Chereads / Hasrat Cinta: Menemukan Suami Pendamping / Chapter 9 - Bertemu dalam mimpi?

Chapter 9 - Bertemu dalam mimpi?

hari ini terasa begitu berat, aku bahkan tidak dibiarkan beristirahat oleh Steve. ini sudah hampir tengah malam, dan aku baru bisa merebaknya punggung ke atas tempat tidur.

mataku menatap langit-langit kamar, jendela besar di samping tempat tidur aku biarkan terbuka. Aku memang sangat senang ketika melihat bintang-bintang dan gelapnya malam. Seperti sesuatu dalam diriku merindukan kenangan lama.

memang, ingatan diriku tentang masa lalu cukup membekas dengan erat. Tentang aku dan suami pendampingku, tentang seorang pria yang seharusnya menjadi suamiku. kita menikah dan membangun rumah tangga yang harmonis, namun semuanya harus Sirna saat seseorang membunuhnya di hari pernikahan.

"ahhh!! sialan, Di saat lelah begini saja aku harus mengingat kenangan lama lagi. tidak bisakah otak kecilku ini beristirahat sebentar saja? Aku lelah.." Aku berkata sendiri, lalu mulai memejamkan mata untuk menikmati keheningan malam ini, semilir angin dari luar membuat kulitku sedikit merinding kedinginan.

aku tidak berniat untuk menutup jendelanya, karena aku ingin membiarkan rasa dingin menyelimuti setiap inci kulitku.

Rasa kantuk itu perlahan-lahan membawa kesadaranku ke mimpi aneh yang menenggelamkan pikiran ini ke lubang paling dalam.

mataku terpejam, namun seperti bisa merasakan Bahwa aku masuk ke dalam alam mimpi. Aku membuka mata, dan aku melihat hamparan bunga deadelion. Warna putih dan angin kencang menerbangkan semua hamparan bunga-bunga itu, mataku mengerjap beberapa kali.

"apakah ini mimpi indah?." tanyaku pada diri sendiri, aku menepuk-nepuk pelan kedua pipiku. Dan terasa sakit, jadi aku mimpi atau tidak?.

aku melihat ke sekeliling, Di balik hamparan bunga tersebut. Ada satu rumah tua yang terbuat dari jerami, mungkin itu bukan rumah. tapi gubuk kecil yang terlihat sangat nyaman, aku berjalan ke arah gubuk itu. Perlahan-lahan, menikmati semilir angin dan terpaan kecil dari serat bunga Deadelion yang mengenai tubuhku.

Aku baru sadar bahwa saat ini aku memakai gaun panjang, Seperti gaun wanita Eropa zaman dulu. entah model gaun di tahun berapa, mungkin sebelum Masehi. tapi ngomong-ngomong, memangnya sebelum Masehi Eropa sudah ada? Ahh.. entahlah, kenapa aku jadi memikirkan hal tersebut?

aku sudah sampai di depan pintu gubuk, lalu mulai membuka pintunya. keberanian dan sikap kurangajar yang aku miliki sepertinya meningkat pesat. Lihat saja bagaimana aku bisa dengan mudah masuk ke dalam rumah orang lain? Dan dengan sangat percaya diri aku masuk tanpa mengucapkan sapaan apapun.

astaga, maafkan Tuhan. terkadang aku memang melupakan adab saat bertamu.

mataku melihat ke sekeliling Gubuk tersebut, kesan yang aku lihat pertama kali adalah keadaan yang sangat lembab dan aneh. isinya benar-benar gubuk tua, hanya ada kursi dari kayu dan juga gelas dari tanah liat. namun mataku langsung membulat sempurna, saat melihat Seorang lelaki yang tertidur di atas tumpukan jerami.

mulutku hampir berteriak kencang, karena ternyata lelaki itu adalah Steve. Steve? untuk apa dia ada di mimpiku?.

Astaga, apakah Karena seharian ini aku bersamanya? Jadi dia ikut masuk ke dalam alam bawah sadarku.

aku benar-benar tidak terima jika dia harus ada dimana-mana, tidak bisakah dia membiarkan aku sendirian saja?. walaupun aku tau dia tampan, tapi aku bosan jika harus menemuinya setiap waktu dan Setiap detik.

