"ALFIAN TOLONGIN INI KECOAKNYA DISURUH PERGI KEK," teriak Cella yang ketakutan karena kecoak tersebut terbang.
"Kecoak pergi ya," ucap Alfian seolah-olah berbicara kepada kecoak. Tentu saja hal itu membuat Cella kesal.
"YANG BENER AL," teriak Cella lagi.
"Ck iya," ucap Alfian yang sudah lelah mendengar teriakan Cella.
Alfian pun mengambil kecoak tersebut dan membuangnya ke tong sampah di depan perpustakaan. Cella hanya melihat dari kejauhan, tak berani untuk mendekat.
"Udah lo singkirin Al?" tanya Cella memastikan.
"Udah turun lo, ngapain berdiri di atas kursi begitu," ucap Alfian yang langsung membuat Cella bernapas lega dan turun dari atas kursi.
"Ya abisnya tuh kecoak ngagetin gue aja," ucap Cella yang sekarang sudah tidak merasa takut lagi.
"Pake acara terbang segala lagi," lanjut Cella.
"Bilang aja lo takut," ucap Alfian yang langsung mendapat pukulan dari Cella.
"Aduh, udah gue tolongin malah dipukul," ucap Alfian mengelus bahunya yang dipukul oleh Cella. Perlu diketahui bahwa kekuatan Cella itu sangat kuat dan berbahaya. Ya walau pun ia takut dengan kecoak.
"Iya makasih," balas Cella dan melanjutkan kegiatannya membersihkan rak buku.
Alfian hanya bisa mengelus dada sabar menghadapi wanita satu ini.
Selang beberapa menit kemudian.
"Lo udah selesai belum? Gue udah selesai," tanya Alfian yang sudah selesai menyusun buku.
Namun tidak ada jawaban sama sekali dari Cella.
"Cella," panggil Alfian namun tetap tidak ada jawaban.
Alfian pun berjalan menghampiri Cella, dan ternyata Cella malah sedang tidur.
Alfian hendak membangunkan Cella tetapi ia urungkan karena Cella terlihat sangat nyenyak. Namun waktu sudah menunjukkan pukul 17.11, sehingga ia harus membangunkan Cella. Karena hari sebentar lagi akan gelap.
"Cel, woi," ucap Alfian sembari menepuk bahu Cella.
"Anjir kebo juga ni anak," gumam Alfian.
"WOI CELLA BANGUN," teriak Alfian di telinga Cella dan benar saja setelah itu Cella terbangun.
"Astaga ada apaan sih teriak-teriak segala?" tanya Cella yang terlihat masih mengantuk.
"Kebo banget lo," ucap Alfian.
"Orang gue ngantuk," balas Cella sembari menguap dan merenggangkan tubuhnya sejenak.
"Lo mau nginep di sini?" tanya Alfian yang melihat Cella belum beranjak dari duduknya.
"Bentar gue lagi ngumpulin nyawa," ucap Cella.
"Ya udah gue tinggal," ucap Alfian yang sudah menggendong tasnya.
"ALFIAN TUNGGUIN."
---
Sesampainya di rumah Cella langsung membersihkan badannya. Cella melihat sebuah flashdisk di meja belajarnya.
Itu adalah flashdisk milik Alfian yang tadi terjatuh dan tidak sengaja Cella mengambilnya. Saat ia ingin mengembalikan kepada Alfian, justru Alfian sudah pergi terlebih dahulu.
Dari pada nanti hilang, jadi lebih baik Cella bawa.
"Gue balikin kapan ya?" tanya Cella sembari berpikir.
"Besok libur, ya udah gue kembaliin senin aja deh," ucap Cella dan menyimpan flashdisk tersebut di tasnya.
"Eh tapi kalau ini penting gimana," ucap Cella pada dirinya sendiri.
"Ah bodoamat," ucap Cella.
Namun berbeda dengan apa yang ia ucapkan, justru ia meminta nomor telepon Alfian kepada Luna.
Tentu saja tidak semudah itu, bukannya langsung memberikan nomor Alfian. Luna justru semangat menggoda Cella.
Cella pun akhirnya menghela napas lega saat Luna mengirimkan nomor telepon Alfian kepadanya.
"Gue telpon nggak ya?" tanya Cella bimbang kepada dirinya sendiri.
"Ah telpon aja deh," ucap Cella dan menekan nomor Alfian.
"Halo," ucap Cella hati-hati saat panggilannya sudah dijawab oleh Alfian.
