Kaki Rani mendadak terasa seperti jelly hingga sulit untuknya menopang tubuh.
Jantung gadis itu juga terus berdetak tak beraturan dan perutnya terasa mulas.
Jelas sekali bahwa gadis itu sedang merasa gugup.
"Tarik napas dalam-dalam, dan keluarkan perlahan dari hidung!" perintah Yudha yang sekarang sedang berdiri di dekat Rani.
Rani mengangguk pelan dan mengikuti perintah Yudha.
Gadis itu menarik napas sedalam mungkin, dan ia keluarkan perlahan dari hidung.
Sial! Tidak membantu sedikit pun.
Belum pernah Rani merasa segugup ini.
"Sudah waktunya, Ran! Atur napasmu lagi. Kau terlihat sangat kacau!" omel Yudha sambil mengarahkan tangan Rani untuk mengapit lengannya.
Kreeekkk!!!
Rani mempererat apitan tangannya di lengan Yudha, saat pintu gereja terbuka.
Para pengiring kecil juga sudah mulai melangkahkan kaki kecilnya menyusuri karpet putih dengan taburan bunga mawar merah yang terbentang menuju pendeta dan Rei yang sudah menunggunya di sana.