Chereads / Lelaki Idaman. / Chapter 8 - Curhat Sebentar

Chapter 8 - Curhat Sebentar

"Hari ini kamu bisa pulang lebih awal," kata Bryan.

"Serius?" tanya Kalea.

Bryan menganggukan kepalanya sementara Kalea hanya bisa tersenyum senang, biasanya Bryan akan gila kerja sampai malam kadang Kalea juga harus pulang dini hari.

Kadang-kadang Kalea pulang ke rumah Bryan dan menginap di sana, semua hal yang Kalea lakukan di rumah Bryan murni karena pekerjaan.

Meskipun Kalea sangat amat menyukai Bryan tapi untuk soal pekerjaan Kalea bisa profesional tak pernah mencampur adukan urusan hati dan pekerjaannya.

Bryan akan bertemu dengan Dokter Rizal, ada beberapa hal yang harus Bryan konsultasikan kepadanya.

Jadi Bryan harus merelakan sebagian pekerjaannya untuk terhenti begitu saja, Kalea terlihat merapihkan semua pekerjaannya karena Bryan akan langsung pulang.

"Saya duluan Kalea," pamit Bryan.

"Hmm-mh, take care," ujar Kalea.

Bryan hanya mengangguk lantas melewati Kalea yang sedang merapihkan beberapa dokumen.

***

Fay setengah kesal karena Kalea yang malah tersenyum terus menerus alih alih segera bercerita tentang dirinya dan Bryan Scott.

"Jadi udah sedekat apa sekarang?" tanya Fay.

"Masih atasan sama bawahan," sahut Kalea.

Fay hanya memutar kedua bola matanya sangat malas dengan apa yang Kalea katakan.

Namun ada hal lain yang ingin Kalea bicarakan dengan Fay tentang sakit Bryan beberapa waktu yang lalu.

"Bryan ternyata bukan pria hidung belakang," ujar Kalea.

"Kenapa bisa berasumsi seperti itu?" Fay penasaran.

Kalea menghela napasnya sejenak. "Percaya nggak kalau Bryan itu emang gila kerja tapi dia sama sekali nggak pernah bawa wanita ke rumahnya."

Fay mengerutkan keningnya. "Jadi kamu termasuk orang yang beruntung gitu karena tau rumah Bryan sebelumnya asissten dia nggak pernah nginjak rumah Bryan."

"Kurang lebihnya begitu boleh nggak sih bangga?" tanya Kalea.

Fay hanya bisa menggeleng Kalea semakin akut menyukai Bryan bahkan sampe bekerja dan mengurus Bryan yang sakit saja Kalea ikhlas-ikhlas saja.

Apakah Kalea tak sadar jika seperti itu ia akan dijadikan budak oleh Bryan selamanya.

"Emang mau banget ya dijadiin budak? Nggak keberatan sama sekali ini kerja kayak romusha?"

Kalea malah tertawa kencang di bagian mananya Bryan memperlakukan dirinya sebagai budak seingat Kalea ia dan Bryan sudah membahas soal pekerjaannya.

Bryan menjabarkan dengan sangat jelas jika bekerja dengannya kemungikanan akan menguras waktu dan tenaga.

Kalea juga pernah mendapatkan pertanyaan jika Kalea ingin memiliki pacar setidaknya harus mengajukan surat pengunduran diri terlebih dulu kepada Bryan karena hidup Bryan tak mau terganggu dengan rasa kecemburan dari pasangan assistennya.

"Tapi ada kemungkinan nggak sih Bryan naksir balik?" cukup penasaran juga Fay karena Bryan yang memperbolehkan Kalea untuk masuk ke dalam rumah pribadinya.

"Harapan aku sih gitu, kamu tau sendiri, kan?" kekeh Kalea.

"Makin gila!" Fay dan Kalea tertawa mendengar umpatan Fay.

Waktu ini seperti ini jarang banget Kalea dapatkan maka ia akan menghabiskan bersama dengan Fay sebaik mungkin.

"Clubing yuk?" ajak Kalea.

"Boleh juga, tuh?" ujar Fay.

Keduanya lantas meninggalkan caffe tersebut dan segera menuju salah satu club untuk sekedar melepaskan penatnya.

Kalea dan Fay memilih salah ruangan untuk bisa menikmati club yang ramai itu, dance floor sudah dipenuhi dengan jutaan umat manusia yang meliuk-liukan tubuhnya mereka sedang melepas penat ada juga yang sdeng frustasi dan ingin melampiaskan semuanya dengan meliuk-liukan tubuhnya.

