Steve mengangkat panggilan dari Tuan muda Caldwell. "Aaron.. Adikmu sepetinya dalam keadaan yang tidak baik, dia demam. aku tidak tau apa yang terjadi padanya, dokter hanya berkata bahwa dia terkena hipotermia dan harus di rawat. aku membawanya ke rumah sakit dan saat ini kami menjaganya dengan baik. aku rasa dia tidak bisa Mengurus Perusahaan Disini, apakah kau tidak berniat mengambil alih?." Steve berkata melalui sambungan telepon, dia sedang ada di atap rumah sakit.
Memandangi gedung-gedung tinggi yang ada di sekitarnya, ini masih pagi dan angin masih bertiup cukup lembut saat menerpa wajahnya.
"Adikku memang suka sakit-sakitan sejak kecil, dia terkadang bisa demam sampai dua Minggu setelah dia bermimpi aneh. apakah dia terbangun Karena mimpi buruk juga?." Tanya Aaron di ujung telepon sana.
"Ya, aku rasa.. dia memang terlihat gelisah dalam tidurnya pada malam itu. apakah dia punya trauma akan sesuatu? jadi saat dia bermimpi buruk, dia akan langsung sakit?." Steve sedikit penasaran, dia memang tidak terlalu perduli dengan keadaan Nona muda itu. Tapi dia hanya merasa kasihan saja, dan entah kenapa nalurinya yang paling dalam ingin sekali Melindungi Nona mudah Caldwell.
"Ya, saat dia terbangun dari mimpi buruk. Dia pasti langsung jatuh sakit, kami juga tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. saat kami tanya dia mimpi apa, dia hanya menggelengkan kepalanya dan diam saja. Aku rasa ada sesuatu yang memang dia pikirkan, Dokter Pribadinya berkata Bahwa Ara memiliki semacam tumor di otaknya. Tapi aku tidak memberitahu dia soal penyakit itu, aku tidak mau dia khawatir. aku menyuruhnya pergi kesana agar dia punya teman seperti dirimu Steve. Aku tau kau bisa membantunya melewati semua ini, Kami keluarganya saja tidak bisa membantu banyak. Kami tidak benar-benar tau apa hang di Rasakan oleh Ara. Dia butuh seseorang, yang bisa selalu ada untuknya dan bisa menjadi tempat untuk bersandar." Ucapan Aaron membuat Steve Menghela nafas lelah.
Dia tidak tau jika Aaron memang sangat ingin menjodohkan Ara dengan Steve. Itu yang sebenarnya Aaron rencanakan untuk dua orang tersebut. Tapi memang, Aaron sengaja membuat Ara sedikit penasaran Dengan Steve, adiknya itu jika penasaran akan sesuatu hal. maka akan dia kejar Sampai dapat, itu kenapa Aaron menyuruh Steve untuk Tidak terlalu dekat pada adiknya. agar mereka bisa membuat pendekatan sendiri, sesuatu yang terasa lebih natural.
tapi, belum semuanya terjadi. Adiknya malah jatuh sakit.
"Kau tau sendiri Aaron, aku bukanlah orang yang manis dan hangat pada setiap wanita. aku tidak terbiasa dekat dengan wanita manapun, aku Terbiasa hidup bebas dan aktif. Aku tidak bisa memenuhi tanggungjawab ini." Steve berkata dengan pelan, dia memejamkan matanya sebentar lalu membukanya lagi. dia memang cukup lelah Jika masuk dalam drama yang rumit seperti ini.
Steve terbiasa dengan kehidupan yang dia inginkan, tanpa sebuah peraturan dan tanggungjawab yang memusingkan.
"Sekali saja Steve, buatlah adikku bisa merasakan kebahagiaan. Tumor otaknya semakin parah, Apalagi di tambah dia suka sekali demam. aku yakin ada masalah serius pada tubuhnya, dia punya masalah yang selama ini dia simpan Sendiri. aku mau kau mencari tau hal itu dan membantunya dalam menyelesaikan Semuanya." Aaron berkata sangat yakin, dia seperti tidak mau di bantah sama Sekali.
mau tidak mau Steve mengiyakan semuanya. "Baiklah, tapi aku hanya berikan waktu selama 3 bulan. Jika selama itu juga Ara tidak memberitahu apapun padaku tentang masalahnya, maka aku akan angkat tangan dan tidak mau ikut campur lagi." Ungkapan Steve langsung Membuat Aaron Tersenyum kecil di ujung telepon sana.
