Chereads / Pengasuh Putraku Ternyata Ibu Kandungnya / Chapter 5 - 5 Bertemu Naomi

Chapter 5 - 5 Bertemu Naomi

Setelah perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan. akhirnya Aera sampai di kota S, bermodalkan alamat Naomi sepupu Jean, Aera akhirnya menemukan tempat tinggalnya. Aera memperhatikan keadaan sekitar, tempat yang terlihat sederhana namun berapa kali Aera berpapasan dengan sepasang kekasih yang tengah duduk.

"Benar ini alamatnya." Aera tersenyum lebar saat alamat tempat tinggal Naomi Aera mengetuk pintu dengan berlahan.

Tok Tok !!

Aera berapa kali mengetuk pintu namun tidak kunjung di buka. sehingga memutuskan untuk pergi, saat menarik koper terdengar suara orang berlari menghampiri Aera.

"Hei, apa kamu yang bernama Aera dari kota J?" Tanya Naomi dengan nafas yang memburu. dadanya yang naik turun menandakan jika dia berlari dari jauh.

"Iya betul aku Aera."

"Perkenalkan aku Naomi, sepupu Jean, maaf aku tidak menyambut mu dengan baik. silahkan masuk, selamat datang Aera, ini tempat tinggal ku sedikit berantakan." Naomi membuka pintu untuk Aera, setelah mereka berkenalan Naomi kini sedikit rileks saat berbincang dengan Aera yang terlihat lebih pendiam dari dirinya.

"Senang bertemu denganmu, aku Aera sahabat Jean." Aera kembali memperkenalkan diri pada Naomi. Mereka berbincang sebelum Naomi pergi ke dapur untuk membuatkan kopi untuk Aera.

"Aera, minum kopinya selagi hangat. sebelum aku mengantarmu ke kamar."

Setelah menghabiskan kopi yang di buatkan oleh Naomi, Aera mengikuti langkah Naomi ke kamar yang berada tidak jauh dari kamar utama.

"Aera ini kamarmu." Naomi menunjukan salah satu kamar untuk di tempati oleh Aera.

"Aera anggap rumah sendiri. kau jangan sungkan padaku.muksi hari ini kamu adalah temanku."

"Oke, aku tinggal dulu pasti kamu belum makan." Aera menatap punggung Naomi yang pergi ke arah dapur. Naomi sama seperti Jean banyak bicara membuat Aera mengingat salah satu sahabatnya yang banyak bicara dan dirinya kini merindukanmu.

Kerinduannya kini telah terobati saat menatap Naomi. kepribadian mereka memiliki kesamaan antara Jean dan Naomi mereka seperti orang yang kembar.

Aera membersihkan badannya yang terasa lengket, tidak berapa lama Aera keluar dari kamar mandi. terlihat Naomi yang sedang duduk di pinggir tempat tidur.

"Aera kau sudah mandi, ayo kita makan." Tanpa menunggu jawaban dari Aera, Naomi menarik pergelangan tangan Aera.

mereka sampai di ruang makan tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, antara meja makan dan dapur menyatu. meski terlihat sempit namun tetap rapi.

Di atas meja makan terlihat hanya ada ramen yang kuahnya menggugah selera, asapnya yang masih ngebul membuat cacing-cacing di perut Aera memberontak minta diisi.

"Aera duduklah, hanya ada ramen kamu tidak apa-apa kan? besok setelah aku pulang kerja kita bisa berbelanja di supermarket." Aera duduk tepat didepan Naomi, semangkok ramen yang menggugah serela. Aera mengambil sumpit dan memulai makannya.

"Ini sangat lezat Naomi. rupanya kau pandai memasak Naomi."

"ini hanya ramen Aera, kau jangan memujiku berlebihan. Aku dengar dari Jean jika kau pandai memasak, apakah itu benar Aera?"

"Benarkah yang di katakan Jean? sepertinya itu terlalu berlebihan memujiku." Mereka saling bercerita hingga ramen yang di mangkok tandas.

setelah selesai makan mereka duduk di ruang tamu, Mereka kembali bercerita tentang pribadi masing-masing.

"Aera apa kau akan mencari pekerjaan disini?"

"Iya, aku berencana besok akan memulai mencari pekerjaan." Aera bersyukur jika Jean tidak menceritakan tujuannya kekota S.

"Apa kau akan melamar bekerja di kantoran, jika iya akan aku kenalkan pada temanku dia bekerja di kantoran sebagai sekertaris."