Richard kebetulan baru saja bertemu dengan lamanya ia tak menyangka melewati ruangan Kalea dan Fay.

Lelaki itu langsung saja menghubungi Kalea lewat telepon genggamnya. "Kalea kamu lagi di club, ya?" tanyanya tanpa basa-basi.

Kalea langsung mengerutkan keningnya ketika Richard yang tiba-tiba menghubunginya dan bertanya seperti itu.

"Iya, ada apa ya?" tanya Kalea.

Richard tertawa renyah. "Saya di luar room kamu," katanya.

Kalea langsung menatap ke arah kaca ternyata Richard sedang melambaikan tangannya.

Fay yang melihat Kalea melihat ke arah lain pun langsung saja mengikuti arah pandangnya.

"Loh Pak Richard ngapain di sini?" tanya Fay suaranya sangat pelan agar Richard tak mendengarnya.

"Nggak tau, katanya mau ke sini nggak apa-apa, kan?"

Fay mana mungkin mengusir kehadiran Richard meskipun Fay sebenarnya tak suka karena ia dan Kalea sedang bergosip membicarakan apa pun yang ia mau.

Tak lama kemudian pintu ruangan terbuka Richard masuk sambil tersenyum ke arah Kalea dan Fay.

"Kalian cuman berdua aja?" tanya Richard sambil duduk di salah satu sofa.

Fay dan Kalea hanya tersenyum sambil menganggukan kepalanya. "Maaf ya karena saya liat kalian jadi ikutan gabung di sini," ujar Richard.

"Nggak apa-apa Pak santai aja," kata Fay.

"Panggil saya Richard aja nggak usah pake embel-embel bapak, kesannya saya kayak tua banget."

Fay langsung tertawa mendengarnya, awal-awal Fay dan Kalea merasa sangat canggung tapi lama kelamaan mereka mengobrol banyak hal bersama dengan Richard.

"Tumben nggak di kawal Gustav?" tanya Kalea.

Richard tertawa kencang, di kantor Richard memang kemana-mana bersama Gustav hampir di semua waktu.

Namun jika di luar kantor Richard mengurusi semuanya sendirian. "Kamu nggak nggak sama Bryan juga, Kalea tumben?" tanya balik Richard.

"Bryan ada perlu dulu jadi Kalea nganggur bisa saya culik ke sini," timpal Fay.

Ketiganya pun tertawa mereka menertawakan apa pun yang mereka bahas sampai jam sudah menunjukan pukul dua belas malam.

"Kalau besok nggak ngantor udah pasti bakalan pulang subuh nih," kata Richard.

"Mana mungkin dong, semenjak mutasi senin semua hari," ujar Kalea.

Tawa kembali terdengar untuk terakhir kalinya sebelum mereka pulang ketiganya jadi semakin dekat.

Richard bahkan berniat untuk mengantarkan Kalea dan Fay pulang tetapi mereka membawa mobil masing-masing.

Richrad merasa sangat bersalah karena tak bisa mengantarkan kedua wanita itu tentu saja Fay dan Kalea langsung mencibir Richard.

"Modus nih hati-hati."

"Hahahaha, mana ada saya nggak tipe yang begitu," sanggah Richard.

"Iya deh percaya aja," sahut Fay.

"Udah ah, see you besok," kata Kalea lebih dulu masuk ke dalam mobilnya.

Kemudian di susul oleh Fay dan Richard menjadi orang yang terakhir melihat mobil Kalea dan Fay pergi terlebih dahulu.

Setelah memastikan kedua wanita itu pergi baru lah Richard menyusul untuk meninggalkan club tersebut.

Jika saja kenal dengan Fay dan Kalea dari dulu Richard mungkin akan senang sekali tak menyangka jika kedua wanita itu sangat asik untuk di ajak berteman.

Richard memang beberapa kali berganti pasangan tapi ia juga bukan lelaki yang suka bergonta-ganti pasangan dalam waktu yang sangat dekat.

Gustav menghubungi Richard melalui pesan besok akan ada rapat di pagi hari membahas soal projek yang akan rilis untuk tahun depan.

Dengan kecepatan penuh Richard segera membawa mobilnya untuk segera sampai di rumah ada hal yang harus ia pelajari dulu untuk rapat besok.

***

Bersambung.