Karina baru saja membersihkan kamarnya, kebetulan hari ini dia tidak kuliah jadi dia lakukan untuk membersihkan kamar lalu membuat beberapa persyaratan untuk ia melamar kerja paruh waktu agar dia bisa mencari tempat tinggal dan kalau bisa membayar kuliahnya sendiri.
"Kerja apa yang bisa untuk kuliah di tempat semahal itu? "gumam Karina, andai dia kuliah di perguruan tinggi negeri mungkin dia bisa mengusahakannya sendiri.
Ceklek...
Karina menoleh ke arah pintu, seketika wajahnya menegang."Om ..., "ujarnya takut.
"Hallo sayang. "
"O-Om ke ... kenapa sudah pulang? "tanya Karina takut pasalnya dia hanya sendiri di rumah, tante Soraya sedang pergi arisan sosialita dan biasanya sampai malam baru pulang, sedang Rio jelas sekolah dan pulang lewat jam 4 sore.
"Om tidak enak badan sayang. "
Susah payah Karina menelan paksa salivanya, ia takut om Erick akan macam-macam meski sejauh ini om Erick tak sampai merusaknya.
"Om minta kamu pijit ya sayang."
Karina menggeleng. "Tunggu tante saja om,"tolak Karina.
"Ck ... wanita tua itu bisa apa selain menghamburkan uang om sayang."
Ya, om Erick memang jauh lebih muda dari tante Soraya, jarak usia mereka berbeda 10 tahun lebih muda om Erick, begitupun om Erick dengannya yang terpaut 15 tahun.
Tante Soraya adalah seorang janda dari kakak om Erick, turun ranjang atas wasiat dari om Bima,suami pertama tante Soraya, ayah Rio tak lain kakak om Erick.
"Ah ... Om ... jangan."Kaget Karina karena tiba-tiba om Erick menariknya hingga jatuh ke ranjang."
"Jika kita sedang berdua, jangan panggil om sayang, aku baru berusia 33 tahun, panggil mas saja ya ... "ujar om Erick yang mulai mengungkung tubuh Karina.
"Om jangan om."
"Aku cinta sama kamu Karina ... jadilah milikku."
Karina menggeleng. "Jangan om, om suami tante aku ...."
Cup...
Karina membulatkan matanya saat tiba-tiba om Erick kembali menciumnya, meski ini bukan kali pertama pria itu melakukan hal itu pada bibirnya, tapi tetap saja ia tak rela.
.
.
Leo menatap bangunan rumah megah di depan mobilnya. "Rumah kamu? "tanya Leo pada gadis yang kini duduk di kursi penumpang sampingnya.
"Bukan, rumah Olla di perum Permata indah. "
"Lalu? "
"Ini rumah om nya Karina, Olla mau kembalikan buku Karin. "
"Karin temen kamu yang kemarin?"
"Iya, Kak Leo ingat? "
'Yes, 'batin Leo karena akhirnya dia bisa bertemu dengan Karina lagi, terlebih tahu di mana gadis incarannya tinggal.
"Ayo Kak turun."
"Oke. "
Olla dan Leo keluar dari mobil, dengan tak sabar Olla naik ke teras rumah dan segera menekan bel di samping pintu.
"Memang di rumah dia? Tidak kuliah?"
Olla langsung menggeleng,."Dia tidak ada mata kuliah hari ini makanya Olla samperin ke rumahnya."
Leo mengangguk. 'Erick Joe, 'batin Leo saat membaca papan nama di samping pintu.'sepertinya pernah dengar nama itu. 'lanjutnya di hati.
"Ih mana sih kok lama... "
Ceklek...
Olla langsung bernafas lega saat pintu terbuka.
"Olla ... Huffttt .... "ujar Karina lega.
"Hehe iya Karin, kok lama sih bukanya."
Karina menelan ludahnya, ia bersyukur karena Olla datang di waktu yang tepat.
"Karin kenapa, kok kaya capek, berantakan lagi, terus kenapa itu kancingnya salah gitu?"tanya Olla penasaran.
"Owh ... "gugup Karina, ia memang buru-buru memasang kembali kancing blouse yang tadi sudah di buka dengan kurang ajar oleh om Erick.
"Itu, aku tadi habis beres-beres kamar, mau mandi tapi tadi denger suara bel, jadi aku buru-buru pakai lagi bajunya."
Leo menatap Karina begitu intens, ia menangkap ada ketakutan di nada suara Karina.
"Ya udah, ayo masuk, Olla haus, minta minum ya Karin,"ujar Olla langsung menggandeng lengan Leo masuk ke dalam rumah.
