Chereads / SURGA CINTA ANAK ADAM / Chapter 9 - Surat dari habib Ali untuk keluarga

Chapter 9 - Surat dari habib Ali untuk keluarga

Ummi jalan di sekitar pasar dekat rumahnya. Dia terbayang dengan wajah Suyono saat berkenalan tadi. Ummi juga tersenyum saat membayangkan bersalaman dengan Suyono. Ummi mengela nafas seperti lega bertemu dengan seseorang yang dia suka. Ummi terus melangkah. Dia menyapu pandangan kanan-kirinya dengan wajah ceria. Bersamaan dengan itu Ummi melihat sahabatnya yang sibuk bawa belanjaan.

" Lunaaaaaa…." seru Ummi

Luna yang merasa namanya di panggil . Dia menoleh.

" Ummiiiiii..."

" hey….hehehe…"

" habis dari mana kok sumringah ( ceria ) banget.."

" tahu gak ..aku barusan ketemu sama cowok ganteng banget…

sudah begitu aku sama dia salaman…"

" oh ya….. pantesan sumringah, hehehe….."

" dan satu lagi .."

"apa..?"

" aku sudah dapat kerjaan.."

" oh ya di mana…"

" aku bantuin orang merias pengantin…"

" wah lumayan tuh… nanti kalau aku pengen di make up gak jauh-jauh deh..tinggal minta di make up-in sama kamu…"

" hehehe iya deh..eh ngomong-ngomong kamu belanja banyak banget…"

" iya… biasa bantu orang tua belanja buat kebutuhan rumah.."

" sini aku bantuin.."

Ummi langsung menyambar bawaan Luna.

" makasih ya mi…"

" kita kan sahabat,hehehe…

Luna membalas dengan senyuman. Mereka lalu jalan bersama. Rumah mereka memang berbeda gang. Luna ini salah satu sahabat Ummi yang sangat peduli sama Ummi. Luna hidup dari keluarga sederhana. Berbeda dengan Ummi yang cuma tinggal di sebuah gubuk yang hanya bertembok rajutan kayu. Namun Ummi tetap

bersyukur dengan kehidupannya

Malam itu, Ummi tiduran sambil membayangkan kejadian tadi pagi saat bertemu dengan Suyono. Ummi senyam - senyum. Dia menarik bantal yang ada di sampingnya lalu di tutupin di wajahnya , merasa gemas. Bersamaan dengan itu mak Asmah datang dan melihatnya.

Mak Asmah senyum bahagia. Baru kali ini melihat anaknya sebahagia ini padahal Ummi kalau di rumah suka merenung. Merenungkan tentang rindu dengan habib Ali.

" Ummi..."

Ummi spontan kaget karena mak Asmah sudah ada disana. Ummi langsung duduk di atas kasur.

" emaaaakk…sejak kapan emak di sini.."

" sejak kamu gemes sama bantal kamu"

Ummi jadi tersipu malu.

" kayaknya gadis manis emak yang satu ini lagi bahagia… ada apa anakku? Mak gak pernah melihat kamu sebahagia ini sebelumnya."

" Ummi cuma merasa senang aja kok mak…"

" yakin…"

Ummi ngangguk-ngangguk sambil senyum.

" ya sudah kalau begitu mak mau belanja ikan dulu buat jualan besok. "

" mau Ummi bantu mak..?"

" gak usah nak..kamu pasti capek habis bantu Bu Sumi merias pengantin.."

" Ummi masih kuat kok mak.."

" sudah gak apa-apa biar mak sendiri aja.. kamu istirahat yah.."

" ya mak,hati-hati ya mak.."

" iya… Assalamuallaikum.."

" wa'alaikum salam…"

Mak Asmah bergegas keluar. Di depan kamar mak Asmah masih terheran dengan sikap Ummi tadi.

" kenapa Ummi sebahagia tadi yah…apa Ummi sudah tahu kalau bapaknya kirim surat..?"

Kisah sore tadi. Mak Asmah pulang kerumah sambil bawa bak yang berukuran sedang. Mak Asmah habis jualan di pasar. Bersamaan

dengan itu Cak Nan datang menghampiri mak Asmah.

" mak…mak..mak.." seru Cak Nan

Mak Asmah menoleh ke arah cak Nan.

" ada apa Nan ?"

Cak Nan meraih tangan mak Asmah dan menciumnya .

" Assalamuallaikum…"

" wa"alaikum salam…."

Setelah itu Cak Nan mengambil surat yang di letakan di lipatan sarung yang di pakainya. Lalu menyodorkan ke Mak Asmah.

