Melodi berjalan Beriringan dengan senja, sambil bercengkrama kedua gadis itu Seketika terjatuh
bugh
melodi meringis sambil mengusap usap lututnya yang terasa perih
seisi siswa di koridor kelas tertawa lepas melihat wajah kesakitan senja juga melodi
Karleen bertelak pinggang sambil melotot tak suka
"udah gue peringatin ya, jauhin Dion! Lo tuh ga pantes Deket Deket sama dia, Lo itu cuma anak petani" decih nya dengan tatapan sinis
senja bangkit dan membantu Melodi berdiri
mata mereka saling bertemu, namun tatapan tak suka dari Karleen, membuat melodi sedikit beringsut
"anak cupu...sok cakep, jauhin Dion!" teriaknya
melodi menggeleng cepat
"aku ga deketin dia, aku cuma bantu dia belajar matematika untuk ujian kelulusan" sahut melodi terbata bata
Karleen tersenyum fake dan mendorong kembali tubuh kecil melodi
"arghhh" pekik nya
senja dengan cekatan menarik lengan melodi dan membantu nya berdiri
"jangan gitu dong, melodi kan ga ada salah sama lo" ucap senja tak terima
Karleen tertawa kecil sambil melipat kedua tangannya di atas dada
"urusan gue sama dia, Lo ga usah ikut campur" balas Karleen tak suka
senja mengeram kesal sambil mengepalkan tangannya namun melodi menarik ujung rok nya sambil menggeleng pelan.
senja menarik nafas dalam-dalam dan melonggarkan kepalan tangannya
Karleen kini menatap melodi sinis, perempuan cantik itu menarik rambut melodi dan mendorong nya ke samping dan membuat Melodi terpekik kaget
"rasain lo, Lo duluan yang cari musuh sama gue... Dion itu milik gue"
melodi menyipit kan matanya saat Karleen hendak menampar nya
srettt
Karleen hampir terhuyung saat tangan kekar milik Dion menghempaskan tangan nya
"apa apaan Lo, ini sekolah ya jangan sok jagoan" ucap Dion kesal
Karleen mengerutkan keningnya heran
"Lo kenapa sih, berubah banget? apa gara gara Lo sekarang Deket sama si cupu ini jadi Lo berubah bukan kayak Dion yang dulu" gerutu nya
Dion tertawa kecil melihat wajah kesal Karleen, pemuda tampan tersebut memasukkan tangannya ke dalam saku celana dan menatap wajah Karleen datar
"melodi itu sekarang jadi guru privat gue, kenapa? Lo ga suka?" tanya Dion sinis
Karleen menghentakkan kakinya sambil merengut
"tentu aja ga suka, lagian ngapain sih les sama nih anak? kenapa ga les di tempat gue aja, standar internasional! dari pada sama si cupu ini"
melodi menelan saliva nya, mendengar ucapan Karleen barusan..
sebuah kata kata yang mampu membuat perasaan gadis itu teriris, bahkan dirinya hampir menetes kan air matanya karena sedih
Dion menatap tajam wajah Karleen
"Lo ngatur semua kegiatan gue, emang Lo siapa?" ujar Dion tak kalah sinis
Karleen merengut, di buat kesal oleh penuturan Dion tersebut.
