Malam itu Suyono tiba di Gresik. Dia turun dari angkot warna biru muda. Suyono menjinjing tasnya di bahu sebelah kiri.Di sana nampak sebuah pasar. Beraneka ragam penjual di sana. Ada yang jual kembang , ada yang jual ikan, ada yang jual daging ayam dan sapi. Ada yang jualan panci dan lain-lain. Di pasar itu juga ada ruko tapi sudah pada tutup karena hari sudah malam. Hanya ada pedagang kaki lima saja yang ada di pinggir jalan.Semua yang ada disana pada sibuk dengan aktifitas masing-masing.
Suyono nampak mengambil sesuatu di dalam tasnya. Dia meraih sebuah surat yang di amanahkan oleh habib Ali. Dia menatap tulisan yang ada di surat. Sebuah alamat yang bertuliskan
DARI : BAPAK ALI IMRON DI JOMBANG
UNTUK : KELUARGAKU TERCINTA
IBU ASMAH
JLN. SINDUJOYO GANG X ( MASUK GANG LANGGAR GEDE )
Suyono masih mengamati tulisan dalam surat tersebut. Dia bingung mau antar surat malam itu atau besok pagi. Karena Suyono berdiri di tempat dua pilihan jalan. Jalanan yang tepat di depan matanya itu adalah arah jalan pulang ke rumahnya dan sebaliknya adalah jalanan menuju tempat keluarga habib Ali . Suyono berpikir karena hari sudah malam . Dia jadi mengurungkan untuk mengantarkan surat yang sudah di amanahkan oleh habib Ali.
" sepertinya besok saja aku antarkan suratini.. lagian hari sudah malam… gak enak juga kalo bertamu di rumah orang malam-malam begini.." ucap Suyono dalam batinnya.
Tangan kanannnya masih memegang surat sambil mata melihat ke arah jalanan menuju rumah keluarga habib Ali. Tanpa berpikir panjang Suyono pun mengurungkan niatnya dan berbalik arah menuju jalan pulang
***
Nampak sebuah acara manten . Acara sangat ramai dengan musik jawa timuran. Meskipun acaranya belum di mulai namun Orang-orang di sana terlihat sangat sibuk . Di sana juga terlihat ada panggung yang gak terlalu tinggi . Ukurannya mungkin setinggi lutut orang dewasa. Di atas panggung itu sudah ada beberapa alat musikntradisional Jawa Timur seperti.
1. Angklung Reog
Alat musik yang terbuat dari bambu dengan hiasan benang warna merah dan kuning ini merupakan sebuah alat musik yang sering di gunakan untuk mengiringi kesenian Reog Ponorogo di Jawa Timur, Angklung Reog dibuat melengkung sedikit,meskipun begitu bambu tersebut di tata dengan rapi dan indah.
2. Bonang
Alat musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul / ditabuh pada bagian yang menonjol menggunakan alat pemukul khusus. Keunikan dari alat music adalah terdapat beberapa gong-gong kecil,banyak orang yang menyebutnya ceret atau pot yang disusun berbaris pada bingkai kayu yang sudah di bentuk. Sementara itu ada beberapa sebutan khusus untuk alat musik tradisional bonang ini, yaitu:
- Bingkai kayu pada alat musik bonang disebut Rancak.
- Baris pertama Bonang disebut Jaleran atau Brunjung.
- Baris kedua Bonang di sebut Setren atau Dhempok.
3. Gamelan
Bentuk dan bahannya gamelan dapat di kelompokkan ke dalam tiga jenis berikut. Bilah ( Wilahan ) adalah gamelan yang berupa logam ( besi atau perunggu ) dan kayu . contohnya adalah saron ,peking demung, gender, gembang. Pencon ( pencu ) adalah gamelan yang terbuat dari logam dan berbentuk cekungan.
4. Ketipung
Bentuk dari ketipung menyerupai gendang hanya saja memiliki ukuran yang lebih kecil. Ketipung terbuat dari kayu kemudian di berikan lubang berukuran 20 cm - 40 cm tergantung dari keinginan pembuatnya. Cara memainkan alat musik ketipung adalah dengan cara di pukul.
5. Terompet Reog
Terompet reog terbuat dari kayu atau bambu dan juga tempurung kelapa. Cara memainkan terompet ini dengan cara di tiup. Bentuk terompet ini sangat unik dengan ukuran besar di ujung bawah dan mengerucut mengecil di bagian yang di tiup serta ada sekat yang terbuat dari tempurung kelapa dengan bentuk yang menyerupai kumis. Di samping itu terompet Reog juga memiliki 6 lubang yang berfungsi mengatur nada serta 1 lubang di pakai untuk meniup.
