Suyono tiba di depan rumahnya. Dia sedang mengetuk pintu.
" Tok..tok..tok.. Assalamu'alaikum…Tok…tok..tok"
Tak lama pintu itu terbuka. Di hadapan Suyono terlihat seorang perempuan yang lebih tua darinya dengan rambut panjang yang di kuncir satu, ikatanya agak sedikit ke bawah. Perempuan itu menggunakan baju kemeja polos lengan panjang warna putih tulang dan rok bahan warna hitam. Umurnya sekitar 25 th. Dia adalah mbak Har, pembantu Bu Sumiati.
" Wa'alaikum salam..eh mas Yono sudah pulang, mari masuk" balas Mbak Har
" iya mbak…makasih"
Suyono spontan langsung masuk. Mbak Har dengan santun menutup pintu kembali dan menguncinya. Suyono berjalan ke arah kursi tamu . Dia langsung meletakkan tasnya dan lalu rebahan di sana. Wajahnya terlihat sangat lelah.
" kok rumah sepi mbak… yang lain pada kemana"
" bu Sumi lagi ada kerjaan rias pengantin mas, kalo bapak gak tahu kemana cuma keluarnya pas habis sholat Isya' tadi,mas…"
" oh ya udah mbak makasih.."
" mas yono mau mbak Har ambilin minum…"
" gak usah mbak makasih…"
" kalo begitu mbak Har masuk ke dalam ya mas…kalo mas Yono perlu apa-apa ,panggil mbak Har aja.."
" iya mbak…"
Mbak Har masuk ke dalam. Sementara Suyono melipat kedua tangan lalu di sandarkan dengan kepalanya . Tatapan matanya mengarah ke langit-langit ruangan di sana. Wajahnya terlihat datar,di dua bola matanya terlihat jelas seperti ada beban yang sangat berat. Di ruangan itu Suyono sangat kesepihan.
Langit sudah terang. Sepasang burung sedang terbang dan hinggap dari ranting pohon ke pohon yang lain. Kicauannya menandakan kalau sepasang burung itu seperti saling mencinta. Dedaunan terlihat sangat segar disana.
Suyono terlihat berjalan di sebuah gang. Tangan kanannya terlihat membawa Surat. Amanah yang di pesan sama habib Ali. Suyono mengamati Tulisan yang ada di Surat. Di Surat itu terlihat bahwa alamatnya tanpa Nomer. Suyono bingung. Tak lama di dekat sana ada seorang pemuda yang sebaya dengan Suyono ,perawakannya agak gemuk.
" mas… maaf mau tanya..?"
Pemuda berbadan gemuk itu berhenti.
" saya mau cari rumah Bu Asmah… tapi saya lihat alamat dari surat ini tidak ada nomernya, jadi saya bingung..mas bisa bantu saya?"
" maksudnya Mak Asmah yang jual ikan di pasar yah.."
Suyono yang masih belum kenal bu Asmah jadi bingung.
" hmmm… kurang tahu sih…. cuma ini saya dapat amanah dari habib Ali.."
Pemuda itu juga ikut bingung. Karena di gang itu tidak ada yang berstatus habib. Karena di gang itu habib Ali hanya di kenal orang biasa saja.
" habib Ali….? kalo di sini sih adanya Mak Asmah istrinya pak Ali orang Arab ,mas.."
Suyono yang tahu perawakan habib Ali langsung faham dengan omongan pemuda tersebut.
" oh ya mas bener.. mungkin yang mas maksud orang yang saya cari.."
" oh ya ya… rumah Mak Asmah itu yang rumah kayu di sana mas,yang warna coklat "ucap pemuda gemuk itu sambil menunjuk rumah yang seperti gubuk.
Suyono yang sudah tahu rumah Bu Asmah langsung mangut-mangut.
" makasih mas sudah di bantu.."
" sama-sama mas…mari.."
" ya mari…"
Pemuda itu langsung pergi dan Suyono bergegas dari sana menghampiri rumah mak Asmah. Di depan sana Rumah mak Asmah terlihat sangat miris. Terlihat kalau mak Asmah bukan orang yang mampu. Rumah dengan tembok yang tebuat dari kayu persegi panjang yang di susun sejajar yang di dinding kayu itu ada lentera yang menggantung. Lentera itu nampak berdebu dan berasap bekas seperti sering di pakai untuk menyalakan api yang berfungsi untuk menerangi ruangan. Di rumah itu tidak ada listrik. Dalam hati Suyono merasa kasihan dengan kehidupan mak Asmah. Rumah itu nampak tertutup rapat.
" Assalamu'Alaikum…." sapa Suyono dengan salam tanpa mengetuk badan pintu.
