Tiba di Masjid Suyono melihat para santri belum semua masuk ke dalam. Sebelum melangkah masuk masjid Suyono membaca do'a.
" Allahummaf-tahlii abwaaba rahmatika ( Wahai Tuhanku, bukakanlah untukku pintu-pintu rahmat-Mu ) "
Suyono pun melangkah masuk. Dia melihat jam dinding yang menempel di atas dinding yang tak jauh dari pandangannya. Jam itu menunjukkan sekitar 7 menit waktu sholat dzuhur. Suyono mencari tempat untuk sholat sunnah. Di dekat sana ada seorang bapak-bapak memakai baju koko warna putih dan sarung warna paduan biru dan ungu dengan corak garis yang berbentuk kotak namun tak beraturan. Memaki kopyah warna hitam dan menggunakan sorban warna merah dan putih yang bercorak kotak-kotak seperti catur yang di sampirin di punggungnya.
Di tangan bapak-bapak itu sedang memegang tasbih warna hijau bening yang kalau terkena cahaya lalu di bawa ke tempat yang gelap bisa menyala hijau terang. Bapak-bapak itu dengan khusyu' terlihat bibirnya komat-kamit membaca wirid dan berdzikir sambil memejamkan matanya. Wajahnya seperti orang arab.
Sementara itu Suyono terlihat Khusyu'. Selesai sholat Suyono melihat ada santri yang terlihat lebih muda darinya yang sedang membawa microfon yang di pakai untuk adzan. Suyono bergegas menghampirinya.
" mas boleh saya yang adzan.. "
" oh sangat boleh mas…" balas santri yang wajahnya terlihat bersih dengan kulit kuning langsat,berwajah oriental dengan baju koko dan sarung yang rapi. Santri itu memberikan microfonnya ke Suyono. Suyono meraihnya
dengan senyuman. Tak jauh dari sana bapak-bapak berwajah arab masih terlihat khusyu' membaca wirid dan berdzikir dengan memejamkan mata. Suyono mulai berkumandang adzan.
" Allaahu Akbar,Allaahu Akbar…"
Saat suara Suyono berkumandang adzan. Bapak-bapak berwajah Arab itu membuka matanya lalu menyapu pandangan ke arah
Suyono. Heran mendengar suara Suyono yang enak di dengar dan berbeda dengan santri-santrinya. Bapak-bapak itu senyum melihat Suyono.
" Allaahu Akbar,Allaahu akbar..
Asyhadu an laa illaaha illallaah..
Asyhadu an laa illaaha illallaah..
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah..
Asyhadu anna Muhammadar rasuulullah..
Hayya 'alas-shalaah…
Hayya 'alas-shalaah…
Hayya 'alal-falaah..
Hayya 'alal-falaah..
Allahu Akbar, Allahu Akbar
Laa ilaaha illallaah.. "
Selesai Suyono berkumandang adzan . lalu mengangkat kedua tangannya yang masih memegang microfon,menengadah. Dan berdo'a.
" Allahumma robba haadzihid da'watittammah wassholatil qooimahj, aati sayyidanaa muhammadi wasiilata wal fadhillah wassyarofa wal darajatal 'aaliyatar rofii'ah,wab'atshu maqoomam mahmuudanilladzi wa'addah, innakalaa tukhliful mii'aad Yaa Arhamarraahimiin . ( Ya Allah,Tuhan yang memiliki panggilan yang
amat sempurna, dan sholat yang senantiasa didirikan, berilah karunia kepada Nabi Muhammad berupa tempat yang luhur, kelebihan, kemuliaan, serta derajat yang tinggi , tempatkanlah ia pada kedudukan yang paling terpuji sebagaimana yang telah engkau janjikan. Wahai dzat yang maha penyayang. ) "
Bapak-bapak berwajah arab itu terlihat kagum dengan Suyono.
Waktu pun berlalu. Selesai sholat Dzuhur . Di dalam masjid hanya ada beberapa santri dan juga Suyono. Di tangan masing -masing sedang memegang Al Quran,sedang mengaji.
Bapak-bapak berwajah arab itu berjalan di lorong masjid. Tak sengaja matanya melihat ke dalam masjid dan melihat Suyono masih disana sedang mengaji. Suaranya sangat merdu dan enak di dengar, tenang.
Bapak-bapak itu senyum melihatnya dan semakin kagum dengannya.
Suyono selesai mengaji lalu bersiap-siap. Tak lama setelah itu santri berwajah oriental tadi menghampiri Suyono.
