Chereads / Hasrat Cinta: Menemukan Suami Pendamping / Chapter 12 - Malam indah bersama dirimu

Chapter 12 - Malam indah bersama dirimu

[Mimpi berlanjut]

Di balik banyaknya kalimat yang terdengar manis di telinga Ara, pada akhirnya dia hanya bisa terdiam tanpa tau harus melakukan apa. Matanya menatap mata Muticus dan dia menghela nafas sekali lagi.

"bagaimana jika kita berjalan-jalan saja, jangan terlalu di pikirkan apa yang aku katakan." Muticus mengelus lembut rambut Ara, wanita yang ada di depannya itu hanya mengangguk dan perlahan-lahan menuruti keinginan Kekasihnya.

dia menatap wajah Pangeran Muticus dari samping, yang sedang mengeluarkan kuda dari kandangnya.

Muticus terlihat mengelus kuda di depannya, aku memperhatikan dengan sangat jelas. Bagaimana kasih sayangnya pada kuda tersebut, bagaimana tangannya yang besar itu terlihat sangat indah di mata Ara.

Ara sampai tersenyum kecil melihat hal kecil yang di lakukan oleh Muticus, menurut Ara.. Hal-hal kecil begini Membuat sedikit hatinya tersipu malu. walaupun hal tersebut bukan untuknya, tapi tetap saja.. Ara dapat melihat bagaimana Muticus yang sebenarnya memang penyayang.

Ara jadi berpikir, bahwa wajar sejak awal dia sudah dekat dengan Muticus.

"Ayo naik, aku bantu." Kata Pangeran Muticus setelah beberapa saat Ara terdiam tanpa suara.

Dia membantu Ara naik ke atas tubuh kuda berwana coklat tua itu, Terlihat sangat kokoh dan juga indah. tubuh Ara yang memang kecil, tentu tidak terlalu sulit untuk di angkat oleh Muticus. Pinggang Ara di pegang dan membuat wanita itu sedikit berdesir..

Setelah Ara duduk dengan nyaman, barulah Muticus juga ikut naik. Di belakang tubuh Ara dan memeluk pinggang wanitanya dengan perlahan. Mengambil tali kekang kuda, tak berapa lama mereka berdua sudah menunggangi kuda berkeliling lapangan yang terbentang luas.

Walaupun malam ini begitu dingin, tapi hawa panas dari nafas pangeran Muticus mampu Membuat Arabella merasa hangat..

Tidak ada suara di beberapa menit ke depan, Ara menikmati semua yang terlihat di depan mata. Sedangkan Pangeran Muticus memperhatikan wajah Ara yang tertiup angin, rambutnya berterbangan. Memperlihatkan leher indah juga bibir kecil Ara yang manis. Pangeran Muticus terpesona pada keindahan wajah kekasihnya, apalagi saat bulu mata lentik Ara terlihat berkedip beberapa kali.

Rembulan malam ini menerpa wajahnya dan menerangi semua hal yang ingin Muticus lihat. Pangeran semakin mempererat pelukannya di pinggang Ara.

Lalu menghentakkan kuda semakin cepat, membuat Ara langsung berpegangan pada kedua tangan Muticus... Suara kaki kuda, Dan keheningan malam saling bersatu menciptakan suasana romantis. Yang membuat Ara dan lelaki sama-sama Tersenyum kecil.

"Apakah kita sering melakukan ini?." Tanya Ara pelan, ketika mereka melewati beberapa pohon besar. Kini suasana Semakin gelap, Ara berpikir buruk pada keadaan sekitar. Tapi berharap Bahwa Muticus membawanya kemari bukan untuk macam-macam.

"Iya, kau lupa? Dulu kau selalu mengajak diriku ke kandang kuda, hanya untuk mengajari dirimu naik kuda. Kau juga senang sekali mengelus kuda-kuda yang kau temui.. itu kenapa aku sampai sekarang aku melakukan semua yang pernah kau lakukan.. apakah kenangan manis itu tidak tersimpan di otak kecilmu?." Pertanyaan Muticus membuatku terdiam, Ara ingin menjawab bahwa dia memang tidak mengingat apapun.

Tapi dia takut Bahwa Muticus akan merasa sakit hati. "Mungkin, bukannya aku tidak ingat. hanya saja keadaan setelah bertahun-tahun membuatku kebingungan sendiri. Aku terlalu bingung, hingga aku menyingkirkan kenangan manis yang pernah terpantri di otak kecilku." Kata Ara pada akhirnya.

