Dion memasukkan tangannya ke dalam saku celana sambil tersenyum ke arah melodi
"kamu ambil anggur sebanyak yang kamu mau" ucap Dion
melodi menoleh cepat
"kamu?" ujar nya mengernyit
Dion tertawa terbahak bahak melihat reaksi Mel yang seperti aneh menatap dirinya
"ia, mulai sekarang gue akan lebih sopan kalo ngomong, kan Lo itu guru gue" sahutnya
Deg..
wajah melodi bersemu merah, telinga nya seolah dingin..gadis tersebut di buat salah tingkah karena sikap Dion yang berubah sempurna.
melodi semula hendak tak ingin percaya, namun bagaimana bisa?
Dion benar benar berubah, sangat berubah
melodi menoleh kearah pria berlesung pipi itu dan membuat Dion menarik turunkan alisnya
"why? aneh?" tanyanya
melodi mengibas kan tangan nya sambil tertawa kecil. "nggak kok" sahutnya
"ambil anggur itu lalu kita masuk, aku tuh udah ga sabar mau belajar" ujar Dion sambil memberikan keranjang kayu pada Mel
Dion menatap wajah Melodi dari kejauhan, pemuda tersebut tersenyum fake kemudian berlalu masuk
selang lima belas menit berlalu, gadis tersebut masuk sambil membawa sekeranjang kecil anggur merah
"udah?" ujar Dion sambil membuka buku matematika nya
melodi menggaruk kepalanya yang sesungguhnya tidak gatal
"yuk" sahut Mel sambil duduk di hadapan Dion
Dion diam-diam menatap wajah Melodi yang sibuk menulis rumus-rumus, pria tersebut menyunggingkan senyumnya sedikit
"Lo akan percaya sama gue Mel, trus masuk ke perangkap gue!" batin Dion berucap
lama mereka belajar dan saling tanya jawab, kini waktunya melodi untuk pulang
gadis tersebut membelalakkan matanya kaget
"udah sore..ya ampun, ibu pasti marahin aku" ucap melodi kelabakan
Dion berdiri dan merapihkan tas juga buku pelajaran nya
"ya udah aku antar sekarang" balas Dion sambil membawa kunci motor
melodi tersenyum tipis dan memakai sepatu sekolah nya
***
Motor melaju dengan kecepatan sedang, wajah melodi bersinar karena di terpa angin sore
wajah gadis itu bersemu merah, jantung nya berdetak sangat cepat saat Dion menyuruh nya berpegangan tangan di pinggang pria itu
melodi di buat salah tingkah, pasalnya ini kali pertama gadis itu berdekatan dengan seseorang lawan jenis.
sedangkan Dion hanya menarik sudut bibirnya sambil memfokuskan perhatian pada jalanan desa
perjalanan membutuhkan waktu sekitar setengah jam, kini motor tersebut memasuki pekarangan rumah yang terbuat dari kayu ukiran
"ini rumah kamu?" tanya Dion sambil memarkir kan motor nya
melodi mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya
terlihat wanita paruh baya dari depan pintu melenggang mendekat
"kamu dari mana aja Mel, ibu setengah mati nyariin kamu" tanya sang ibu panik
melodi mencium tangan ibunya sambil tersenyum
"maaf Bu, tadi aku lupa ijin kalau mulai hari ini dan seterusnya.. melodi jadi guru privat ku" sela Dion
mama melodi menoleh menatap wajah pemuda tampan tersebut
"ini teman baru kamu?" bisik mama Mel
melodi mengangguk dan tersenyum
"kakak kelas ku Bu, dia mau lulus sekolah..oleh karena itu dia ingin les privat sama Mel.. supaya lulus di pelajaran itu" balas Mel
ibu melodi tersenyum dan bertatapan dengan Dion
"nama kamu siapa nak?" tanya wanita paruh baya itu lembut
"Dion..Dion atmadisastra" sahutnya sambil mencium tangan ibu Mel
mata ibu mel membulat
"k-kamu anak tuan besar Atmasasmita?" tanyanya
Dion mengangguk dan tersenyum tipis
"silahkan masuk, ibu buatkan teh" ajak perempuan tua itu
Dion buru-buru menggeleng dan menolak, pasal nya ini sudah terlalu sore untuk bertamu di rumah orang lain
dengan melebarkan senyumnya, Dion berpamitan pulang
pria tampan tersebut mengucapkan salam sebelum keluar dari pekarangan rumah melodi
melihat kepergian Dion dari kejauhan, melodi berbalik dan hendak masuk kedalam rumah
"teman kamu tampan" bisik ibu melodi
melodi seketika menoleh sambil mengerucutkan bibirnya
"ibuuu" rengek nya
ibu melodi mengusap bahu putrinya lembut
"kamu sudah dewasa Mel, anak ibu sudah gede" ucap sang ibu sambil beriringan masuk ke dalam rumah
melodi cengengesan
"anak nya tampan ya, ramah pula" lanjut ibu nya Mel
melodi mencubit pelan lengan ibu nya
"ih, ibu.." lagi lagi melodi merengek bak anak kecil karena malu
ibu melodi tertawa terbahak bahak
"tuh kan, muka anak ibu merah.." ledek nya lagi
melodi beringsut masuk kedalam kamar nya sambil menyenderkan kepalanya di pintu.