"Ya!! Steve!! Bangun! kenapa kau ada di dalam mimpiku!!." aku Langsung berteriak kencang, lelaki yang sedang tertidur itu langsung terbangun dengan cepat dan bangun dari tumpukan jerami, lalu mengeluarkan pedangnya dan memandang sekitar. Sikapnya yang sigap dan sangat aneh itu membuatku menaikkan sebelah alis bingung. kenapa dia bersikap seperti akan ada yang berbuat jahat padanya? seperti dalam film-film kerajaan zaman dulu, Steve ini berperilaku sebagai Panglima perang.

"siapa yang datang? Puteri?." tanya Steve yang wajahnya mengarah padaku, Puteri? Puteri siapa?.

"kau kenapa ada disini? apakah kau memang selalu suka mengganggu waktuku?." tanyaku penasaran, dia yang mendengar pertanyaan dariku hanya menghela nafasnya pelan.

"aku kemari karena menjaga dirimu, apakah anda sudah selesai mandi? Tidak ada yang mengikuti kita kan?." dia bertanya lagi, aku yang mendengar hal tersebut Semakin di buat bingung.

ahh.. mungkin karena terlalu lelah mimpi ini jadi terasa nyata dan sikap Steve jadi sangat aneh.

"aku tidak mengerti apa yang kau Katakan, memangnya Kita ini sedang apa disini? Apakah kita sedang di kejar oleh penjahat?." tanyaku penasaran, aku sudah duduk di tumpukan jerami dan menghela nafas panjang. memandangi Steve yang ikut duduk, dia memasukan lagi pedangnya.

"kita ada di luar istana, Anda meminta padaku untuk membawamu pergi jauh dari istana. karena kau tidak mau di jodohkan oleh Pangeran dari kerajaan lain. kenapa anda bisa lupa? Apakah karena kepala anda kemarin terkena batu?." Steve memegang kepala belakangku, aku yang merasakan tangannya meraba-raba hanya bisa diam saja. aku dapat mencium aroma tubuhnya, terkesan bau rumput dan lavender, namun harumnya kali ini cocok dengan gaya berpakaian yang dia gunakan.

"aku rasa memang begitu, aku jadi melupakan hal-hal penting. Memangnya kita mau pergi darimana? Kenapa aku harus kabur jika di jodohkan? Jika lelakinya tampan, pastilah aku mau. Apalagi kau bilang dia pangeran." dengan sangat percaya diri aku mengatakan apa yang ada di pikiranku saat ini.

"Anda yakin Puteri? Anda meminta kabur karena anda tidak menyukai lelaki lain selain aku." Steve menatap mataku dan memegang tanganku dengan erat, aku yang mendengar ucapan dari mulutnya. Tentu saja ingin Tertawa.

astaga? mimpiku semakin aneh! Kenapa aku bisa bermimpi hal konyol begini. ayo bangun!!

"aku menyukai dirimu? Kau yakin? Bagaimana bisa? Memangnya kau itu siapa?." aku bertanya lagi, merasa penasaran dengan semua hal yang terjadi.

walaupun ini hanya mimpi, tapi tidak ada salahnya aku ingin tau kelanjutan dari cerita aneh ini.

"Aku Panglima besar di kerajaan yang Ayah anda Pimpin, Namun demi mewujudkan perintah dan impian anda, Aku menuruti semua keinginan darimu untuk pergi dari istana dan kita akan menjadi rakyat biasa, kau meminta kita menikah dan mempunyai banyak anak. Kau benar-benar melupakan itu semua? Bagaimana bisa kau melupakan hal sepenting ini Puteri? aku rasa kepalamu memang terbentur sangat keras, apakah masih sangat sakit? Kau mau kita mencari Tabib? aku bisa Membawamu ke Tabib yang tidak akan mengenali dirimu sana sekali." Perhatian dari Steve Membuatku Kehilangan akal sejenak.

aku menatap matanya yang begitu tulus dan suaranya yang membuatku lemah. Seandainya saja aku bisa menemukan Steve yang perhatian begini di dunia nyata, pastilah aku akan benar-benar menyukai dirinya. Aku ini wanita yang mudah luluh dengan perhatian dan sikap yang manis.

"tidak usah, bagaimana jika kita kembali ke Istana saja? Aku rasa, tidak ada gunanya kita pergi sejauh ini. jika Ujung-ujungnya kita akan di tangkap." entah kenapa mulutku berkata hal seperti itu dengan sangat mudah, padahal aku tidak berniat untuk mengucapkan sesuatu yang Bahkan tidak aku mengerti.