dengan mata melotot gadis itu berbalik kearah melodi dan kembali menjambak rambut nya hingga gadis itu berteriak menangis
Dion juga senja langsung melerai pertikaian tersebut dan menarik lengan Karleen kencang
"apa apaan sih Lo!" bentak Dion kesal dan mendorong tubuh Karleen agar menjauh dari melodi
gadis berambut cokelat tersebut menarik nafas panjang dan menatap tajam ke arah melodi
"awas Lo, urusan gue sama lo belum selesai" ancam nya kemudian pergi begitu saja
Dion menoleh kearah melodi yang menangis sesenggukan
"udah..ga apa apa, yuk minum dulu" ajak pria tampan tersebut dan mendudukkan melodi di bangku koridor
"tunggu di sini, aku beli minum sebentar" pinta Dion memastikan jika melodi tidak akan ke mana mana
melodi mengangguk di pelukan senja, sedang kan senja berusaha menguatkan perasaan sahabat nya itu
Dion berlari kearah kantin sebentar dan kemudian beberapa menit kemudian
"ini, minum dulu" tawar nya
senja juga melodi tersenyum tipis dan meraih air mineral dari kantung plastik
senja menatap lirih kearah Dion, matanya sayu
gadis tersebut sesaat tertunduk sambil menghela nafas berat
"Lo beruntung Mel, semua orang bermimpi untuk bisa dekat dengan Dion...dan Lo adalah gadis yang beruntung" ucap senja dalam hati
senja masih menundukkan pandangan nya, mata nya berair namun segera dia usap dengan cepat
Dion menatap dalam wajah melodi dan memastikan perempuan tersebut baik baik saja
"gimana? udah enakkan?" tanya Dion dengan menyipit kan tatapan matanya
melodi mengangguk namun tak berucap, gadis tersebut masih sedikit shock atas perlakuan Karleen barusan
Dion tersenyum sambil berdiri
"kalo gitu aku pergi ke pertandingan dulu, kamu kalo ada waktu datang aja" ucap Dion sambil menepuk pelan bahu melodi
wajah melodi seketika memerah, namun gadis tersebut segera menutupi kegugupannya dengan mengangguk cepat
senja menoleh kearah melodi, batin nya terasa sakit melihat kedekatan mereka, namun dia tahu jika gadis yang beruntung itu adalah melodi
yang membuat Dion berubah juga pasti melodi
senja seperti angin saat melihat adegan saling bertatapan antara melodi dengan Dion
lalu apa cantik nya melodi? hingga Dion terlihat tertarik dengan nya
senja berdiri dan mencoba menghilangkan perasaan julid nya pada melodi yang sekarang adalah teman dekat nya
"gue ga boleh iri" ucap senja dalam hati
****
pertandingan berjalan dengan baik, riuh tepuk tangan dari kedua belah pihak semakin memanasi anggota Tim
terlihat dari kejauhan, Dion dengan bandana nya serta sesekali tersenyum kearah teman- teman sekolah nya, membuat melodi diam diam tersipu malu meskipun dia tahu jika senyum nya itu bukan untuk dia pribadi.
Tampan
satu kata yang bisa menggambarkan sosok Dion atmadisastra, wajah kebule bulean miliknya sungguh luar biasa..juga lesung pipi yang tercipta dari sudut bibirnya saat tersenyum..
dia begitu sempurna
lagi - lagi melodi harus tersadar akan siapa dirinya, tak sepantas nya jika dia mengagumi sosok tampan juga kaya raya seperti Dion
melodi hanyalah debu di antara berlian dan itu Kenyataan.
sejam lebih berlalu sejak pertandingan di mulai, Tim Dion masih unggul beberapa point
kemenangan hampir berada di tangan tim mereka, sontak pendukung dari Tim sekolah internasional itu berteriak histeris saat di detik detik terakhir mencetak poin dan memberikan kemenangan,
Teeetttt
semua pendukung tim Dion dan kawan kawan sontak berdiri dan berteriak riuh ramai, ada yang saling berpelukan..ada juga yang saling jejingkrakan
sebuah kemenangan telak, akhirnya Dion menoleh kearah melodi yang memberikan senyum tipis nya pada pria blasteran itu
senja yang melihat hal itu, mencoba tersenyum meski sedikit sedih..
dia bertepuk tangan namun matanya tak lekang dari pandangan pada Dion.
melodi tersipu malu dan tertunduk, senja yang berada di sebelah nya.. menepuk bahu Melodi pelan
"cieee, ada yang mulai saling pandang nih" goda nya sambil menaik turun kan alisnya dan tertawa lepas, padahal kita tahu benar jika hati nya tidak baik baik saja
melodi beringsut sambil mengerucutkan bibirnya gemas
"apa sih, cuma ga sengaja saling lihat aja kok" sahut melodi sedikit gugup
senja menyunggingkan senyum sedikit dan kembali bertepuk tangan merayakan kemenangan Tim Dion.