ibu benar, Dion tampan
tapi apakah boleh jika melodi merasa gugup saat berada di dekatnya
Dion memang dulu adalah pribadi yang kasar, siapa sangka jika dia berubah sangat manis setelah semua perkara antara diri nya juga Dion
melodi menghela nafas panjang sambil mesem mesem menahan perasaan nya
sesaat dahi nya mengerut, pikiran nya menerawang jauh
TIDAK!
melodi tidak boleh lemah dan jatuh cinta pada pria tampan itu,
Kedekatan ini hanya lah sebatas guru dan murid. bagaimana bisa dia berfikir ke hal yang lebih jauh lagi.
Dion bersikap baik pun itu sudah cukup untuk Mel
gadis tersebut menaruh tas ny di atas meja belajar dan mengeluarkan anggur dari dalam tas ransel nya
menggigit anggur tersebut sambil cengengesan
melodi sudah mulai jatuh hati?
gadis itu segera tersadar dan menggeleng kan kepalanya cepat
"jangan suka sama Dion Mel..dia bukan dari kasta kamu, kalian berbeda" batin melodi sambil menghela nafas panjang
***
Waktu menunjukkan pukul enam pagi, Melodi seperti biasa berangkat menggunakan angkot menuju sekolah
sesampainya di ruangan kelas, ponsel nya bergetar dan membuat gadis itu tersentak kaget dan membuka layar ponsel nya
Dion
~aku ga privat dulu hari ini karena ada pertandingan basket antar sekolah, jadi kamu libur dan bisa nonton pertandingan aku
melodi membulatkan matanya sempurna sambil senyum-senyum sendirian
dengan cepat gadis itu mengetik layar ponsel nya
~ aku akan nonton pertandingan kamu sama senja nanti siang
melodi menggenggam ponsel tersebut di atas dada
tak lama ponsel itu kembali bergetar
Dion
"~ oke aku tunggu
melodi hampir saja pingsan karena senang bukan main, gadis tersebut hendak jejingkrakan namun senja keburu datang dan melihat perubahan sikap melodi hingga membuatnya mengernyitkan dahi
"kenapa lo?" tanya nya heran sambil menaruh tas punggung nya di meja
melodi langsung duduk dan tersenyum kecil
"ga apa-apa" sahutnya
senja memperdalam tatapan nya, pasal nya melodi berubah jauh lebih bahagia dari kemarin
"pasti ada apa apa nya nih, hayo ngaku" desak Senja
melodi menghela nafas panjang dan mengeluarkan ponsel terbaru miliknya
spontan senja terbelalak kaget saat melihat ponsel tersebut,
" inikan ponsel mahal, kata Lo..Lo itu ga ada uang" cecar sahabat nya itu
melodi cengengesan
"di beliin Dion!" sahut Mel
senja berdiri dengan mulut menganga tak percaya
"serius! Lo lagi ga di kerjain tuh cowok kan?" ucap senja kaget
melodi hanya tertawa kecil melihat reaksi sahabat dekat nya itu
"hei..jangan negatif thinking dulu, aku tuh sekarang jadi guru privat nya dia di dalam mata pelajaran matematika, nah hape ini di kasih Dion biar dia gampang hubungi aku kalo dia lagi ga bisa les "
senja menatap wajah melodi tak percaya
hape baru? bagaimana bisa?
benarkah Dion berubah seratus persen?
senja menggeleng kan kepalanya tak percaya, sedangkan melodi tertawa kecil melihat tingkah senja yang kaget bukan main
"tadi dia juga chat aku, dia bilang ga bisa les dulu karena ada pertandingan basket..trus dia juga bilang, kalo aku bisa nonton pertandingan dia sama kamu" tutur Melodi lagi
senja kembali ternganga, wajah nya mengerut tak percaya
benarkah pria arogan itu berubah? sungguh tak dapat di percaya. batin senja heran
"Lo serius dia benar-benar berubah" tanya senja seperti masih terbesit keraguan dalam benak nya.
seisi sekolah tahu benar sepak terjang Dion atmadisastra itu seperti apa, betapa arogansi nya dia
lalu semua berubah karena melodi? itu tidak mungkin, apakah Dion memiliki maksud lain ?
seperti nya mustahil, melodi tidak memiliki apapun untuk di jadikan bahan candaan, kalau di bilang pinta..itu kenyataan.
melodi tertawa cengengesan melihat reaksi senja yang aneh, gadis tersebut menepuk pundak sahabat nya itu gemas
"kenapa sih, biarin aja kalau dia mau berubah. bukan kah itu baik" ucap nya
senja mengernyit sambil memanyunkan bibirnya setengah berpikir
"mungkin sudah saatnya dia berubah" gumam senja dan membuat melodi terkekeh.