" Assalamu'alaikum mas…"
Mendengar suara itu Suyono spontan menoleh ke arahnya " Wa'alaikum salam.."
" maaf mas kalo mengganggu waktunya…"
" oh tidak apa-apa, saya gak sibuk kok, kalo boleh tahu ada apa ya mas?"
" oh ya saya mau menyampaikan kalo habib perlu bicara sama mas..dan habib sedang duduk disana.." ucap santri berwajah cina itu dengan santun sambil tangan kanan menunjuk ke arah habib yang di maksud.
Suyono menyapu pandangan ke arah yang di tunjuk santri tersebut. Dan yang di maksud anak santri itu adalah bapak-bapak berwajah arab tadi.
Di depan sana bapak berwajah arab itu senyum sambil duduk sila. Santri berwajah Cina itu langsung mengajak Suyono menghampirinya.
" mari mas saya antar kesana.."
" ya mas makasih…"
Suyono dan santri itu menghampiri bapak berwajah Arab. Tiba disana Suyono masih canggung. Santri yang sama Suyono langsung sungkem ke bapak berwajah Arab tersebut. Di sini bapak berwajah Arab itu terlihat sangat di hormati.
" saya pamit habib,Assalamu'alaikum.."
" Wa'Alaikum salam …"
Anak santri berwajah Cina itu pergi dari sana. Suyono mengamati kepergiannya lalu spontan sungkem sama Bapak berwajah Arab.
" Assalamua'Alaikum habib.. " salam Suyono menirukan sebutan dari santri Cina itu untuk bapak-bapak yang duduk sila di depannya.
" Wa"Alaikum salam…sini duduk dekat saya.." balasnya santun dengan senyuman dan agak berwibawa. " hai anak muda siapa namamu…? " sambungnya.
" nama saya Suyono pak.."
Bapak berwajah Arab itu mangut-mangut dan kembali bertanya. " nama saya habib Ali Imron.. kalo disini saya biasa di panggil dengan sebutan habib Ali, saya mengajar di pondok pesantren ini.."
Suyono mulai faham dan manggut-mangut. "senang bisa berkenalan dengan habib.."sambung Suyono
" sama-sama….oh ya anak muda dari mana asalmu..?"
" saya dari dan lahir di Kota Gresik bib…"
Mendengar tempat kota Gresik. Habib Ali langsung kaget. Beliau kembali bertanya.
" jadi kamu berasal dari kota Gresik…?"
" benar habib…?"
" Gresiknya dimana ?"
" saya tinggal di Gresik Kelurahan Karang Turi .."
" Masya'Allah berarti kamu dekat dengan keluarga kecil saya..mereka tinggal di kelurahan Lumpur.."
" oh itu sangat dekat dengan rumah saya habib.."
" hmmmm….ya ya ya…" balas Habib Ali sambil mangut-mangut.
" kalo abah minta tolong sama Suyono, bisa kah…?"sambungnya.
" dengan senang hati habib… pertolongan apakah yang bisa Suyono bantu ?"
Bapak berwajah Arab itu mangut-mangut sambil senyum. " Mari ikut ke ruangan saya.."
Suyono dengan sigap meraih tas bawaannya lalu membantu habib Ali bangkit dari duduknya dan lalu bergegas pergi dari sana.
Tiba di ruangan habib Ali dan Suyono masuk ke dalam ruangan. Ruangan yang sangat rapi dan bersih juga terlihat seperti ruangan guru sekolah. Di depan sana terlihat sebuah meja yang di atasnya terdapat kipas kecil warna putih dengan baling-baling warna hijau muda ,ada juga sebuah pigura , berkas-berkas dan sebuah wadah bulpen yang terbuat dari kayu yang berbentuk persegi panjang. Di sebelahnya ada satu kursi untuk tempat duduk habib Ali sementara di depannya ada dua kursi untuk tamu. Di sana juga ada sebuah lemari kayu yang di atasnya terdapat beberapa piala atau trophy. Di sampingnya ada dinding yang mengarah ke barat ada dua pigura foto presiden dan wakil RI era tahun 70 an yaitu bapak Presiden Soeharto dan Wakil Presiden bapak Hamengkubuwana IX .
Suyono masih membawa tas. Suyono kagum melihat ruangan Habib Ali. Di tambah lagi Ruangan dengan aroma wangi khas orang Arab " Hajrul Aswad ".