" ini mak..tadi pagi ada anak muda nganterin surat ini amanah dari pak Ali. "

Mak Asmah meraih surat dari cak Nan. Mak Asmah membuka surat itu dan spontan kaget. Matanya menatap kedepan dan terlihat tajam. Mak Asmah sebenarnya sangat membenci Habib Ali. Karena dirinya merasa di bohongi.

" Nan… jangan kasih tahu Ummi kalau bapaknya kirim surat kesini. "

" lho kenapa mak…bukannya Ummi sangat merindukan bapaknya."

" sudah soal masalah itu biar mak yang urus,pokoknya kamu jangan kasih tahu Ummi.."

" ya mak…kalau begitu Nan pamit balik mak,Assalamuallaikum…"

" wa'alaikum salam .."

Cak Nan kembali mencium tangan mak Asmah kemudian berlalu.

Mak Asmah masih terdiam paku di depan kamar.lalu tersadar.

" gak mungkin Nan kasih tahu Ummi dan surat itu sudah aku simpan di dalam baju-bajuku."

Mak Asmah kemudian berlalu dari sana. Ruangan disana hanya terpancar cahaya bolam lampu yang berwarna kuning.

***

Pagi yang cerah di sebuah pinggiran laut banyak ikan-ikan laut yang berkeliaran di sana. Seperti kepiting kecil yang berjalan di tepi laut terlihat sangat lucu sekali,dan juga ada ikan yang nyangkut di pinggiran laut terkadang kalau banyak anak-anak kecil sering di ambilnya. Tapi kalau tidak ada biasanya ombak air laut yang biasa

menariknya membawa ke laut.

Nampak Ummi sedang berdiri tegak dengan tangan di angkat sampai seukuran pundak. Mata Ummi terpejam,bibirnya tersenyum. Dia seperti merasakan suara air laut yang menabrak batu karang. Dan seperti merasakan udara yang sejuk. Di telinga Ummi terdengar suara burung yang berterbangan di sana. Ummi menghela nafas .

Dia menyapu pandangan di kanan kirinya.

" Pak,coba bapak ada di Gresik Ummi pengen curhat sama bapak… hari ini Ummi senang sekali pak.. Ummi seperti merasa bertemu dengan orang yang ingin jadi pendamping Ummi.. kalau ada bapak kan bisa bantu cari solusinya… pulanglah Pak, Ummi Rindu…." batin Ummi.

Kemudian Ummi menunduk sedih seperti benar-benar merindukan sang Bapak.

Bersamaan dengan itu sahabat-sahabat Ummi bermunculan. Ummi hanya menoleh saja sambil tangan di angkat sampai ke bagian alis guna untuk menutupi pancaran matahari di pagi hari. Karena sahabat sahabatnya tertutup pancaran sinar matahari.

" Ummmiiiiiiiiiiiiiii….." seru Luna

Luna datang bersama Hindun dan Siti. Mereka menghampiri Ummi dengan lari kecil.

Tak lama setelah itu mereka tiba di sana.

" Ummmiii di cariin gak tahunya di sini…" kata Hindun

" iya nihhh…kayak udah gak kita.." sahut Siti

" hehe maaf lagi bahagia soalnya,hehe.."

" bahagia? Cerita donk ke kita.." sahut Siti

" jadi gini manteman si Ummi ini lagi kasmaran sama cowok.." sambung Luna

" lho Ummi udah pacaran " sahut Siti

" eh belum…. aku belum pacaran sama cowok itu.."

" lha kok…."

" jadi begini manteman… aku kan ikut kerja sama orang kenalan dari emakku.. nah si orang itu punya anak cowok dan anaknya cakep banget.. aku suka.."

" terus..terus.." kepo Siti

" terus pas aku selesai merias pengantin di ajak sama orang itu di rumahnya dan kita sempat salam-salaman…"

" hmmmmm pantesan bahagia banget…" ucap Hindun

" Miiii kalau bisa yah, kamu cepat-cepat pacaran sama dia. Ntar keburu di ambil orang lho….."

" iiiiiiihhhh Siti jangan nakutin-nakutin donk…"

" heeeeyyy lagi musim lho yang kayak begituan, ( Siti menyapu pandangan ke yang lain ) ya gak manteman..?"

Luna dan Hindun manggut-manggut.

" terus aku harus bagaimana?"

Semua langsung mikir. Siti langsung sendakep tapi tangan kanannya di angkat sambil Jari telunjuknya di gerak-gerakin lalu di gesekin di hidung seperti nyari Ide. Luna dan Hindun menyapu pandangan lain dan juga mencari ide.

Sementara Ummi menunggu jawaban dari

teman-temannya. Di sini Siti anak yang paling nyerocos dari pada yang lain. Berbeda dengan Luna dan Hindun yang lebih pendiam. Tak lama setelah itu Siti menemukan idenya.