Chereads / MENJEMPUT IMPIAN [18+] / Chapter 9 - kebun anggur

Chapter 9 - kebun anggur

Dion memasukkan tangannya ke dalam saku celana sambil tersenyum ke arah melodi

"kamu ambil anggur sebanyak yang kamu mau" ucap Dion

melodi menoleh cepat

"kamu?" ujar nya mengernyit

Dion tertawa terbahak bahak melihat reaksi Mel yang seperti aneh menatap dirinya

"ia, mulai sekarang gue akan lebih sopan kalo ngomong, kan Lo itu guru gue" sahutnya

Deg..

wajah melodi bersemu merah, telinga nya seolah dingin..gadis tersebut di buat salah tingkah karena sikap Dion yang berubah sempurna.

melodi semula hendak tak ingin percaya, namun bagaimana bisa?

Dion benar benar berubah, sangat berubah

melodi menoleh kearah pria berlesung pipi itu dan membuat Dion menarik turunkan alisnya

"why? aneh?" tanyanya

melodi mengibas kan tangan nya sambil tertawa kecil. "nggak kok" sahutnya

"ambil anggur itu lalu kita masuk, aku tuh udah ga sabar mau belajar" ujar Dion sambil memberikan keranjang kayu pada Mel

Dion menatap wajah Melodi dari kejauhan, pemuda tersebut tersenyum fake kemudian berlalu masuk

selang lima belas menit berlalu, gadis tersebut masuk sambil membawa sekeranjang kecil anggur merah

"udah?" ujar Dion sambil membuka buku matematika nya

melodi menggaruk kepalanya yang sesungguhnya tidak gatal

"yuk" sahut Mel sambil duduk di hadapan Dion

Dion diam-diam menatap wajah Melodi yang sibuk menulis rumus-rumus, pria tersebut menyunggingkan senyumnya sedikit

"Lo akan percaya sama gue Mel, trus masuk ke perangkap gue!" batin Dion berucap

lama mereka belajar dan saling tanya jawab, kini waktunya melodi untuk pulang

gadis tersebut membelalakkan matanya kaget

"udah sore..ya ampun, ibu pasti marahin aku" ucap melodi kelabakan

Dion berdiri dan merapihkan tas juga buku pelajaran nya

"ya udah aku antar sekarang" balas Dion sambil membawa kunci motor

melodi tersenyum tipis dan memakai sepatu sekolah nya

***

Motor melaju dengan kecepatan sedang, wajah melodi bersinar karena di terpa angin sore

wajah gadis itu bersemu merah, jantung nya berdetak sangat cepat saat Dion menyuruh nya berpegangan tangan di pinggang pria itu

melodi di buat salah tingkah, pasalnya ini kali pertama gadis itu berdekatan dengan seseorang lawan jenis.

sedangkan Dion hanya menarik sudut bibirnya sambil memfokuskan perhatian pada jalanan desa

perjalanan membutuhkan waktu sekitar setengah jam, kini motor tersebut memasuki pekarangan rumah yang terbuat dari kayu ukiran

"ini rumah kamu?" tanya Dion sambil memarkir kan motor nya

melodi mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya

terlihat wanita paruh baya dari depan pintu melenggang mendekat

"kamu dari mana aja Mel, ibu setengah mati nyariin kamu" tanya sang ibu panik

melodi mencium tangan ibunya sambil tersenyum

"maaf Bu, tadi aku lupa ijin kalau mulai hari ini dan seterusnya.. melodi jadi guru privat ku" sela Dion

mama melodi menoleh menatap wajah pemuda tampan tersebut

"ini teman baru kamu?" bisik mama Mel

melodi mengangguk dan tersenyum

"kakak kelas ku Bu, dia mau lulus sekolah..oleh karena itu dia ingin les privat sama Mel.. supaya lulus di pelajaran itu" balas Mel

ibu melodi tersenyum dan bertatapan dengan Dion

"nama kamu siapa nak?" tanya wanita paruh baya itu lembut

"Dion..Dion atmadisastra" sahutnya sambil mencium tangan ibu Mel

mata ibu mel membulat

"k-kamu anak tuan besar Atmasasmita?" tanyanya

Dion mengangguk dan tersenyum tipis

"silahkan masuk, ibu buatkan teh" ajak perempuan tua itu

Dion buru-buru menggeleng dan menolak, pasal nya ini sudah terlalu sore untuk bertamu di rumah orang lain

dengan melebarkan senyumnya, Dion berpamitan pulang

pria tampan tersebut mengucapkan salam sebelum keluar dari pekarangan rumah melodi

melihat kepergian Dion dari kejauhan, melodi berbalik dan hendak masuk kedalam rumah

"teman kamu tampan" bisik ibu melodi

melodi seketika menoleh sambil mengerucutkan bibirnya

"ibuuu" rengek nya

ibu melodi mengusap bahu putrinya lembut

"kamu sudah dewasa Mel, anak ibu sudah gede" ucap sang ibu sambil beriringan masuk ke dalam rumah

melodi cengengesan

"anak nya tampan ya, ramah pula" lanjut ibu nya Mel

melodi mencubit pelan lengan ibu nya

"ih, ibu.." lagi lagi melodi merengek bak anak kecil karena malu

ibu melodi tertawa terbahak bahak

"tuh kan, muka anak ibu merah.." ledek nya lagi

melodi beringsut masuk kedalam kamar nya sambil menyenderkan kepalanya di pintu.

