"Young, bukankah kamu ada pemotretan?"
A Young bergelayut manja di lengan Myung, berusaha untuk mengambil hatinya agar Myung bersedia mengantarnya sampai ke lokasi pemotretan.
"Sepertinya aku terlambat kesana, bisakah kamu mengantarku?"
Myung yang tidak menyukai dengan kilatan lampu kamera yang mengarah ke wajahnya, tapi Myung tidak bisa mengabaikan permintaan A Young.
"Apakah, manajer Yu Ri tidak bisa mengantarmu ke sana?"
Myung berusaha melepaskan diri dari pelukan A Young, jika bukan karena balas budi Myung sudah sejak lama melepaskan wanita yang tidak di sukai oleh Seung.
"Tidak, Yu Ri ada tugas lain, ayolah kamu harus mengantarku ke sana, kau bisa membawa putramu bersama kita," A Young berharap jika Myung bersedia mengantarnya ke lokasi pemotretan, dengan begitu ia memiliki waktu berdua bersama dengan Myung yang jarang mereka lakukan.
"Seung, tidak akan pernah mau pergi bersama denganmu."
"Kalau begitu buat putramu untuk menyukaiku." Suara manja A Young, membuat Myung menoleh padanya.
"Myung, kamu tahu bagaimana usahaku untuk mendekati putramu?" Suara lembut A Young, mampu menghipnotis orang lain, termasuk Myung walau tidak menyukainya tapi tidak menutup telinganya jika A Young sangatlah cantik dan suaranya yang mampu membuat orang lain terpesona.
"Itu artinya usahamu masih kurang."
"Myung lakukan lagi, dekatkan putraku denganku. aku ingin secepatnya menikah denganmu, menjadi ibu untuk Seung."
"Myung, aku tidak mungkin mengatakan tidak, aku akan berusaha untuk mendekatinya. semua usaha sudah aku lakukan, tapi putramu tidak pernah menganggap aku, dia lebih menyukai pengasuhnya," A Young menyakinkan ucapannya pada Myung jika Aera yang telah memberi pengaruh buruk pada Seung, A Young mendesak Myung untuk memecat Aera dengan begitu A Young bisa mendekati Seung.
Myung membenarkan perkataan A Young, jika Seung begitu mudah percaya dengan perkataan Aera wanita yang baru saja di kenalnya, Myung menyayangkan sikap Seung pada A Young yang terlihat tidak menyukainya.
"Kalau begitu kamu lebih keras lagi berusaha untuk mendekati Seung, kamu tahu jika dia adalah putraku." A Young merajuk Myung kembali memintanya untuk mendekati Seung putra tunggal Myung, dengan wanita yang sampai saat ini tidak pernah ia temui.
"Myung, antar aku ke pemotretan," A Young menarik manja lengan Myung untuk meninggalkan perkebunan, yang mereka tempati saat ini.
"Pengasuh Seung, katakan pada calon putraku jika Kami akan pergi dan kamu harus menjaganya jangan sampai terluka." A Young tersenyum indah pada Aera.
"Tentu nona A Young, saya akan menjaga Seung. permisi nona, tuan Myung."
Myung tidak mampu menolak keinginan putri dari keluarga tunggal dari keluarga Young, A Young adalah nama yang di berikan oleh nyonya besar Yeon nama besarnya yang telah membawa keluarganya hidup dengan bergelimang harta, tidak ada yang mengetahui kenapa nyonya besar memiliki nama Yeon tanpa ada nama depan ataupun nama belakang yang ia gunakan hanya nama panggilan yaitu Yeon, tidak jauh berbeda dengan A Young, yang hanya memakai nama pemberian dari ayahnya tuan Duck Young, yang berteman dengan tuan besar Hyun, A Young yang bukan saja terkenal dengan keluarga besarnya tapi juga dengan kesuksesan karirnya sebagai seorang model.
"Myung bisakah kamu tidur denganku malam ini? aku tahu kamu tidak akan menerimanya, tapi kali ini saja aku minta kamu untuk menemaniku sampai tertidur, kamu bisa pergi jika aku terlelap," Myung mengabaikan perkataan A Young, dengan langkah panjang Myung membuka pintu kamar hotel yang telah disiapkan oleh pihak agensi.
"Masuklah dan istirahat, aku harus pulang malam ini juga, aku tidak bisa meninggalkan Seung di perkebunan." Myung mengantar A Young kedalam kamar hotel dan meninggalkannya.