"Aku tau, Tapi sekarang aku akan membuat banyak kenangan manis denganmu. aku akan membuatmu memikirkan semua kenangan ini sepanjang malam, di setiap hal yang kau lakukan.. aku akan membuat dirimu merasa senang sepanjang waktu saat bersama diriku, mungkin tidak setiap hari aku akan selalu di dekatmu." Ucapan Muticus tepat di samping telinga Ara.

lelaki itu kembali menghentikan kudanya, di depan mereka ada sebuah Goa yang sangat indah. di terangi oleh kunang-kunang dan juga di tutupi pohon rindang. Ara tetap diam saja saat matanya menatap apa yang dia lihat.

"Ayo turun, akan aku perlihatkan tempat yang indah." Katanya. dia turun lebih dulu, lalu membantu Ara untuk turun..

Mereka kemudian berjalan bergandengan tangan memasuki Goa yang indah tersebut, Ada Tertawa kecil karena melihat kunang-kunang yang beberapa hinggap di tubuhnya. Sang pangeran tentu saja ikut tertawa, langkah kaki mereka semakin masuk ke dalam sana.

Ara kira Goa itu akan sangat gelap dan sepi, Tapi dia salah. ketika Tubuhnya semakin masuk ke dalam, maka dia akan melihat Goa yang terang sekali.. Dinding Goa terdapat sebuah tanaman menjalar yang mengeluarkan Cahaya yang begitu terang, cahayanya berwarna-warni. menampilkan keindahan yang begitu menakjubkan.

Warna-warni yang ada disini, lebih indah dari langit malam.. Pegangan sang pangeran semakin erat, ketika mereka berjalan semakin ke dalam dan semakin dalam lagi.

Ara melihat air terjun kecil yang ada di dalam Goa, lalu melihat lagu kunang-kunang yang lebih banyak. "Kau suka?." Tanya Muticus. Pertanyaan itu membuatku langsung kehilangan kata-kata.

Aku menengok ke arahnya dan mengangguk pelan. Pangeran Hares langsung mencium keningku dan membuatku semakin malu. "Aku senang jika kau suka, aku sebenarnya ingin sekali menunjukkan tempat ini pada calon istriku dan anak-anakku nantinya. Tapi Aku tau hal itu mungkin belum bisa terjadi dalam waktu dekat. Jadi aku mengajakmu saja kemari." Kata kata Muticus lagi lagi membuatku bingung, aku masih menatap matanya. menunggu apa yang bisa dia jelaskan selanjutnya, pada kata-katanya yang terdengar sangat aneh.

Tapi Muticus malah tersenyum dan mencium punggung tanganku, dia kemudian melepaskan Tanganku dan berjalan ke sisi Goa. di sana ada bunga yang sangat indah, Dia memetiknya lalu memberikannya padaku.

"Ini untukmu, mungkin ini belum terlambat atau mungkin ini terburu-buru. Tapi, Arabella, maukah kau menjaga hatiku?." Tanyanya pelan, Aku menaikan sebelah alisku.

aku benar-benar semakin bingung dengan apa yang dia Katakan.

"Hatimu?." Tanyaku balik.

"Aku mencintaimu, sudah sejak dulu.. ketika kau masih sangat kecil, aku bersumpah dan Berjanji padamu akan kembali dan mencium bibirmu. menjadikan dirimu istriku dan satu-satunya wanita di hidupku. tapi aku rasa kau melupakan semua yang aku katakan, kau juga pasti melupakan Bahwa kau menjawab 'Ya'. pada saat itu, aku pernah melamar dirimu saat kau kecil dulu. aku juga sudah mendapatkan jawabannya, tapi sayangnya kau tidak ingat sama sekali. Bagaimana jika aku melamar dirimu sekali lagi? apakah kau mau?." Ara tersipu malu sebentar, lalu jantungnya langsung berdetak hebat beberapa saat kemudian.

dia ingin sekali mengingat kembali semua hal yang Muticus katakan, tapi Dia benar-benar Tidak bisa mengingat Semuanya. seperti ada sesuatu yang menutupi ingatannya. seperti ada hal yang membuatnya memang harus melupakan semua itu. tapi apa?

"Pangeran Muticus." Ujar Ara dengan suara pelan.

"Katakan saja.. Boleh atau tidak." Ucapan pangeran Muticus sedikit memaksa. Ara tidak tau apa yang harus dia lakukan.. jika menjawab tidak, dia takut pangeran Muticus akan melakukan sesuatu yang buruk disini. Tapi jika Iya.. maka Pangeran Muticus akan bertanya hal lain. tentang lamaran tersebut.