Malam yang sunyi nampak Yono berjalan di tepi jalan raya. Di sekitarnya terdapat rumah-rumah yang jarang. melangkah perlahan dengan mimik muka yang sedih. teringat masa lalunya yang masih kecil. Dia tidak pernah di rawat sama ibunya. Justru semasa kecilnya dia di rawat sama ibu sambung dari Bu Sumiati. yang biasa di panggilnya dengan sebutan nama Budhe Pik.
Sejak kecil Bu Sumiati memang kurang peduli terhadap Yono. Sehingga dari kecil selalu
hidup mandiri. Waktu duduk di bangku sekolah dasar, Yono membantu Budhe Pik jualan. Mulai jualan gorengan , kue , bahkan jajanan lainnya. Semua Yono lakukan setiap hari. Dia tidak pernah mengeluh dengan kehidupannya yang terbilang sangat susah. Padahal orang tuanya sangat berkecukupan. Dia lebih memilih hidup bersama orang tua sambung Bu Sumiati. Budhe Pik dan Pakdhe Akem.
Mereka lebih menyayangi Yono. Bahkan bukan menganggapnya cuma sebagai cucunya saja melainkan sudah menganggap nya seperti anak sendiri. Begitu juga sebaliknya dengan Yono. Saking sayangnya dengan Pakdhe Akem. Yono pernah memungut sisa rokok di jalan untuk di ambil sisa tembakaunya dan di olah kembali dengan kertas rokok menjadi rokok baru. Yono melakukan itu karena sering melihat Padhe Akem yang suka merokok. Yono beli kertas untuk membuat rokok dari hasil tabungannya. tabungan dari hasil jualan membantu Budhenya. Karena melihat kondisi keuangan Pakdhe dan Budhenya yang serba kekurangan.
Yono menghampiri sebuah warung kopi yang sangat sederhana. di warung itu tak banyak pengunjung. ada 2 orang termasuk penjaga warung.
" Cak…buatkan kopi satu rada pahit yah. " Sapa Yono ke penjaga warung yang berambut keriting namun pendek. Kulitnya sawo matang. Penjaga warung itu terlihat lagi santai membaca koran . begitu juga dengan pembeli yang lain.
" Ya dik.." Sahut penjaga warung.
(Cak sebuah panggilan untuk lelaki yang lebih dewasa di kota Gresik)
Yono meraih koran yang sudah tersusun di atas meja. Di meja warung ada bermacam jenis jajanan. Mulai dari gorengan. Kue, nasi bungkus dan lain-lain. yono langsung mencari halaman bagian lowongan pekerjaan. langsung melihat info dari atas hingga ke bawah halaman koran tersebut. namun belum ada yang cocok.
Tak lama kemudian Yono di kagetin oleh seseorang dari belakang.
" DOOOOOORRRR…"
Yono langsung spontan menoleh ke belakang. Ternyata seorang pemuda yang seumuran dengannya. rambutnya lurus dan rapi. Pemuda itu menggunakan kaos oblong biasa dan celana bahan kain pendek. Dia adalah Arif, Teman yang bisa di bilang sahabat dan keluarga.
" Kirain siapa, nganggetin orang serius baca koran aja!" sambil memukul koran ke arah Arif.
" hehehe, kaget yah, maaf deh lagian kesini gak ngajak-ngajak sih kamu Yon." Jawab Arif.
Yono hanya diam saja sambil fokus melihat halaman lowongan pekerjaan.
" lagi ngapain Yon..? " Tanya Arif.
Tatapan Yono yang tadi fokus melihat info kerjaan jadi beralih menatap Arif.
" Aku pengen nyari kerjaan nih Rif, aku bete di rumah. bikin kepalaku mumet." ucap Yono sedih namun datar lalu kembali fokus ke info kerjaan. bersamaan dengan itu penjaga warung menaruh kopi pesanan nya.
" ini kopinya Dik Yon.."
" matur suwon Cak.." sahut Yono sambil mengambil kopi nya.
Arif yang melihat pesanan Yono langsung ikutan memesan juga.
" Cak aku juga pesan kopi satu tapi agak manis yah, pake alas piring buat di seduh."
" Ya Rif tunggu…" jawab penjaga warung sambil menyiapkan kopi.
kemudian Arif melihat ke arah Yono yang masih sibuk baca koran.
" hidup kamu itu sebenarnya enak loh, ibumu punya usaha, jadi perias pengantin,apalagi gaun nya jahit sendiri, nyewain dekorasi juga, terus ngapain kamu repot repot nyari kerjaan, kan enak tinggal minta duit sama ibumu Yon…" tanya Arif sambil melihat jajanan di meja.