"Halo siapa?" tanya Alfian di seberang, suaranya terdengar lebih dingin dari pada di saat di sekolah.
"Ini gue Cella," jawab Cella.
"Oh lo Cel kenapa?" tanya Alfian membuat Cella terkejut karena tiba-tiba nada suara Alfian berubah menjadi lebih hangat.
"Itu tadi flashdisk lo jatoh terus gue ambil. Pas gue mau balikin, lo malah udah pergi duluan."
"Pantesan gue cari-cari nggak ada," ucap Alfian setelah mendengar perkataan Cella.
"Ya udah gue balikin senin aja ya?" tanya Cella.
"Gue ambil besok aja deh ke rumah lo," ucap Alfian membuat Cella terkejut.
"Eh."
"Kenapa?" tanya Alfian.
"Gapapa, ntar gue kasih tau alamat gue," ucap Cella.
"Oke."
Tut tut tut.
Cella memutuskan panggilannya dengan Alfian dan memberitahukan alamat rumahnya kepada Alfian.
Keesokan harinya.
"Cella itu di luar ada temen kamu," ucap Dania dari depan kamar Cella.
"Hah siapa ma?" tanya Cella setelah membuka lintu kamarnya.
"Namanya Alfian kalau nggak salah," jawab Dania.
"Oh iya ma."
Cella pun mengambil flashdisk milik Alfian dan berjalan keluar menuju teras rumahnya.
"Kenapa nggak masuk aja?" tanya Cella kepada Alfian.
"Gapapa gue bentar doang," jawab Alfian membuat Cella menganggukkan kepalanya.
"Nih," ucap Cella sembari menyerahkan flashdisk berwarna putih tersebut kepada Alfian.
"Thanks Cel," balas Alfian.
"Bentar deh lo aneh ya. Kalau di sekolah bawaannya ngajak ribut mulu, tapi kalau di luar gini adem banget," ucap Cella heran.
"Jadi lo lebih suka ribut sama gue?" tanya Alfian yang membuat Cella otomatis menggelengkan kepalanya.
"Gue kan cinta damai mana ada mau ribut," ucap Cella membanggakan dirinya sendiri.
"Iya iya. Gue pulang dulu," ucap Alfian.
"Hati-hati," ucap Cella dan dibalas anggukkan kepala oleh Alfian.
Alfian pun menaiki motornya dan melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan wilayah rumah Cella.
Setelah itu, Cella pun langsung masuk ke dalam rumah.
"Itu siapa Cel? Selingkuhan kamu ya?" tanya Dania yang tiba-tiba ada di balik pintu, hal itu membuat Cella terkejut.
"Apaan sih mama ngaco deh. Orang dia cuma temen aku," ucap Cella.
"Ya kan kali aja kamu punya pacar di sekolah," ucap Dania.
"Enggak ma."
"Oh ya nanti temenin mama ya," ucap Dania membuat Cella mengernyit bingung.
"Mau kemana emang ma?" tanya Cella.
"Nyari gaun," jawan Dania.
"Gaun buat apa ma?"
"Jangan bilang kamu lupa, kan buat ke pertunangan kakaknya Luna sayang," jawab Dania membuat Cella menepuk dahinya pelan.
"Eh iya hampir aja aku lupa ma," ucap Cella dan hendak berjalan menuju kamarnya.
"Oh ya Cel," ucap Dania membuat Cella mengurungkan langkahnya.
"Kenapa lagi ma?" tanya Cella.
"Itu selingkuhan kamu, lumayan juga."
"MA DIA BUKAN SELINGKUHAN AKU."
---
"Ternyata semua ibu-ibu itu sama ya," ucap Cella yang melihat Dania sedang berbelanja.
"Ntar kamu juga gitu," ucap Reyga membuat Cella menoleh.
"Perasaan tadi mama cuma ngajak aku kenapa tiba-tiba ada kamu?" tanya Cella yang mengingat yadi tiba-tiba ada Reyga di depan rumahnya saat ia dan Dania hendak pergi.
"Emang nemenin ibu mertua belanja nggak boleh?" tanya Reyga yang langsung membuat Cella salah tingkah.
"Ayo." Tiba-tiba Reyga menarik tangan Cella dan membawanya ke suatu tempat.
"Sayang menurut kamu ini gimana?" tanya Dania kepada Cella. Namun ia tidak menemukan Cella maupun Reyga di belakangnya.
"Cella," panggil Dania dan melihat ke sekeliling namun tidak ada.
"Dasar anak muda, kerjaannya pacaran terus."
to be continued...