membujuk agar Cella tidak marah kepadanya.

"Tapi keluarga Cella juga datang dalam acara itu, kamu yakin nggak mau datang?" ucap asisten Ran.

"Kapan acaranya?" tanya Reyga.

"Nanti malam."

---

"Cella ayo cepetan sayang keburu acaranya selesai ntar," ucap Dania di depan kamar Cella.

"Iya ma sebentar," ucap Cella dan tak lama setelah itu ia keluar dari kamarnya.

Malam ini Cella mengenakan dress selutut berwarna biru laut dan dipadukan dengan high heels yang tidak terlalu tinggi membuat Cella terlihat sangat cantik pada malam ini.

"Cantiknya anak mama, pantesan banyak yang ngejar," ucap Dania sembari merapikan rambut Cella.

"Iya dong anaknya mama," balas Cella.

Setelah itu, Dania, Leo, dan Cella pun masuk ke dalam mobil dan melaju menuju acara pertunangan Angga, kakak dari Luna.

Selang beberapa menit, mereka sudah sampai di sebuah gedung yang cukup besar. Wajar saja karena keluarga Luna merupakan keluarga yang cukup terkenal. Sehingga pasti mengundang banyak tamu.

Saat Leo masuk ke dalam, ia langsung disambut oleh keluarga Cavear. Karena keluarga Leo adalah keluarga Declaurs, salah satu keluarga yang berpengaruh.

Cella langsung berjalan menghampiri Luna, karena jika bersama orang tuanya pasti hanya akan dikenalkan dengan rekan-rekan bisnis mereka.

"Luna!" panggil Cella begitu melihat Luna yang terlihat cantik dengan dress berwarna lilac.

"Gue kira lo mau dateng sama cowok lo," ucap Luna terkekeh kecil.

"Sembarangan gue mana ada cowok," ucap Cella.

Tiba-tiba ada Reyga masuk ke dalam gedung tersebut sehingga membuat perhatian seluruh tamu beralih ke Reyga.

Reon, ayah dari Luna langsung menyambut kedatangan Reyga. Hal itu karena keluarga Reyga jarang sekali menghadiri acara seperti ini.

Cella pun menjadi sedikit khawatir melihat Reyga datang.

"Anjir pokoknya jangan sampe tuh Reyga ngeliat gue," ucap Cella dalam hati.

Namun tiba-tiba pandangan Reyga tertuju pada Cella, hal itu sontak membuat Cella terkejut.

"Mampus Reyga ngeliat lo Cel," gumam Cella menggigit bibir bawahnya gelisah.

"Lo kenapa Cel?" tanya Luna merasa ada yang tidak beres dengan temannya itu.

"Eh gapapa kok Lun. Gue mau ke belakang dulu ya," ucap Cella dan langsung berjalan menuju toilet.

Cella menatap pantulan dirinya di cermin, ia membasuh tangannya di wastafel toilet.

"Kenapa Reyga pake dateng segala sih," ucap Cella menghela napas panjang.

"Kamu lagi ngehindar dari aku hm?" tanya Reyga yang tiba-tiba memeluk Cella dari belakang.

Cella terkejut setengah mati saat tangan Reyga melingkar di pinggangnya apa lagi di toilet.

"Siapa yang ngehindar," ucap Cella berusaha terlihat biasa saja. Padahal saat ini jantungnya serasa sedang marathon.

"Kamu," ucap Reyga. Ia memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya di bahu Cella.

"Kamu ngapain ke toilet cewek Rey," tanya Cella berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Mau nemuin kamu," jawab Reyga membuat Cella menepuk dahinya pelan.

"Keluar ih Rey ntar kalau ada yang masuk terus liat gimana," ucap Cella berusaha melepaskan diri dari pelukan Reyga.

"Oh ya dan satu lagi aku masih marah ya sama kamu gara-gara tadi siang," ucap Cella begitu sudah menghadap ke arah Reyga.

"Ya udah aku harus apa biar kamu nggak marah lagi sama aku?" tanya Reyga menatap Cella intens.