Yono menghela nafas.lalu melipat kan koran dan meletakkannya di meja mengarahkan tatapan nya ke Arif.
"Itu yang kamu pandang, hidup itu sawang sinawang Rif, terkadang apa yang kamu lihat keadaan orang lain itu belum tentu sama dengan kehidupan yang sebenarnya." dengan wajah sedih. Arif hanya diam seperti mencerna apa yang di ucapkan Yono.
tak lama penjaga warung menghampirinya dengan membawa segelas kopi yang beralas nampan piring kecil lalu memberi nya ke Arif.
" ngopi dulu Yon biar gak salah faham sama perkataan ku tadi yang sedikit menyinggung.."
sambil menuangkan kopi.
" ngomong-ngomong ada yang tertarik tidak sama info pekerjaan di koran yang kamu baca..?" tanya Arif.
Yono menggeleng kan kepala nya menandakan tidak ada yang cocok dengan pekerjaan yang dia cari. arif seperti mencoba mengingat sesuatu.
" oh ya, gimana kalo sementara waktu kamu kerja di mbesali bikin kopyah…" jelas Arif.
" bikin kopyah..?" jawab Yono.
Arif mengangguk senyum. Seperti mengiyakan.
Mbesali adalah istilah orang Gresik tentang tempat bekerja atau bisa juga di bilang
home industry. Sementara kopyah adalah peci.
" emang kamu punya kenalan buat kerja di situ ? " tanya Yono.
" ada lah, yaaah itung-itung buat jajan kamulah, gimana?" sambil senyum.
" boleh deh Rif…" Dengan wajah senang.
" okey besok pagi aku anterin kamu di kelurahan Teratee" sahut Arif.
" okey siaaapp ,gak jauh juga dari rumah…" dengan semangat nya meletak kan koran.
Arif menyapu pandangan di meja warung. Dia melihat nasi bungkus yang sudah ada tulisan menunya. Ada tulisan Telur bali,Bandeng
Bali,belut Bali,Telur Mulbi,Nasi Krawu.
Bali maksudnya makanan khas Kota Gresik yang bumbunya berwarna merah,tidak pedas namun sedikit manis.
Mulbi maksudnya makanan khas Kota Gresik yang bumbunya berwarna kuning,tidak pedas,gurih,campuran air santan.
Nasi Krawu adalah makanan Khas Kota Gresik. Yang isinya danging sapi atau bisa juga jeroan sapi rasanya gurih ,apalagi sambal krawunya yang bikin rasanya mantap dan selalu jadi makanan no.1 di Kota Gresik.
Arif meraih bungkusan nasi yang ada tulisan " NASI KRAWU ". Arif yang sedari tadi mendapati Yono cuma minum kopi saja langsung bertanya.
" gak makan kamu Yon..? "
" gak Rif… gak Lapar.." jawab Yono.
" gak lapar apa lapar ,kalo boleh jujur ya wajah kamu itu kelihatan lesuh banget kayak orang kurang nutrisi tahu gak sih" tanya Arif dengan candaan.
Yono hanya senyum sambil geleng-geleng.
Arif langsung meraih menu yang sama lalu di berikan ke Yono.
" Niiiih aku ambilin Nasi krawu biar samaan. aku yang traktir. masa aku makan sohibku enggak gak adil itu namanya"
Yono masih senyam senyum melihat tingkah si Arif. Setelah itu diam menatapi menu yang di berikan sama Arif. Arif yang mau makan malah kaget melihat Yono seperti melamun.
" Yon…"
" hmmm…" sahut Yono sambil melihat Arif.
" buruan di makan ,kasihan itu kalo di lihatin doang ,kalo kata ibu yang mau nyuapin anaknya dan anaknya gak mau makan pasti si ibu itu bilang.
"ageh nak makan kalo gak dimakan nanti nasinya nangis loooh"
Ageh adalah sebuah ajakan atau maksudnya " ayo " bahasa orang Gresik. Yono jadi ketawa kecil mendengar celotehan si Arif. Yono mulai membuka bungkus nasinya. Lalu beralih melihat ke arah Arif. Sementara Arif sudah mulai lahap.
" Rif…"
Arif yang lagi makan spontan menoleh ke Yono sambil bibir mengunyah.
" makasih yah…sudah teraktir aku makan…"
Arif hanya mengacungkan jempol tangannya yang sudah belepotan dengan nasi. Yono pun makan dengan lahapnya.