"Ah ... Ya ...."
Olla dan Leo sudah duduk di kursi tamu, sementara Karina sesekali melirik ke lantai atas.
"Karin ...? "
"Owh iya, mau minum apa? "
"Apa aja yang segar, iya kan Kak? "
"Ah ya. "Leo menatap Karina penuh tanda tanya, gadis itu membuatnya begitu penasaran.
"Tunggu sebentar."
Beberapa saat kemudian, Karina kembali ke ruang tamu dengan membawa 3 gelas jus jeruk untuknya juga tamunya.
"Silahkan di minum. "
"Makasih Karin,"ucap Olla lalu meneguk minum yang Karina sajikan.
"Kamu di rumah sendirian atau sama siapa?"tanya Leo.
"Ah ... Iya sendiri,"jawabnya ragu-ragu.
Leo mengangguk, tapi ia tetap yakin ada yang tak beres pada Karina.
'Itu... "batin Leo saat melihat ada sedikit tanda merah di leher Karina dan ia yakin itu tanda apa dan masih baru.
"Oh ya Karin, ini buku kamu kemarin kan ketinggalan di rumah aku. "
"Oh ya... Makasih Olla. "
"Sama-sama."
"Ya udah, ayo Kak Leo kita pulang. "
"Jangan,"cegah Karina.
"Kenapa? "tanya Olla, begitu pun Leo menambah yakin dugaannya jika ada yang tak beres.
"Itu, aku masih kangen sama Olla. "
"Sama Olla aja kan? Jangan sama Kak Leo ya, Kak Leo punya Olla. "
'Ck ... apa-apaan sih Olla ini. 'batin Leo kesal.
"Tidak kok, cuma sama Olla, "jawab Karina meyakinkan sambil melirik pada Leo.
"Mmm ... tapi Olla ke sini sama mobil Kak Leo, tanya Kak Leo mau tidak main di sini dulu,"ujar Olla sambil menatap Leo.
'Kapan lagi bisa dekat sama Karin,'batin Leo.
"Oke tidak masalah,"jawab Leo membuat Karina merasa lega dan Olla merasa senang karena dia bisa lama-lama dengan Leo.
"Loh Karin ada temannya ya."
Deg....
Karina langsung berbalik dan mendapati om Erick sudah rapi lagi dengan jas kerjanya dan pria itu sepertinya habis mandi.
"Hai om,"sapa Olla.
"Owh, ya kamu Olla putrinya Danu Rajasa, kan? "
"Iya om, makasih sudah ingat Olla."
Om Erick tersenyum."Ya sudah, om balik lagi ke kantor ya sayang,"ujar om Erick pada Karina sambil membelai rambut dan pipi gadis itu.
"I...iya om."
"Katanya tadi sendiri di rumah? "tanya Leo begitu om Erick keluar rumah.
"I.. Itu tadi memang aku kira sendiri di rumah, mungkin om Erick pulang sebentar, dia biasa kelupaan berkas,"ujar Karin berdalih.
Leo hanya mengangguk, meski ia tak yakin dengan jawaban Karina.
Cukup lama Olla dan Leo di tempat Karina sampai Rio pulang dari sekolah.
Dan sekarang, Olla tengah berada di mobil Leo yang akan mengantarkannya pulang ke rumah.
"Kak stop,"ujar Olla membuat Leo bingung lalu perlahan menepikan mobilnya.
"Ada apa? "tanya Leo penasaran.
"Sebentar aja,tunggu ya kak. "Olla tiba-tiba melepas seatbeltnya lalu turun dari mobil.
Penasaran, Leo pun ikut turun dari mobil dan mengikuti Olla.
"Hai Ani Ira Tio ..., "sapa Olla.
"Wah kak Olla ..., "seru 3 anak yang Leo yakin jika mereka adalah anak pemulung.
"Gimana, Ira sudah sembuh? "
"Sudah kak, makasih ya kemarin kak Olla sudah bawa adik Ira ke rumah sakit,"ujar Tio, anak laki-laki dan paling besar di antara ke tiga anak itu.
"Sama-sama sayang, ini udah sore."Olla mengeluarkan 3 lembar uang merah lalu menyerahkannya pada ketiga anak itu. "Ini buat kalian, pulang ya, udah sore nanti sakit lagi. "
"Makasih kak Olla"
Leo tersenyum melihat itu, ternyata di balik sikap manja dan kekanakan Olla, gadis itu ternyata begitu baik hati bahkan bisa terlihat dewasa.
.
.
myAmymy