ibu benar, Dion tampan

tapi apakah boleh jika melodi merasa gugup saat berada di dekatnya

Dion memang dulu adalah pribadi yang kasar, siapa sangka jika dia berubah sangat manis setelah semua perkara antara diri nya juga Dion

melodi menghela nafas panjang sambil mesem mesem menahan perasaan nya

sesaat dahi nya mengerut, pikiran nya menerawang jauh

TIDAK!

melodi tidak boleh lemah dan jatuh cinta pada pria tampan itu,

Kedekatan ini hanya lah sebatas guru dan murid. bagaimana bisa dia berfikir ke hal yang lebih jauh lagi.

Dion bersikap baik pun itu sudah cukup untuk Mel

gadis tersebut menaruh tas ny di atas meja belajar dan mengeluarkan anggur dari dalam tas ransel nya

menggigit anggur tersebut sambil cengengesan

melodi sudah mulai jatuh hati?

gadis itu segera tersadar dan menggeleng kan kepalanya cepat

"jangan suka sama Dion Mel..dia bukan dari kasta kamu, kalian berbeda" batin melodi sambil menghela nafas panjang

***

Waktu menunjukkan pukul enam pagi, Melodi seperti biasa berangkat menggunakan angkot menuju sekolah

sesampainya di ruangan kelas, ponsel nya bergetar dan membuat gadis itu tersentak kaget dan membuka layar ponsel nya

Dion

~aku ga privat dulu hari ini karena ada pertandingan basket antar sekolah, jadi kamu libur dan bisa nonton pertandingan aku

melodi membulatkan matanya sempurna sambil senyum-senyum sendirian

dengan cepat gadis itu mengetik layar ponsel nya

~ aku akan nonton pertandingan kamu sama senja nanti siang

melodi menggenggam ponsel tersebut di atas dada

tak lama ponsel itu kembali bergetar

Dion

"~ oke aku tunggu

melodi hampir saja pingsan karena senang bukan main, gadis tersebut hendak jejingkrakan namun senja keburu datang dan melihat perubahan sikap melodi hingga membuatnya mengernyitkan dahi

"kenapa lo?" tanya nya heran sambil menaruh tas punggung nya di meja

melodi langsung duduk dan tersenyum kecil

"ga apa-apa" sahutnya

senja memperdalam tatapan nya, pasal nya melodi berubah jauh lebih bahagia dari kemarin

"pasti ada apa apa nya nih, hayo ngaku" desak Senja

melodi menghela nafas panjang dan mengeluarkan ponsel terbaru miliknya

spontan senja terbelalak kaget saat melihat ponsel tersebut,

" inikan ponsel mahal, kata Lo..Lo itu ga ada uang" cecar sahabat nya itu

melodi cengengesan

"di beliin Dion!" sahut Mel

senja berdiri dengan mulut menganga tak percaya

"serius! Lo lagi ga di kerjain tuh cowok kan?" ucap senja kaget

melodi hanya tertawa kecil melihat reaksi sahabat dekat nya itu

"hei..jangan negatif thinking dulu, aku tuh sekarang jadi guru privat nya dia di dalam mata pelajaran matematika, nah hape ini di kasih Dion biar dia gampang hubungi aku kalo dia lagi ga bisa les "

senja menatap wajah melodi tak percaya

hape baru? bagaimana bisa?

benarkah Dion berubah seratus persen?

senja menggeleng kan kepalanya tak percaya, sedangkan melodi tertawa kecil melihat tingkah senja yang kaget bukan main

"tadi dia juga chat aku, dia bilang ga bisa les dulu karena ada pertandingan basket..trus dia juga bilang, kalo aku bisa nonton pertandingan dia sama kamu" tutur Melodi lagi

senja kembali ternganga, wajah nya mengerut tak percaya

benarkah pria arogan itu berubah? sungguh tak dapat di percaya. batin senja heran

"Lo serius dia benar-benar berubah" tanya senja seperti masih terbesit keraguan dalam benak nya.

seisi sekolah tahu benar sepak terjang Dion atmadisastra itu seperti apa, betapa arogansi nya dia

lalu semua berubah karena melodi? itu tidak mungkin, apakah Dion memiliki maksud lain ?

seperti nya mustahil, melodi tidak memiliki apapun untuk di jadikan bahan candaan, kalau di bilang pinta..itu kenyataan.

melodi tertawa cengengesan melihat reaksi senja yang aneh, gadis tersebut menepuk pundak sahabat nya itu gemas

"kenapa sih, biarin aja kalau dia mau berubah. bukan kah itu baik" ucap nya

senja mengernyit sambil memanyunkan bibirnya setengah berpikir

"mungkin sudah saatnya dia berubah" gumam senja dan membuat melodi terkekeh.