"gue tau Lo suka sama Dion Mel, gue ikut senang kalo Lo senang" batin senja merancau lirih
Dion menoleh kearah bangku penonton dan berlari menuju Melodi
"setelah ini jangan pulang dulu ya, aku sama tim mau rayain kemenangan di kafe depan" ucap Dion tersenyum
melodi menatap senja sambil mengerutkan keningnya dan di balas anggukan dari sahabatnya itu.
melodi kini menatap Dion dalam-dalam dan tersenyum
"iya, aku tunggu kamu di depan" ujar melodi pelan dengan wajah bersemu kemerahan menahan rasa gugup nya
Dion kemudian berbalik dan hendak mengganti pakaian, tak lama pria tampan itu menoleh dan memberikan isyarat bibir
"aku ganti baju dulu, kamu tunggu di depan jangan kemana-mana" ucapnya dalam bentuk gerakan bibir dan di beri anggukan dari melodi yang berdiri di atas kursi penonton.
sekitar satu jam melodi juga senja menunggu di depan gerbang GOR.. melodi sesekali melirik kearah jam tangan nya
"ini kok lama banget ya, sebenarnya jadi ga sih" gerutu senja sambil berdecih kesal
pasalnya ini sudah hampir satu jam mereka menunggu di bawah pohon beringin sambil mencari sosok Dion dan kawan-kawan.
kondisi GOR pun tampak sepi, hanya ada satu atau dua orang yang tersisa.
"di bohongin gak sih" gerutu nya lagi
melodi memicing sambil memanyunkan bibirnya
"gak tau!" sahut melodi singkat
"balik aja yuk, bete gue lama-lama di sini" ucap senja sambil menarik lengan melodi
melodi melangkahkan kaki nya ragu-ragu, dia berharap jika Dion itu sungguh sungguh ingin mengajak mereka merayakan kemenangan hari ini , namun desakan senja membuat perasaan melodi buyar, akhirnya gadis itu berjalan perlahan menuju halte bus.
drtttt drtttt
ponsel melodi seketika bergetar dan membuat gadis itu tersentak seketika
melodi merogoh ponsel dari tas sekolah nya dan mata nya membulat seketika saat melihat nama Dion.
"halo" ucap melodi gugup
terdengar helaan nafas dari seberang sana
"kamu kemana..udah pulang? aku cari kamu kok gak ada" tanya Dion dengan nada suara penasaran
melodi menengok sambil celingak-celinguk
"aku udah mau kearah halte" balas melodi sambil menatap wajah senja yang penasaran ingin tahu.
"ya udah jangan kemana-mana, aku jemput di situ" ucap nya dan kemudian menutup ponselnya.
melodi menaruh ponsel miliknya kedalam tas sekolah sambil tersenyum tipis
"tunggu di sini, nanti kita di jemput Dion" bisik melodi pada senja
senja tertawa kecil dan mengangguk cepat
seperdetik kemudian, sebuah mobil sport berwarna merah berhenti di sebelah kedua gadis remaja itu.
Dion membuka kaca mobil dan tersenyum halus
"yuk masuk, "
dengan hati berdebar, melodi masuk kedalam mobil sambil menoleh sesaat kearah Dion yang kala itu seperti habis mandi.
rambut basah juga wangi, serta mata biru berlian yang sempurna..lesung pipi dan senyum yang begitu manis.
siapa sangka jika sosok tampan ini adalah kakak kelasnya yang dulu begitu membenci nya.
melodi sudah tak tahan dengan ini semua, ingin sekali dia berteriak kegirangan atas kedekatan ini,
Dion kamu sangat tampan!
sebuah kata yang tak mampu Melodi ungkap kan karena dia cukup tahu diri jika seorang cupu tidak akan bisa berdampingan dengan pria tertampan di sekolah nya itu.
sadar lah Mel....