"Tidak Naomi aku hanya ingin bekerja, menjadi pengasuh anak-anak. jika kamu memiliki teman yang membutuhkan baby sister, aku bersedia."

"Apa pengasuh!! apa aku tidak salah dengar. kau jauh-jauh dari kota S hanya untuk menjadi seorang pengasuh!!" Naomi heran dengan Aera yang ingin menjadi pengasuh. terlihat jika Aera sangat cantik dan terpelajar bahkan Aera lebih cocok menjadi seorang model. tapi kenapa Aera ingin menjadi pengasuh Naomi hanya geleng-geleng kepala.

"Baikalah terserah padamu, besok aku akan menemanimu mencari pekerjaan,"

"Tidak perlu Naomi aku bisa sendiri, aku tidak ingin merepotkan mu."

"Kau tidak merepotkan Aera, kebetulan besok aku free jadi bisa menemanimu."

"Terimakasih Naomi,"

"Oke, sekarang kita istirahat, ini sudah malam Aera. jika kau butuh sesuatu bisa bangunkan aku, kamu jangan sungkan, terhadapku.'

"Baiklah, selamat malam Naomi."

"Malam Aera." Mereka memasuki kamar masing-masing.

Di dalam kamar Aera menatap alamat yang ibu Seo berikan padanya.

'Aku merindukanmu putraku, seperti apa wajahmu. apa aku akan mengenali wajahmu, wajah yang tak pernah aku lihat."

Di tempat lain seorang anak laki-laki sedang mengamuk.

semua barang di lempar, termasuk ponsel canggihnya

Semua pelayan mencoba menenangkannya namun tidak satupun yang berhasil. hingga pelayanan senior menghubungi Tuannya.

"Tuan, tuan muda mengamuk semua barang di lempar bahkan salah satu pelayan terluka terkena lemparannya."

"Apa!! kalian tidak ada yang bisa menangani satu anak kecil hah?!" Myung yang mendengar jika putranya mengamuk hanya bisa menghela nafasnya.

"Apa putramu membuat ulah lagi Myung?" Sang asisten yang tau betul sifat tuan kecilnya jika sudah marah seperti sang Ayah.

"Ayo kita kembali. aku ingin tau sekarang apa yang dia mau."

Myung dan sang sang asisten keluar dari kantor. niatnya untuk lembur di batalkan karena sang putra yang mengamuk.

baru menginjakan kakinya di lobby terlihat A Young yang baru saja turun dari mobilnya.

"Myung kau akan pergi?"

"Hum," Myung berlalu tanpa melihat A Young.

"Asisten Yong Jin ada apa? kenapa tuan mu tergesa-gesa?"

"Tuan kecil sedang mengamuk." A Young yang mendengar jika Seung sedang mengamuk membuatnya berfikir jika ini akan menguntungkan dirinya, bergegas menjajarkan langkahnya di samping Myung.

"Myung, biar aku ikut denganmu. siapa tahu aku bisa membantu menenangkan Seung."

"Hum." Mendengar Myung hanya bergumam. membuat A Young tersenyum.

"Myung, bagaimana jika besok kita mengajak Seung jalan-jalan. aku yakin Seung tidak mengamuk lagi karena Tika memberinya perhatian yang ia inginkan."

"Terserah." mendengar Myung menyetujui akan sarannya membuat hati A Young berbunga-bunga.

Sesampainya di mansion, Myung yang mendengar barang yang di lempar, mempercepat langkahnya. menuju kamar Seung yang berada di lantai dua, dan benar saja kamar yang awalnya tertata rapih kini tak lagi berbentuk kamar, di lihat putranya yang menangis membuat hati Myung melunak.

"Apa kau akan terus begini, melempar semua barang dan melukai pelayanan ?" tanya Myung pada Seung yang diam tanpa mau melihatnya.

"Lihat, jika Ayahmu berbicara Seung?"

"Itu bukan salahku, mereka yang datang kekamarku jika ada yang terkena lemparan itu kesalahan mereka." Seung membela diri.

"Sekarang katakan apa yang membuatmu marah seperti ini?"

"Aku tidak mau pengasuh itu, jadi cepat pecat dia. aku hanya ingin Bibi yang menjadi pengasuhku!!"

"Seung, sudah Ayah katakan tidak ada Bibi yang seperti kamu katakan, apa kamu akan tetap keras kepala?"

"Kalau begitu aku tidak butuh pelayan, ataupun pengasuh!!!" Myung memijit pelipisnya. bagaimana mengatasi putranya ini yang tidak mau dengan pelayan manapun.