Aera kini telah siap dengan gaun berwarna Peach tanpa lengan dengan model kerah berbentuk huruf V hingga bagian tulang selangka terlihat jelas kulit Aera yang putih mulus, panjang gaun mencapai mata kaki. seperti gaun tercipta untuknya saat melekat di tubuhnya. benar-benar cocok bahkan Aera seperti ratu.
Sang penata rias terpukau akan kecantikan yang dimiliki Aera. orang tidak akan menyangka jika Aera adalah seorang pengasuh.
"Tunggu, lepaskan sanggul ini."
"Kenapa Nona Aera, anda akan terlihat cantik dan berkelas?" Aera menatap wajah sang penata riasnya lalu menjawab.
"Ini sudah lebih dari cukup, saya hanya seorang pengasuh. tidak sepantasnya saya berias seperti ini." Aera tersenyum memandang wajah perias yang bernama Eun Kyung.
"Gadis yang cantik, baiklah aku akan mengikat rambutmu sedikit bagaimana?" Eun Kyung mencoba membujuk Aera agar bersedia jika rambutnya di beri sedikit sentuhan.
"Apa yang akan Anda lakukan pada rambutku? biarkan terikat seperti ini." Aera menahan tangan Eun Kyung.
"Baiklah lakukan sesukamu, Nona." Eun Kyung merasa kesal terhadap Aera yang tidak ingin terlihat cantik. walau sebenarnya Aera sudah cantik meski tanpa make-up sekalipun.
"Terima kasih Nona Eun Kyung." Aera beranjak dari kursinya.
Saat akan melewati pintu ruangan, seseorang telah berdiri tegak di depannya.
"Tuan Myung, Anda disini?" Mereka saling menatap, namun kesadaran Aera kembali dengan cepat memalingkan wajahnya.
"Sudah selesai?" Myung menatap penampilan Aera, malam ini terlihat sangat cantik meski tanpa riasan di wajahnya.
"Sudah Tuan Myung." Aera menganggukkan kepalanya.
"Ayo, Seung menunggu kita di atas panggung." Aera tidak lagi menjawab perkataan Myung, dirinya mengikuti langkah lebar Myung yang di depannya. naum tiba-tiba Myung berhenti secara mendadak membuat tubuh Aera menabrak punggung Myung.
"Tidakkah kamu bisa berjalan di samping saya?" Aera menatap Myung, pandangan mata mereka saling terkunci.
berlahan wajah Myung mendekat ke wajah Aera. namun seseorang telah menarik-narik celananya.
"Jangan mencium ibuku disini? jika ayah menciumnya ayah harus menikahi ibu terlebih dulu!" Entah sejak kapan Seung berdiri di antara mereka yang pasti anak itu telah menggagalkan rencana Myung mencium bibir Aera yang terlihat merah seperti buah Cherry.
"Seung, apa yang kamu katakan!" Baik Aera ataupun Myung, mereka saling salah tingkah. terlebih Aera dirinya entah kenapa terbawa perasaan saat Myung akan menciumnya. dirinya lupa jika Myung memiliki tunangan.
"Ibu, malam ini cantik sekali bahkan penampilan ibu seperti ratu." Seung bergelayut manja di tangan Aera.
"Ibu tidak secantik yang kamu pikirkan sayang, sudahlah ayo kita ke pesta. para tamu menunggu tuan rumah." Aera mengandeng tangan Seung.
Sampai di pesta semua mata menatap mereka bertiga yang seperti keluarga sempurna. Seung yang di gapit oleh kedua orang tuanya.
A Young terbakar cemburu, dirinya tidak percaya apa yang di lihatnya saat ini. seorang pengasuh dengan lancangnya mendampingi tunangannya di pesta bahkan pengasuh itu memakai gaun yang limited edition.
'Myung ini pasti ulah mu, dan pengasuh sialan itu. aku pastikan hari ini adalah terlahir kamu bertemu dengan Seung.'
"Myung apa yang kamu lakukan, lihat para tamu melihat kalian. mereka mengira jika Aera ibu kandung Seung. sedangkan aku seperti pecundang di sini?" A Young merasa tidak di hargai oleh Myung yang memilih berada di samping Aera.
"A Young sudahlah jangan bersikap seperti anak kecil, apa yang aku lakukan semua demi Seung, tidak lebih." Myung bersikap dengan tenang, dirinya tidak ingin pesta putranya terganggu dengan hal-hal yang tidak penting.
"Myung, kamu keterlaluan!!" A Young merajuk di depan para tamu, membuat Myung jenggah dengan sikap posesif A Young padanya.
"Jika kamu keberatan dengan Aera di sini, kamu bisa pergi dari pesta ini A Young." Ucapan Myung membuat A Young semakin terbakar amarah. dengan langkah cepat A Young meninggalkan pesta.