Acara di sana terlihat cukup mewah. Banyak juga orang-orang yang ingin menonton pengantin dan juga suguhan acaranya.Di sebuah kamar pengantin. Terlihat sudah di desain hiasan khusus pengantin dengan kain warna putih tulang . Ada lampu pararel yang kerlap-kerlip. Ada bunga-bunga hias yang sudah terpampang di dinding. Ada juga taburan bunga mawar merah yang masih segar di atas kasur pengantin.
Tak jauh dari sana ada sebuah lampu pijar yang menyala terang yang terpasang dengan posisi miring. Lampu pijar dengan kabel panjang yang di bagian kaki lampunya ada lilitan tali rafia warna hitam dan di sambungkan ke paku yang sudah terpasang di dinding. Posisi lampu itu berarahan dengan seorang pengantin perempuan yang sedang duduk di kursi besi lipat yang beralaskan bantalan kain warna putih.
Pengantin itu nampak di dandani sama seorang ibu-ibu memakai kerudung biru muda berbaju batik coklat dengan rok hitam panjang dan berkacamata berbentuk lingkaran yang sedikit lebar. Ibu-ibu berkerudung itu tak lain lagi adalah Bu Sumiati. Di depannya sudah ada alat-alat perias pengantin atau alat-alat make up yang di letakkan di sebuah tempat berbentuk persegi warna hitam yang berukuran 30x20 cm. Bu Sumiati sangat telaten merias pengantin. Selain merias pengantin Bu Sumiati juga menyewakan kuade. Usaha bu Sumiati ini sangat di kenal banyak orang. Sampai di luar kota Gresik pun sudah di jajahi sama Bu Sumiati. Untuk masalah kuade sudah di tangani beberapa anak buahnya.
Sementera untuk merias pengantin Bu Sumiati tidak menggunakan jasa orang lain ataupun asistan. Pengantin perempuan itu terlihat sangat cantik. Dibagian dahi yang sudah di Paes . Rambut yang sudah di sanggul dengan sebutan Bokor mengkurep. Juga memakai hiasan rambut seperti cunduk mentul yang jumlahnya ganjil dan ronce melati tibo dodo. Hasil riasan bu Sumiati sangat tidak di ragukan. Dan terpercaya.
" nah ….. make up nya sudah Rapi kembali.. wes ayu ( sudah cantik ) .. sekarang tinggal lanjut acaranya.." ucap Bu Sumiati pada pengantin perempuan.
" matur suwon bu Sumi…"
" sami-sami… ( sama-sama )"
Pengantin perempuan itu lalu beranjak dari tempat duduknya. Di iringi dengan Bu Sumiati. Pengantin Perempuan itu berjalan ke arah pintu dengan sangat anggun. Bu Sumiati juga terlihat sangat hati-hati memegang tangan pengantin. Ketika pengantin laki-laki dan perempuan muncul. Gending -gending Ngantenan atau musik iringan pengantin pun berbunyi.
Terlihat para undangan dan penonton yang ada di sana sangat kagum. Bu Sumiati nampak membantu pengantin perempuan dan laki-laki duduk di kursi pelaminan. Setelah itu bu Sumiati pergi dari sana dan duduk tak jauh di dekat panggung.
Bu Sumiati mengamati pengantin lalu pandangannya kabur dan menjadi bayangan Bu Sumiati yang terlihat sangat acak-acakan tanpa menggunakan kerudung dan seorang laki-laki berkumis di sebuah ruangan yang temaram. Di sana terlihat Bu Sumiati sedang menangis di bawah pancaran lampu yang seperti hanya terpancar di tubuh Bu Sumiati dan juga laki-laki tersebut. Bu Sumiati seperti membutuhkan pertolongan.
Sementara laki-laki berkumis itu nampak melayangkan tangan kanannya ke arah pipi kiri bu Sumiati.
PLASSSSSHHHH!!!!!
Seketika itu bayangan itu berubah menjadi normal .kembali ke acara pernikahan. Bu Sumiati nampak tersadar dan spontan memegang pipi kirinya. Beliau merasa seperti merasakan keadaan waktu itu dan terlihat jelas mata Bu Sumiati nanar. Bibirnya juga sedikit bergetar. Ingatan itu seperti pengalaman pahit yang di alami oleh Bu Sumiati. Namun bu Sumiati berusaha untuk tegar dan melupakannya.