"Pikir aja sendiri," ucap Cella dan berjalan keluar dari toilet.

Cella sangat terkejut saat melihat ada dua bodyguard Reyga di depan toilet. Cella meringis kecil melihat hal tersebut.

"Lo dari mana aja Cel?" tanya Luna begitu melihat Cella berjalan ke arahnya dengan raut wajah yang bisa dibilang kesal.

"Abis nguji iman."

Keesokan harinya.

Hari minggu Cella merasa sangat bosan di rumah, ditambah lagi Reyga tidak menghubunginya sama sekali. Sebenarnya laki-laki ini sadar atau tidak kalau Cella masih marah?

Cella pun menekan nomor Luna.

"Lun lo sibuk kagak?" tanya Cella begitu Luna sudah menjawan panggilannya.

"Enggak sih, kenapa emang Cel?" ucap Luna di seberang.

"Keluar yuk."

"Boleh jemput gue ya Cel," ucap Luna terdengar bersemangat.

"Iya gue siap-siap dulu."

Tut tut tut.

Cella memutuskan panggilannya dengan Luna dan segera bersiap-siap.

"Cella kamu mau kemana?" tanya Dania yang melihat Cella hendak berjalan keluar rumah.

"Aku mau keluar bentar ma sama Luna," jawab Cella menghampiri Dania yang sedang duduk di ruang tamu.

"Ya udah pulangnya jangan malem-malem ya," ucap Dania dan dibalas anggukkan kepala oleh Cella.

Cella pun masuk ke dalam mobilnya dan melaju menuju rumah Luna.

Sesampainya di cafe.

"Saya pesen americano extra shoot no sugar ya mbak," ucap Cella membuat Luna terkejut.

"Kalau mbaknya apa?" tanya waiters cafe tersebut kepada Luna.

"Saya Frappuccino aja deh," ucap Luna.

"Baik silahkan ditunggu," ucap waiters tersebut dan berjalan pergi dari meja Cella dan Luna.

"Lo masih waras kan Cel?" tanya Luna memegang dahi Cella.

"Atau lo lagi galau ya? Atau ada masalah?" tanya Luna beruntun karena tidak kunjung dijawab oleh Cella.

"Kayaknya gue bentar lagi stress deh Lun," ucap Cella tiba-tiba dan langsung mendapat pukulan oleh Luna.

"Aduh kenapa mukul sih Lun," ucap Cella mengaduh kesakitan sembari mengelus kepalanya.

"Lo perlu disadarin Cel, kalau nggak ntar gue ketularan."

"Ini minumannya," ucap waiters sembari memberikkan pesanan Cella dan Luna.

Cella pun meminum americanonya yang tentu sangat pahit. Itu sudah bisa dipastikan hanya dengan melihat warnanya saja.

"Gimana Cel rasanya?" tanya Luna setelah melihat Cella meminum americaonya.

"Pahit banget anjir kek hidup gue."

---

"Ma aku berangkat sekolah dulu ya," ucap Cella tergesa-gesa memakai sepatunya.

"Kamu nggak mau sarapan dulu sayang?" tanya Dania yang bingung melihat Cella sangat tergesa-gesa.

"Nggak ma ntar di sekolah aja keburu telat. Bye ma, pa," ucap Cella dan segera naik ke mobil.

Cella melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju sekolah. Saat ini sudah menunjukkan pukul 06.47, Cella masih berharap ia tidak akan terlambat sekolah.

Semua ini disebabkan karena kemarin ia minum americano kemarin. Jadilah ia tidak bisa tidur semalaman, bahkan kantong matanya sudah melebihi panda.

Cella dibuat kesal karena jalanan pagi ini sangat macet sehingga ia terus membunyikan klaksonnya.

Tin tinn...

Pagi ini kesabaran Cella benar-benar diuji, sudah stress menjadi lebih stress lagi.

"Lelet banget sih orang udah lampu ijo juga. Ntar gue beliin jalan baru juga nih lama-lama."

to be continued...