Chereads / THE ORDER OF TWO RED EYES / Chapter 11 - BILLBOARD

Chapter 11 - BILLBOARD

-This World by Selah Sue-

Sepertinya, Annabeth telah menyelesaikan penuh apa yang telah diperbuatnya hari ini. Dengan blazer putih panjang dan stetoskop yang digenggamnya, dia pun keluar dari ruangan pribadinya ini dengan membawa helaan lega yang bisa terasa penuh di dalam dirinya. Lalu, saat di mana dia menutup rapat pintu itu, langkah yang juga dia gerakkan menuju dapurnya, langkah itu pun malah terhenti begitu saja ketika merasakan ada sesuatu yang datang. Namun, karena hanya sebuah perasaan kecil saja yang tak berbentuk, Annabeth kembali melangkah dengan blazer dan stetoskop yang dia letakkan rapi di atas meja sofa. Dan baru saja langkah itu akan memasuki bagian dapur apartment-nya, lagi-lagi langkahnya itu harus terhenti kembali. Dikarenakan, dia merasakan ada seseorang yang kini memeluknya erat dari belakang dan mengembuskan napas beratnya juga ketika dagu dirasanya telah ditumpukan di bahu wanita itu.

Tanpa menoleh pun Annabeth sudah tahu siapa yang datang kepadanya saat ini. Dan dia pun mulai berkata sesuatu kepada siapa yang menjadi tamu keduanya hari ini.

"Sa jag inte att du inte behöver komma till den här platsen?"[1]

Lalu, Annabeth langsung merautkan wajah cemberut saat berbalik langsung menghadapnya.

"Jadi— apa itu tandanya kau akan langsung membunuhku seperti yang kau katakan tadi?" ejek pria itu kemudian.

Dengan posisi itu juga, Annabeth langsung saja memeluknya dan menyandarkan penuh wajahnya ke bahu pria tersebut dengan sikap manja yang kali ini dia perlihatkan.

"You think it would be easy for me to do it, McCary?"

Dan pria itu pun langsung terkekeh kecil setelah mendengarnya.

Bagaimana rasa sayang keduanya berikan satu sama lain, tidak bisa diungkapkan begitu saja dengan kata-kata. Bahkan, apa yang disukai keduanya pun juga terbilang tak jauh berbeda.

Lalu, Mark yang membalas pelukan itu dengan dekapan eratnya, langsung mengecup puncak kepala wanita itu secara penuh dia tunjukkan. Dan pandangan yang semula ditujukannya hanya untuk memandang wanita itu sejak awal, kini beralih kepada blazer putih dan satu stetoskop yang telah terlipat rapi. Namun, tetap menunjukkan bercak darah yang sangat terlihat di beberapa sisi.

"Well. A, apa … aku telah terlambat datang ke acara kecilmu?"

Annabeth langsung melirik benda tersebut di atas meja kemudian. Merasa tahu apa yang dimaksud oleh prianya ini, dia pun mendongakkan kemudian wajahnya dengan dagu yang disandarkannya di dada pria itu.

"Dia bersikap kurang ajar kepadaku sore tadi. Karena itu, saat aku memberikannya sedikit pelajaran, dia malah langsung meninggalkanku begitu saja di ruanganku di sana," tunjuk wanita itu dengan pandangan matanya.

"Lalu?"

"Lihatlah darah itu. Katanya dia menyukaiku. Kuberikan luka kecil begitu saja, dia malah meninggalkanku. Ck! Dia benar-benar pria yang tak bertanggung jawab, McCary. Aku membencinya," jelasnya kembali.

Mark hanya mendengar saja apa yang dikatakan wanita itu dalam raut berbinar yang masih dia tunjukkan. Lalu, merapikan sedikit rambut panjang kecokelatan yang diurainya ke belakang, untuk melihat penuh bagaimana wajah cantik yang dimiliki wanitanya itu. Yang kemudian, dengan senyuman lembut yang juga Mark berikan kepadanya, di sanalah dia langsung mengecup bibir wanita itu, beserta pelukan yang juga kembali dia berikan kepadanya. Dan Annabeth yang mendapatkan sentuhan itu, sedikit tertawa dan memberikan kembali pelukan semula kepadanya.

"Apa kau benar-benar tidak ingin menyambut kepulanganku hari ini, Abeth?"

Wanita itu langsung melepaskan pelukannya secara perlahan, dan kembali melangkah menuju dapur yang sudah sejak awal telah ditujunya.