Suyono tahu keadaan rumah yang pintunya sangat tidak memungkinkan kuat kalau di gedor. Jadi Suyono hanya menyapa dengan salam.
" Assalamu'Alaikum…."
Suyono menunggu namun tidak ada yang membalas salam dan membuka pintu. Dengan sabar Suyono menunggu.
Tak lama setelah itu ada pemuda berwajah oriental yang lebih tua dari Suyono menghampirinya. Pemuda menggunakan kaos oblong putih dan pake sarung corak abu-abu.
" Assalamua'Alaikum…" sapa pemuda berwajah oriental tersebut.
" wa'alaikum salam…"
" lagi nyari siapa cak..?"
" ini cak….saya lagi dapat amanah dari guru saya yang namanya abah Ali untuk mengantarkan surat ini untuk mak Asmah.."
" oooohhh buat Mak Asmah…"
" hmmm iya cak .."
" Mak Asmah lagi jualan ikan cak di pasar….."
" ohhh kira-kira pulangnya jam berapa ya cak…"
" wah kurang tahu cak… soalnya pulangnya gak pasti… atau begini saja… surat itu titipin ke saya…nanti kalo Mak Asmah sudah pulang..saya sampaikan sama mak Asmah…kebetulan saya sepupunya Mak Asmah…nama saya cak Nan"
" oalah cak….boleh-boleh kalo begitu… matur suwon cak.." balas Suyono sambil memberikan surat kepada cak Nan.beliau pun menerimanya.
" kalo begitu saya pamit dulu cak…" sambungnya.
" ya… ya.."
" Assalamu'alaikum…"
" Wa'alaikum salam…."
Suyono pun berlalu. Dia seperti sudah lega sudah mengantarkan amanah dari habib Ali. Cak Nan mengamati Suyono pergi dengan senyuman.
Di sini Cak Nan orangnya sangat baik dan santun. Dia juga sudah di anggap Mak Asmah seperti anak sendiri. Langkah Suyono semakin jauh. Cak Nan lalu mengamati nama di surat itu, nama yang tertulis atas nama Pak Ali Imron untuk Bu Asmah,wajahnya senyum tipis.
Suyono tiba di rumahnya.
" Assalamuallaikum.."
Ternyata di ruang tamu sudah ada bu Sumiati dan seorang gadis berkulit hitam manis. Begitu melihat Suyono gadis itu terlihat sangat suka. Gadis itu menunduk malu. Pipinya merah merona. Sambil senyum yang sangat manis. Gadis ini memang sangat manis.
" Wa'allaikum salam…"
Suyono kaget kalau bu Sumiati yang jawab. Biasanya bu Sumiati ini jarang di rumah karena sibuk dengan pekerjaannya.
" habis dari mana yon ? " tanya bu Sumiati lembut.
" habis nganterin amanah dari habib bu.."
" oh…."
" Yono ke dalam dulu bu.."
Begitu Suyono hendak melangkah . Bu Sumiati memanggil.
" eh yon..yon…sini sebentar deh.. ibu mau kenalin kamu sama anak temen ibu.."
Suyono nurut dan duduk di samping bu Sumiati.
" dek Um.. kenalin ini anak mbak Sumi namanya Suyono.."
Bu Sumi menyenggol bahu Suyono dengan bahunya. Karena duduk Suyono dan bu Sumiati sangat deket jadi tidak kelihatan kalau bu Sumiati kasih kode ke Suyono agar salaman sama Gadis ini. Suyono faham maksud bu Sumiati. Suyono langsung berjabat tangan dengan gadis yang ada di dekat sana.
" saya Suyono.."
Gadis itu masih malu-malu dan akhirnya dia berjabat tangan dengan Suyono.
" saya Ummi Hijroh.."
Kemudian mereka saling melepas tangan masing-masing. Ummi seperti ada rasa sama Suyono namun Suyono malah sebaliknya.
Dan Ummi belum tahu. Namun dengan merasa percaya diri. Ummi berpikir Suyono juga suka padanya.
" namanya cantik ya yon.."
Suyono hanya senyum tipis pada bu Sumiati.
" bu… Yono ke dalam dulu yah..soalnya Yono mau dagang.."
" ya sudah.."
Suyono beranjak. Bu Sumiati nyeloteh lagi.
" Yon gak pamit sama Ummi..?"
Suyono dengan paksa menuruti kemauan Bu Sumiati.
" Mi..aku ke dalam dulu yah.."
" ya mas.."
Bu Sumiati malah senyam-senyum usil.
Suyono berlalu dari sana. Ummi mengamatinya. Lalu menunduk senyum.