"Tumben lo dianterin Cel biasanya bawa mobil sendiri terus," ucap Luna saat bertemu dengan Cella di gerbang sekolah.
"Iya sekali-kali," ucap Cella tersenyum kecil.
"Kenapa lo keliatannya bahagia banget?" tanya Luna yang melihat sejak tadi senyum tak hilang dari wajah Cella.
"Kemarin gue ketemu sama pangeran," jawab Cella membuat Luna mengernyit heran.
Melihat Luna yang kebingungan, Cella segera bergegas menuju kelas meninggalkan Luna.
"Pangeran? Siapa Cel? Eh Cel, Cella!" ucap Luna dan berjalan menyusul Cella.
Karena tidak memperhatikan jalan, Cella tidak sengaja menabrak orang di depannya.
"Sorry gue nggak se- lo?" ucap Cella ketika melihat yang ia tabrak ternyata adalah Alfian.
"Pinter juga ya modus lo pake acara nabrak gue segala," ucap Alfian.
"Heh sembarangan, lo tuh yang jalan nggak pake mata," ucap Cella kesal sembari berkacak pinggang di depan Alfian.
"Ya soalnya gue jalan pake kaki," balas Alfian santai.
"Pokoknya lo yang salah, liat nih jidat gue sampe merah gara-gara ditabrak sama lo," ucap Cella menunjuk keningnya yang sedikit kemerahan karena tertabrak dada bidang Alfian.
Alfian memukul pelan kening Cella.
"Aduh kenapa malah lo pukul sih?!" ucap Cella mengaduh kesakitan.
"Ternyata lo pendek ya," ucap Alfian lagi-lagi membuat Cella kesal.
"Bisa-bisanya lo nabrak dada gue," lanjut Alfian membuat Cella harus menghela napas beberapa kali.
"Tau ah kesel gue sama lo jauh-jauh deh dari gue," ucap Cella dan kembali berjalan menuju kelas.
Alfian pun tersenyum kecil dan melanjutkan langkahnya.
"Cel kok lo baru aja sampe kelas? Perasaan tadi lo yang ninggal gue," tanya Luna saat melihat Cella baru sampai di kelas.
"Di jalan tadi gue ditabrak sama orang sinting," ucap Cella yang masih kesal.
"Perasaan tadi masih bahagia deh kok sekarang berubah jadi marah gini?"
---
"Hari ini mapel olahraga kita gabung sama kelas MIPA-3," ucap Adam saat jam pelajaran olahraga.
"Hah kok pake acara digabung segala?" tanya Cella.
"Karena guru olahraga MIPA-3 nggak berangkat jadi digabung," jawab Adam membuat seisi kelas berohria.
Setelah berganti pakaian, mereka turun ke lapangan untuk pelajaran olahraga.
"Selamat pagi semuanya," ucap Pak Han selaku guru olahraga.
"Pagi pak."
"Berhubung karena pak Yon hari ini tidak berangkat, jadi kelas 1 dan 3 digabung untuk pelajaran olahraga," ucap Pak Han.
"Baiklah untuk mengawali olahraga kalian pemanasan terlebih dahulu dan berlari mengelilingi lapangan sebanyak 3 kali."
Setelah Pak Han memberikan arahan, semua murid pun melakukan pemanasan dan berlari mengelilingi lapangan sebanyak 3 putaran.
"Karena kalian sudah penilaian basket kemarin, jadi hari ini bermain basket saja. Saya bagi dua tim yaitu tim kelas 1 dan kelas 3. Perempuan dan laki-laki dipisah, untuk pertama silahkan tim perempuan kelas 1 dan 3 terlebih dahulu," ucap Pak Han.
"Eh Cel lo kan jago, sana main," ucap Salsa teman sekelasnya.
Memang tidak usah diragukan lagi kemampuan basket Cella sangat bagus. Setelah memilih beberapa orang untuk bermain, tim kelas 1 dan 3 pun berkumpul di lapangan basket. Tentu saja setiap kelas menyoraki dan memberi semangat kepada kelasnya masing-masing.
Pak Han pun memberitahukan peraturan permainan basket.
Priitt
Pak Han pun meniup peluit dan permainan pun dimulai.