"Tidak perlu disambut pun kau akan tetap merayakannya denganku, bukan?"

Dan salah satu gelas yang langsung diisikan air putih, langsung dia berikan kepada Mark dengan santainya.

"Well," Air itu langsung ditegukkan oleh Mark setelah menerimanya. "Aku ingin mengatakan kepadamu jika kita sudah hampir sepenuhnya telah menguasai negara ini. Kau senang mendengarnya? Jadi … ketika hal itu akan seutuhnya terjadi nanti, apa kau akan tetap berjanji kepadaku untuk terus berada bersamaku selamanya?"

Annabeth yang juga menegukkan air putihnya dengan gelas lain, dia menatap sesaat wajah bangga pria itu dan mulai berkata, "Aku tidak pernah berniat sedikit pun untuk berada selamanya denganmu, McCary. Kau masih belum menyerah juga, huh?" jawabnya dengan tenang.

"Du tänker väl inte lämna mig?"[2]

Annabeth mulai tersenyum kepadanya. Lalu, mendekatkan kembali dirinya kepada pria itu dan memeluk bagian punggungnya dengan kedua mata yang sengaja dia pejamkan.

"Aku sudah terlalu lama terkurung bersamamu. Aku hanya ingin mencari kehidupan lain yang lebih dari ini, McCary."

Mark Corbin tidak tampak sama sekali beremosi dengan penjelasan kecil itu. Justru dia malah berbalik menghadapnya kembali. Dan kemudian, menyunggingkan senyuman terbaik kepada wanita itu, dengan juga membawa ucapan, "Aku tidak pernah mengurungmu. Kau yang selalu merasa aku terus mengurungmu selama ini,"ucapnya," ucapnya dengan sangat lembut.

"Liar." gerutu wanita itu kemudian.

"Aku juga memberikan kebebasan penuh kepadamu untuk pergi ke mana pun yang kau mau. Tapi, semua yang kau lakukan, kupastikan aku akan selalu mengetahuinya. Di mana pun kau berada, kupastikan juga tidak akan pernah luput dari pandanganku, Abeth," kecupnya kembali di bibir.

Yang akhirnya, wanita itu menghelakan napasnya kali ini. Melepaskan dirinya dari pria itu, dan mendecakkan lidahnya kemudian dengan raut wajah yang kembali dikecutkannya.

"Itu sama saja dengan yang aku katakan tadi, McCary."

"Nor, it's obviously different."

"Hufh …! Sampai kapan pun, aku tidak akan pernah bebas darimu."

"Karena kau satu-satunya wanita yang sudah kupilih sejak awal kita bertemu."

"Bahkan, aku masih belum terlalu mengerti untuk hal itu di usiaku yang belum dua tahun saat itu!" bentak gemas wanita itu kali ini.

"Tapi kau sudah berhasil membuatku memikirkanmu sejak saat itu."

Kali ini, Annabeth tidak bisa berkata apa pun lagi. Dengan helaannya kembali, dia menatap penuh pria itu dengan raut tak terbaca dia keluarkan. Namun, siapa sangka jika perdebatan kecil itu akhirnya membuat keduanya tertawa dengan sikap masing-masing yang mereka keluarkan.

Annabeth yang kali ini langsung mengeluarkan pisau cutter kecil dari sakunya, diacungkannya kemudian di hadapan pria itu tanpa sedikit pun merasa ragu. Bahkan, dia juga menunjukkan senyuman seringainya kali ini.

"Tidak ada salahnya jika aku mengajakmu bermain saat ini, McCary."

"Play a game?"

"Yes!" ucap semangatnya.

Mark tahu jelas apa yang akan wanita itu lakukan kepadanya. Melihat itu, dia mulai melangkah mundur dalam senyuman tenang yang juga dikeluarkan.

Dan saat itulah Annabeth mulai bersikap aneh kembali. Memberikan gerakkan spontan nan cepat untuk menyerang Mark dengan cutter, yang juga mulai terus dia ayunkan untuk permainannya.

"Sekali saja kau menghindari seranganku, aku benar-benar akan membunuhmu, McCary!" tekannya.

Tapi, untuk kali ini permintaan itu tidak didengar oleh Mark. Dengan lihainya, Mark melangkah cepat ke sana dan kemari untuk menghindari gerakkan serangan cepat atas todongan pisau cutter yang terus diarahkan kepadanya. Hingga, Annabeth yang merasa kesal sendiri dengan Mark yang terus menghindarinya seperti itu, dengan raut kemarahan yang ditunjukkannya saat ini, dia juga berkata sesuatu dalam luapannya.