"Myung, aku takut jika kamu tinggalkan. bisakah kamu menemaniku malam ini? hanya malam ini saja," A Young kembali membujuk Myung agar bersedia menunggunya hingga ia tidur, sikap manja dan tutur katanya yang tidak mampu Myung tolak, peringatan yang terlontar dari A Young adalah alarm yang setiap saat akan berbunyi mengingatkan dirinya jika ada hal yang harus di lakukan untuk membuktikan jika ia akan melakukan apa yang di inginkan putri Young, Myung dengan berat hati menemani A Young hingga tertidur dan meninggalkannya setelah terlelap.
Aera mengemasi barang-barang miliknya dan Seung, pagi ini ia akan kembali ke mansion milik Myung, tanpa menunggu kembalinya Myung setelah mengantar A Young.
"Nona Aera, apa tidak menunggu tuan Myung? bagaimana jika nona berkeliling untuk menghilangkan kejenuhan saat menunggu tuan kembali?"
"Bibi, Seung harus sekolah dan saya tidak ingin jika Seung tertinggal dalam pelajaran, untuk tuan Myung saya rasa beliau sudah mengetahuinya jika hari ini saya dan Seung akan kembali ke kota."
"Baiklah, akan saya siapkan makanan kesukaan tuan muda Seung dan anda nona, sering-seringlah berkunjung ke perkebunan, kita bisa berbincang dengan menikmati secangkir teh Hyeonmi Cha,"
"Saya tidak akan menolak dengan teh buatan anda Bibi, saya beruntung menjadi orang yang menerima teh buatan Bibi," Aera membungkukkan tubuhnya di depan pelayan senior yang berkerja di perkebunan milik Myung.
"Tidak nona, bukan anda yang beruntung tapi bibi yang beruntung menikmati teh dan berbincang, seperti kita sudah saling mengenal sejak lama."
"Bibi aku harus pergi, maaf tidak bisa lebih lama lagi disini."
Pelayan senior mengantar Aera ke mobil yang telah di siapkan oleh Myung, untuk mengantar mereka kembali ke mansion, A Young yang tidak melepaskan Myung pergi dari sampingnya sehingga Myung membatalkan kembali ke perkebunan saat berada di perjalanan A Young menghubunginya jika ia mengalami mimpi buruk.
"A Young bisa kamu pulang dengan asisten pribadi mu?" Myung yang memiliki janji bertemu dengan tuan besar Hyun yang tidak lain adalah kakeknya di salah satu perkebunan yang berada luar kota Seoul, membutuhkan waktu yang cukup lama untuk sampai ke perkebunan yang kini menjadi tempat tinggal sang kakek, setelah perjalanan bisnisnya.
A Young tidak hentinya bercerita tentang masa lalu mereka sampai mereka menjadi tunangan walau hubungan mereka tidak di publikasikan di media namun A Young yang membuat pengakuan jika mereka adalah sepasang kekasih dan akan melakukan pesta pernikahan setelah mereka bertunangan.
"Myung, kita akan kemana? kenapa kamu pergi sejauh ini?" A Young menyadari jika mobil yang di kendarai oleh Yong Jin menuju kota kecil yang berada di perkebunan, ini kali pertama A Young mengunjungi kota yang cukup jauh dari kota, perjalanan ke luar negeri sudah biasa baginya namun untuk ke desa ini kali pertama dilakukanya, Myung mengabaikan pertanyaan A Young, ia memikirkan pertanyaan apa yang akan ia tanyakan pada sang kakek saat bertemu.
"Tuan Myung? untuk apa anda berkunjung kesini?" penjaga perkebunan menyambut kedatangan Myung, bersamaan dengan A Young.
"Dimana kakek?"
Myung enggan untuk menjawab pertanyaan dari salah satu penjaga perkebunan, ia melangkah panjang menuju rumah klasik milik sang kakek tuan besar Hyun.
"Tuan besar berada di dalam, mari saya antar." A Young mengikuti dari belakang, terlihat rumah yang berada di tengah-tengah perkebunan tidak jauh berbeda dengan rumah perkebunan milik Myung, rumah perkebunan milik tuan besar Hyun jauh lebih klasik dengan bangunan kuno.
"Untuk apa kamu datang? jika kamu membawanya kesini? kakek tidak suka tempat tinggal pribadi kakek di injak oleh orang asing."
"Kakek dia A Young, teman kecilku."
"Aku tidak menyukainya, bawa dia pergi."
"Inikah penolakan anda tuan besar?"
"Myung, bawa gadis itu pergi, jika kamu datang bawa Seung dan pengasuhnya kesini."
Myung terkejut menerima penolakan dari tuan besar Hyun, kakeknya tidak menyukai A Young sejak lama tapi kali ini Myung terkejut mendengar sendiri penolakannya sang kakek yang terlihat murka padanya.