Aaron yakin, 3 bulan adalah waktu yang cukup untuk menumbuhkan benih cinta di antara Steve dan Ara. Setelah itu Aaron akan mendengar mereka saling mengungkapkan kata cinta dan menikah.
Ahhh.. Aaron benar-benar memikirkan masa depan adiknya.
"Baiklah, 3 bulan untuk membuat adikku bisa menceritakan semuanya padamu. Aku tutup teleponnya ya, dokter pribadinya mungkin akan tiba disana satu jam lagi. aku cukup sibuk saat ini, kabari aku terus jika memang terjadi sesuatu. aku percaya padamu Steve." Sambungan telepon telah berakhir, Steve menatap layar handphonenya dan menghela nafas lagi.
"Ahhh.. Untung saja dia Temanku, jika tidak. sudah aku pukul kepalanya itu." Steve tertawa kecil, lalu dia mulai turun ke lantai bawah. dimana ruangan Ara berada, dia hanya mencari udara segar tadi. Dan sekarang waktunya untuk kembali ke ruangan gadis itu.
Lift sudah terbuka dan Steve keluar dari sana, beberapa pengawal menunduk hormat saat Steve melewati mereka. lelaki itu membuka pintu dan melihat ke dalam, Ara masih tidur dengan tenang. wajahnya seperti malaikat yang sangat baik, pancaran aura yang dia keluarkan membuat wajahnya tampak semakin cantik.
Steve tersenyum sekali lagi, dia menarik bangku dan duduk di dekat Ara. masih sambil memandangi wajah cantiknya, wajah yang tidak membosankan sama sekali.
Melihat wajah Ara, Steve mengingat sejarah bangsa Yunani zaman dulu. saat ada wanita yang kecantikannya mampu menghipnotis banyak orang. dia adalah Phryne merupakan salah satu hetaera (wanita panutan Yunani) paling tersohor di sebelum masa Helenistik. Kecantikan Phryne membuat dipuja para pria pada masa itu. Menurut deskripsi salah satu pujangga pada masa itu, Phryne sempat di adili karena suatu kejahatan. Para juri sudah siap menjatuhkan hukuman mati. Namun ketika Phryne membuka baju dan mempertontonkan tubuhnya yang indah, para juri pun memberikan pengampunan. Menurut mereka, perwujudan Aphrodite (dewi cinta dan kecantikan Yunani) tak harus dibunuh.
Phryne yang memiliki nama asli Mnesarete juga dikenal sebagai simpanan pematung Praxiteles. Praxiteles diingat karena memahat patung-patung Aphrodite tercantik, salah satunya Aphrodite dari Knidos. Konon dia mendasarkan sosok Aphrodite dari Phryne..
Kalau Ara? Mungkin dia lebih dari semua sejarah itu. Ara sangat unik, sejujurnya Steve tidak pernah melihat tubuh dan bentuk badan Ara dengan baik, tapi Steve sudah sangat yakin bahwa tubuh wanita itu pasti sangat ranum dan indah.
Steve memperhatikan punggung tangan Ele, Urat-urat hijau yang terlihat jelas dari saja menambah kesan seksi bagi Steve. Dia mencoba untuk memegang punggung tangan tersebut, lalu mulai mengelusnya dengan sangat lembut.
Cantik...
Apakah Steve boleh merasakan kecantikan ini lebih lama lagi?
ahh..! Apa yang dia pikirkan, Steve langsung melepaskan tangannya dari Ara dan mulai mengembalikan kewarasan yang sempat hilang.
Steve sekali lagi menatap mata Ara yang terpejam, saat tertidur saja wanita ini terlihat luar biasa. Itu kenapa Steve tidak mau terlalu dekat, dia hanya takut jatuh hati dan membuat semua hal jadi kacau balau.