"JAG HATAR DIG, MARK! Jag kommer att bevisa det om jag kan komma bort från dig utan att lämna ett hot!"[3]

Tapi, Mark tetap menyunggingkan senyuman pesonanya dengan raut tetap tenang yang juga dia berikan.

Bukan main luapan kemarahan yang dikeluarkan Annabeth untuk Mark-nya. Bahkan, dia masih tetap terlihat menyerangnya, walau tahap pengejaran masih terus dia berikan kepada pria itu. Yang akhirnya, dengan kekesalan penuh tanpa ucapan yang kini diberikan, pada akhirnya Annabeth tersengal sendiri dalam posisi berdirinya saat ini. Memandang tajam Mark-nya, dan membelakanginya begitu saja dengan pandangan yang kini diarahkan pada karter cutter yang sedang diacungkannya.

"Kau tahu, McCary? Padahal cutter ini kubeli mahal khusus untukmu. Tapi— ternyata kau tetap tidak menyukainya,"

Dan tanpa alasan apa pun, wanita itu malah tertawa sendiri hanya karena alasan menatap bagaimana bentuk pisau cutter yang digenggamnya ini.

Mark yang tanpa diketahui Annabeth telah berdiri tepat di belakangnya, kini mulai memberikan pelukan penuh dengan sikap manja yang dikeluarkan. Lalu dengan sengaja juga, Mark mengulurkan satu lengannya untuk bisa melampiaskan apa yang diinginkan wanita itu saat ini.

"Kau ingin kembali melihatku terluka saat ini? Lakukanlah apa yang kau mau."

Annabeth melihat sendiri Mark-nya ini mulai menyerahkan lengan untuknya. Secara langsung dia justru tidak mengambil kesempatan itu yang sekarang ada di depan matanya. Tapi, dia justru menghempaskan begitu saja pisau cutter karter itu asal-asalan ke lantai. Lalu, membalikkan dirinya secara langsung ke hadapan pria itu dan kembali berkata, "Jika aku benar-benar pergi, apa kau sanggup hidup tanpaku, McCary?"

Cepat sekali wanita itu merubah mengubah langsung suasana hatinya? Bahkan, di detik sebelumnya saja dia masih terlihat tertawa. Dan sekarang? Dia malah memberikan tatapan sedih untuk Mark-nya kali ini.

"Apa kau sanggup hidup tanpaku, McCary?" tanyanya sekali lagi.

"Tidak."

"Jadi?"

"Tanpamu, aku kosong, Abeth …. Hidupku juga akan benar-benar berakhir jika kau tidak ada," jawabnya kembali.

"Liar."

"Jag säger det verkligen, Abeth."[4]

Namun, Annabeth menolak untuk memberikan ucapan lainnya. Yang akhirnya, Annabeth langsung memeluknya dengan sangat erat. Memendamkan penuh wajahnya dalam pelukan yang dia berikan, dan menghelakan kemudian napasnya saat pria itu juga membalas pelukan itu kepadanya.

Mungkin ucapan kecil itu juga telah kembali melunakkan hati keras yang dimiliki Annabeth untuk saat ini. Dan akhirnya, Mark yang tidak bisa menahan apa yang diinginkannya penuh saat ini, dia langsung mengangkat penuh tubuh wanita itu, dan tanpa ragu pun dia membawanya ke kamar dengan memberikan serangkaian ciuman bibir yang terus dilekatkan dalam setiap langkah.

"I need you now, Abeth," ucap Mark di sela ciuman terjadi.

"Bon appetit,"[5] Dan Annabeth berbisik tersenyum ketika menjawabnya.

Tidak perlu dijelaskan apa yang ingin mereka lakukan di dalam kamar saat ini. Yang jelas, mereka akan terus melakukannya hingga seutuhnya mereka telah melampiaskan penuh apa yang telah tertahan selama tak bersama sebelumnya.

Itu saja.

[1] Bukankah aku sudah mengatakan kepadamu jika kau tidak perlu datang ke tempat ini?

[2] Kau tidak berencana untuk meninggalkanku, bukan?

[3] Aku benar-benar membencimu, Mark! Akan kubuktikan jika aku bisa pergi seutuhnya darimu tanpa meninggalkan jejak apa pun!

[4] Aku sungguh-sungguh mengatakannya kepadamu, Abeth.

[5] Selamat makan.