Chereads / Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya / Chapter 15 - 15. Kedatangan A Young.

Chapter 15 - 15. Kedatangan A Young.

Myung yang kesal dengan kehadiran Chin Sun yang tiba-tiba di depan ruang kerjanya. berapa kali dirinya meminta pada Chin Sun untuk tidak menjadi mata-mata kakeknya. Myung menatap A Yong yang tengah bersantai di ruang keluarga.

"Myung, aku tahu jika kamu akan menemuiku." A Young berlari ke arah Myung dengan manja.

"Ada yang kau inginkan A Yong?" Myung mengabaikan sikap manja A yong.

"Aku, ingin kamu mengantarku ke studio. kamu tahu disana ada ayahku," A Yong bergelayut manja pada Justin.

"Aku tidak bisa, hari ini ada meeting di luar kota." Myung melepas pelukan A Young.

"Myung, tunggu!!" A Yong, mengejar Myung.

"Aera, kemari!" Aera menghampiri Myung.

"Jemput Seung, dan ikut denganku." Aera mengangguk, berlari ke lantai dua mengambil pakaian miliknya dan milik Seung.

"Nona Aera, tuan Myung meminta anda untuk lebih cepat lagi."

"Baik, katakan pada tuan Myung. untuk lebih sabar menunggu, sebentar asisten Yong Jin." Aera kembali mengambil berapa pakaian untuk Seung dan berapa baju hangat untuknya.

"Nona, biar saya yang membawanya." Yong Jin, mengambil alih koper kecil milik Seung.

Aera mengikuti langkah panjang Yong Jin, agar cepat sampai di mobil. dimana Myung telah menunggunya.

"Kenapa lama?" Myung laki-laki yang tidak menyukai keterlambatan, membuatnya mendengus melihat langkah Aera yang berlari kecil mengejar langkah Yong Jin. Aera masuk kedalam mobil, duduk di samping Yong Jin. tanpa memperdulikan jika tatapan Myung tajam kearah Yong Jin.

Di dalam mobil tidak ada lagi yang bersuara, Aera terdiam mendengarkan perkataan Myung dan Yong Jin.

Aera keluar dari mobil, saat mobil telah berhenti di parkiran sekolah. Aera tersenyum lebar saat Seung berdiri menunggunya.

"Ibu!!" Seung berlari kearah Aera.

"Sayang, maafkan ibu yang datang terlambat."

"Tidak, ibu. hari ini sekolah musik di liburkan, ibu itu mobil ayah?"

"Ya, ayo ayah ingin mengajak seung ke luar kota."

"Apakah ibu ikut bersama kami?"

"Tentu, kita pergi bersama, ayo ayahmu menunggu di dalam mobil."

"Ayah, apakah ayah mengajak kami ke luar kota?"

"Apakah kamu tidak menyukainya?"

Seung menoleh kearah Aera, dan beralih pada Myung.

"Tentu aku menyukainya, selama ibu bersama denganku."

Myung memperhatikan Aera yang berbincang-bincang dengan putranya.

Suasana kembali sunyi saat Seung tertidur di pangkuan Aera.

"Tidurlah jika kamu lelah, perjalanan ini akan memakan waktu cukup lama, jangan sampai saat Seung terbangun kau belum beristirahat."

"Baik tuan."

Aera memejamkan matanya, tanpa melepas pelukannya pada Seung. Myung menoleh sesaat pada Aera yang tidak merebahkan tubuh Seung.

"Tuan, apakah anda masih berlanjut untuk,"

"Ini bukan rana mu, Yong Jin. fokuskan dengan tugas-tugas yang sudah aku berikan padamu."

"Maaf atas ke lancangan saya tuan."

Perjalanan yang panjang dan melelahkan kini terbayarkan dengan suasana perkebunan, Aera yang menyukai tanaman hijau tersenyum mendapati tempat tinggal mereka saat ini di kelilingi tanaman hijau dan indahnya bunga berwarna-warni.

"Ibu, apakah ibu menyukai tempat ini?"

"Sangat suka sayang. apakah kamu tidak menyukainya?"

"Sama seperti ibu. aku menyukai tempat ini, aku yakin ayah akan senang mendengar jika ibu menyukainya."

"Ayo temui ayahmu, terlebih dulu." Seung berlari kearah Myung yang tengah berdiskusi dengan Yong Jin.

"Ayah, bisa kita bicara?"

"Ada apa Seung? bicaralah. ayah tidak sibuk."

"Ayo kita mengelilingi perkebunan ini, bersama ibu." Myung saling pandang dengan Yong Jin. untuk kesekian putranya meminta sesuatu darinya. Myung menelusuri wajah Seung dan tersenyum.