"Seung sekarang tiup lilinnya." Seung menatap wajah mereka berdua secara bergantian.
"Ada apa sayang?" Aera merasa ada yang di inginkan oleh putra asuhnya.
"Aku ingin kita bertiga meniup lilin ini bersama-sama." Mereka saling tatap, sedetik kemudian.
"Baiklah akan Ayah kabulkan." Myung menganggukkan kepalanya sebagai tanda persetujuannya pada Aera.
Seperti inilah pemandangan mereka bertiga. Seung yang berada di gendongan Myung dan Aera. mereka meniup lilin bersama-sama. tanpa sadar tangan Myung memeluk pinggang Aera.
Dari jauh A Young melihatnya dengan hati terbakar. kebenciannya terhadap pengasuh putra tunangannya membuatnya semakin ingin menyingkirkannya.
'Nikmati saat-saat bahagia kalian, kita lihat apa yang terjadi esok hari dengan kalian.'
Acara pesta berakhir tepat pukul dua belas malam. kini mereka dalam perjalanan pulang ke Mansion milik Myung
Seung yang terlelap dalam pelukan Aera. tidak sedikitpun terganggu dengan kebisingan di dalam mobil akibat perbuatan Myung dan asisten Yong Jin. yang tidak berhenti berbicara mengenai pekerjaan.
Sesampainya di Mansion, Aera yang masih menggendong Seung, di ambil alih oleh Myung.
"Biar aku yang menggendongnya sampai di kamar, kamu pasti susah untuk menaiki tangga dengan gaun panjang seperti itu."
Aera menyerahkan Seung pada Myung, mereka menaiki tangga menuju kamar Seung yang berada di lantai dua. setelah meletakkan Seung di tempat tidur Myung keluar dari kamar.
"Terima kasih, malam ini kamu bersedia berada di samping Seung. tidak ada hal yang membuatku bahagia selain tawa Putraku." Myung membalikan tubuhnya menghadap ke arah Aera.
"Sama-sama Tuan Myung, ini sudah menjadi tugas saya." Aera
membungkukkan badannya setelah itu dirinya berbalik ke arah tempat tidur melepas sepatu yang di pakai Seung, kemudian menyelimuti tubuh Seung, Myung melihat yang di lakukan Aera pada putranya.
Yong Jin yang berada di belakang Myung hanya tersenyum melihat kelakuan bos sekaligus temannya.
"Katakan jika kamu mencintainya Myung." Mendengar suara Yong Jin membuat Myung terkejut. namun dengan cepat bersikap seperti biasanya.
"Apa yang kamu katakan Yong Jin?" Myung meninggalkan kamar Seung kembali ke ruang kerjanya.
Yong Jin mengikuti langkah lebar Myung setelah mereka berada di ruang kerja. raut wajah mereka kembali serius.
"Apa kamu mengikuti A Young?" Meski Myung tidak mencintai A Young namun rasa tanggung jawabnya tetap ada.
"Dia pergi ke Apartemen Asistennya, sepertinya dia akan menginap disana." Myung menganggukkan kepalanya sebagai jawaban dari ucapan Yong Jin.
"Apakah kakek sudah pulang dari luar kota?"
"Seharusnya sudah sampai sebelum acara pesta di mulai, namun ada kendala di sana membuat Tuan besar tidak bisa sampai dengan cepat."
"Jam berapa kakek sampai disini?"
"Sekitar pukul satu siang."
"Pastikan kakek kesini, aku tidak ingin menunggu lagi. semuanya harus jelas sekarang."
"Baik Tuan."
"Malam ini tidurlah disini, dan ingat pantau terus Aera aku tidak bisa sepenuhnya percaya dengannya. banyak hal yang di sembunyikan dari kita."
"Apakah kamu, masih mengalami mimpi buruk itu? kamu tidak perlu khawatir aku pastikan tidak akan terlewat untuk menyelidiki pengasuh tuan muda Seung." Myung menghela nafasnya, mimpi buruk yang selalu menghantuinya selama bertahun-tahun, berbagai pengobatan sudah di lakukannya. bahkan dirinya mencoba tidur dengan berapa gadis namun tidak ada hasilnya, mimpi buruk itu tidak lepas darinya.
"Sepertinya begitu. sudahlah aku tidak ingin memikirkan penyakit aneh ini, saat ini ada yang lebih penting dari itu."
"Aku mengerti Myung, bagaimana kalau kita minum?" Yong Jin mengambil minuman yang berada di Mini bar yang tidak berada di ruang kerja Myung.
"Kalian sangat serasi, pengasuh Seung sangat cocok denganmu." Yong Jin memberikan minuman di tangannya pada Myung.
"Apa yang aku lakukan, hanya untuk Seung. semua karena Seung, aku tidak ingin membuatnya bersedih."