Saat ini tim Cella masih menguasai bola, ia mengecoh lawan dengan baik sehingga membuat tim lawan menjadi kebingungan.
Cella mengoper bola ke Rhea dan Rhea mendrible menuju ke ring basket namun ia dihadang oleh tim lawan.
Cella yang berdiri di dekat ring pun memberikan isyarat agar mengoper bolanya. Rhea pun mengoper bola ke Cella, tak mengulur waktu Cella langsung melempar bola menuju ring dan yap.
Masuk, poin pertama didapatkan oleh tim Cella. Permainan terus berlanjut dan dimenangkan oleh tim Cella dengan hasil 41:36.
"Gila hebat banget ya gue," ucap Cella memuji dirinya sendiri.
"Iya hebat banget lo Cel dapet three point," ucap Rhea dibalas kekehan kecil oleh Cella.
Sekarang adalah giliran untuk tim laki-laki bermain. Cella tadinya tak tertarik dan ingin segera berganti baju, namun Luna memaksanya untuk menonton permainannya.
"Ayo dong Cel bentar doang kok," ucap Luna melarang Cella pergi.
"Iya deh iya," ucap Cella pasrah dan Luna lun bersorak gembira.
Priitt
Peluit ditiup dan permainan pun dimulai. Cella menajamkan matanya saat melihat seseorang yang tak asing baginya dan ternyata itu adalah Alfian.
"Eh Lun Alfian kelas MIPA-3 ya?" tanya Cella membuat Luna melihat laki-laki yang Cella maksud.
"Oh Alfian itu iya," jawab Luna.
"Kenapa emang Cel? Tumben nanya beginian," tanya Luna karena tidak biasanya Cella bertanya hal seperti ini.
"Gapapa gue ada dendam kesumat sama tuh cowok," ucap Cella membuat Luna meringis kecil, habis sudah Alfian.
"Hati-hati ntar lo suka," ucap Luna menggoda Cella.
"Gue? Suka sama dia? Mana mungkin," ucap Cella mengibaskan rambutnya.
"Denger-denger dia nggak pernah deket sama cewek," ucap Luna.
"Masa sih? Dari muka-mukanya dia kayak playboy," ucap Cella sepertinya ia memang ada dendam kesumat dengan Alfian.
"Makanya jangan liat dari mukanya Cella," ucap Luna dan Cella hanya mengendikkan bahunya acuh.
Cella pun fokus melihat permainan basket tersebut.
"Lumayan juga," ucap Cella melihat bagaimana permainan Alfian.
"Siapa Cel? Alfian ya?" tanya Luna yang lagi-lagi menggoda Cella.
"Udah ah gue mau ganti baju," ucap Cella dan beranjak menuju kelas.
Tak sadar Alfian juga memperhatikan Cella sedari tadi.
Cella berjalan keluar dari toilet setelah selesai berganti baju. Namun saat baru saja keluar dari toilet tiba-tiba ia tertabrak, dan lagi-lagi itu adalah Alfian.
"Lo! Lo kenapa sih nabrak mulu mau bikin jidat gue benjol ya?!" ucap Cella kesal sedangakn Alfian di depannya memasang wajah tak berdosa.
"Lah salah gue?" tanya Alfian membuat Cella rasanya ingin mencakar wajah Alfian itu.
"Iya salah lo siapa lagi," jawab Cella dengan nada ngegas.
"Salah siapa pendek," ucap Alfian memancing emosi Cella.
"Loh kok lo body shaming sih? Emang semua cowok sama aja," ucap Cella mendengus kesal.
"Awas aja lo kalo jidat gue beneran benjol," lanjut Cella dengan nada mengancam.
"Emang kenapa kalo benjol? Lo takut nggak ada cowok yang mau sama lo ya," ucap Alfian membuat Cella harus menahan amarahnya.
Duk.
Cella menendang perut Alfian menggunakan lututnya sehingga membuat Alfian mengaduh kesakitan. Cella tersenyum puas melihat Alfian kesakitan.
"Anjir tajem banget lutut lo," ucap Alfian memegangi perutnya kesakitan.
"Makanya jangan main-main sama gue," ucap Cella dan berjalan menuju kelas mengabaikan Alfian yang kesakitan.
"Buset serem banget emang tuh cewek, kayak nenek lampir."
to be continued...