"Apakah ini kau yang menginginkannya, atau ibumu?" Seung menatap kesal pada Myung.

"Jika ayah sibuk, biarkan aku saja, bersama ibu." Seung kembali menemui Aera yang tengah merapikan pakaiannya dan pakaian Seung kedalam lemari.

"Ibu, ayo kita berkeliling. udaranya sangat sejuk." Aera menoleh dan tersenyum lembut pada Seung.

"Kemarilah, apakah kamu menemui ayah? jangan menggangunya, tujuan ayah kesini karena pekerjaan. jika Seung ingin berkeliling bersama ibu atau menunggu di saat ayah tidak ada pekerjaan, kamu bisa pergi bersama. sekarang katakan kita mau berkeliling kemana? ibu rasa hari ini bisa menemanimu berkeliling." Seung memeluk Aera dengan erat, Myung yang bermaksud mengejar dan mengajak Seung berkeliling, terdiam di tempat saat melihat apa yang di lakukan oleh pengasuh Seung.

'Dia begitu lembut, bahkan putraku begitu nyaman dengannya. tapi siapa kamu sebenarnya? benarkah kamu adalah ibu dari Putraku? atau hanya kebetulan semata?' Myung berbalik meninggalkan kamar yang di tempati Seung dan pengasuhnya.

"Yong Jin, berikan berkas yang pernah aku katakan padamu. aku ingin membacanya terlebih dulu."

Yong Jin memberikan berkas mengenai Aera, wajahnya seketika berubah saat mendapati jika seseorang yang sangat dikenalinya sekolah yang sama dengan Aera.

"Batalkan pertemuan hari ini."

"Tuan, sepertinya pertemuan ini tidak bisa di tunda lagi. tuan Haruki sudah ada disini."

"Kita pergi sekarang."

Myung yang sebenarnya tidak ingin menunggu lebih lama lagi, untuk mengetahui identitas pengasuh putranya adalah ibu kandungnya. mereka yang memiliki kesamaan yang terlihat sangat jelas, bahkan bibir dan sikap keras kepalanya seperti putranya. Myung ingin, menemui sang kakek meminta penjelasan tentang wanita yang mengandung putranya, tapi sayangnya sang kakek sengaja menghindar darinya.

Di perkebunan Seung dan Aera menikmati suasana indah, mereka berkeliling menyusuri perkebunan. seorang pelayan mendekati mereka.

"Nyonya, silahkan diminum tehnya selagi hangat."

"Terima kasih Bibi,"

Aera menyesap teh hangat yang di berikan seorang pelayan senior di perkebunan.

"Bibi, bukankah ini teh Hyeonmi Cha?"

Aera tahu benar jika teh yang di berikan pelayan senior padanya adalah teh yang biasa di buat olehnya untuk sang ibu, Nyonya Seo Jung Jun.

"Bagaimana Nyonya mengetahuinya jika itu adalah teh Hyeonmi Cha?" Pelayan senior menatap wajah Aera.

"Bibi, ini adalah teh yang biasa aku buatkan untuk ibuku, setelah ibu meninggal aku tidak lagi membuatnya."

"Bolehkah saya mengetahui nama belakang nyonya?"

Aera tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Tentu Bibi, aku ..."

"Myung! Seung!" Aera saling pandang dengan Seung, sesat mendengar suara A Young.

"Kalian disini? dimana Myung?" A Young duduk dengan angkuh.

"Bibi, apakah kau pelayan senior disini? buatkan teh yang sama seperti yang kau berikan pada pengasuh putra kami."

Pelayan senior menundukkan punggung di depan A Young.

"Akan saya buatkan untuk anda nona," Pelayan senior berbalik kembali ke dapur untuk membuat teh yang di inginkan oleh A Young.

"Apakah kau mengaku sebagai seorang nyonya?"

Aera meletakkan teh milik Seung. dan menundukkan kepalanya.

"Nona, untuk apa saya harus mengaku sebagai nyonya? jika saya hanya seorang pengasuh, anda berfikir saya mengaku sebagai nyonya hanya untuk satu cangkir teh hangat, itu tidak benar nona. Bibi membuatkan untuk tanpa aku memintanya lagi pula,"

"Berhenti membantah! aku tahu jika kamu menginginkan kedudukan sebagai seorang nyonya Hyung, mimpimu terlalu tinggi, kedudukan mu, sama dengan mereka, pelayan."

Aera terdiam, kembali memberikan teh hangat pada Seung.

"Aku ingin kamu pergi jauh, jika perlu kamu bisa kembali ke kota B. aku yakin mereka tidak akan mencari mu, termasuk Seung."