Myung menatap tajam wajah Aera yang berubah seketika, saat Myung mengatakan jika Seung hari ini berulang tahun.
"Apa kau, tidak mendengarnya pengasuh Aera?!" Myung meninggikan suaranya, membuta Aera tersadar dari lamunannya.
"Saya mendengarnya Tuan Myung."
"Kau boleh pergi, sekarang."
"Permisi Tuan." Aera keluar dari ruang kerja Myung, menuju kamar yang biasa dia tempatnya dengan Seung. usai merapikan kamar Seung, terdengar suara Seung memanggilnya.
"Ibu Aera!!" Suara ciri khas anak-anak membuat Aera tersenyum mendengarnya.
"Ibu disini sayang."
"Ibu, lihat aku membuat ini untukmu." Seung memberikan sebuah gambar dirinya yang berdiri sebelah kiri sedangkan Seung berada di tengah dan Myung sebelah kanan.
"Kenapa ada Ibu disini? bukankah, nona A Young calon istri Ayahmu?"
"Aku tidak menyukainya, Bibi A Young dia terlalu centil untuk di jadikan seorang ibu untukku." Aera membulatkan matanya.
"Seung, kau tidak boleh bicara seperti itu. itu tidak baik sayang." Aera, menjelaskan pada Seung untuk tidak mengatakan sesuatu yang. untuk tentang A Young, tunangan Myung.
"Yang aku katakan itu benar Ibu, dia hanya ingin bersama dengan Ayah. dia hanya mencintai Ayah."
"Suatu saat, nona A Young akan mencintaimu sayang."
"Itu tidak akan terjadi. Karen aku sudah memiliki ibu, yaitu ibu Aera, aku sangat mencintaimu Ibu. dan aku hanya ingin ibu Aera yang menjadi ibuku,"
"Sayang, ibu akan tetap menjadi ibumu, tapi nona A Young adalah calon ibumu, jadi tidak baik jika kamu mengatakan keburukannya."
"Seung ayo ganti bajumu, setelah ini ayahmu ingin bertemu denganmu."
"Baiklah Ibu, aku akan menemui Ayah." Seung berlari keluar kamar untuk menemui sang Ayah. Aera merapikan baju yang telah di pakai Seung ke dalam tempat khusus baju kotor.
"Pengasuh Seung!!"
"Ada apa nona, bersikaplah sesuai dengan statusmu!!' A Young, berdiri dengan angkuh di depan Aera.
"Maksud non A Young apa?"
"Jangan terlalu centil, didepan tuan Myung. dia calon suamiku."
"Nona, kenapa Anda berfikir jika saya menggoda Tuan Myung? saya hanya pengasuh Tuan muda Seung tidak lebih."
"Kalau begitu menjauh dari Tuan Myung atau sebaiknya kamu berhenti kerja?"
"Yang bisa memecat saya hanya Tuan muda Seung, nona A Young."
"Beraninya, apa kamu tidak tahu siapa aku hah!!"
"Saya, tahu siapa nona A Young, yang tidak lain adalah calon tunangan Tuan Myung."
"Sebentar lagi kami akan bertunangan ingat itu!!" Aera melangkah menuju dapur, untuk menyiapkan makan siang Seung. ternyata Seung dan Myung sudah berada di meja makan.
"Myung, ini terlalu cepat untuk makan siang? bagaimana aku bisa makan, kamu tahu bukan jika aku seorang model dan harus memiliki bentuk tubuh yang profesional?" A Young duduk di samping Myung.
"Saya ingin makan sekarang dengan putraku, ada masalah?" Myung melihat wajah A Young dengan tatapan datar.
"Ayah apa kita jadi makan?"
"Tentu Nak, mau makan apa?"
"Apapun, yang akan Ibu Aera masak untuk ku."
"Sayang, mau makan roti atau nasi?"
"Ibu masak apa hari ini?"
"Ibu masak sup iga apa kamu mau?"
"Tentu aku mau ibu, masakan ibu selalu enak."
"Bisa saja kamu sayang." Myung melihat interaksi antara putranya dengan pengasuh yang baru satu hari bekerja di kediamannya, namun interaksi antara keduanya seolah-olah terjalin begitu lama. Myung merasakan sesuatu yang di sembunyikan oleh pengasuh Seung.
sore harinya Aera mengajak pergi Seung, karena Myung menyuruhnya untuk menyusul ke sebuah pusat perbelanjaan ternama di ibu kota. Aera bergandengan tangan dengan Seung. terlihat Seung sangat bahagia, namun sikapnya tidak seperti anak kecil pada umumnya. Seung mewarisi sikap dingin dari Myung Ayahnya. ketampanan wajahnya telah mewarisi wajah Ayah dan ibunya, terlihat mata hitam bulu mata yang lentik, bibirnya yang mungil seperti bibir ibunya.
"Seung, apa kamu ingin es krim?"
"Apa Ibu ingin membelinya untukku?"
"Jika kamu mau, ibu akan belikan." Aera tersenyum, saat Seung menganggukkan kepalanya, mereka mendekati penjual es krim yang berada tidak jauh dari restoran tempat mereka menunggu Myung.
"Ibu coba rasa vanilla, ini enak,"
"Baiklah, tapi kamu harus mencoba rasa coklat ini, bagaimana?"
"Baik ibu." Aera memberikan satu sendok es rasa coklat pada Seung.
"Apa kalian masih lama?" Seung dan Aera mengalihkan Pandangan dari es krim ke arah suara. terlihat Myung berdiri dengan tangan berada di dalam kantong celana.
"Ayah apa ingin mencobanya?"
"Tidak. ayo bukankah kamu ingin membeli sesuatu disini?"
"Baik Ayah. ibu ayo kita pergi." Seung menarik tangan kanan Aera dan menarik tangan Myung di sebelah kiri. mereka berjalan bersama terlihat mereka seperti keluarga bahagia Myung yang tampan dan Aera yang cantik, dan ketampanan wajah yang di miliki Seung adalah perpaduan Myung dan Aera. tidak ada yang tahu bagaimana Aera mengandung Seung dan Myung yang tidak tahu siapa yang menjadi ibu dari anaknya. namun dirinya yakin jika ibu dari putranya adalah wanita yang cantik terlihat dari bola mata dan bibir yang dimiliki oleh Seung putra tunggalnya. jika orang baru melihatnya mereka mengira jika mereka adalah keluarga bahagia.
Seung memasuki sebuah toko baju anak, beberapa baju sudah dia pilih, Myung hanya melihat bagaiman anaknya memilih baju kesukaan. lain halnya dengan Aera dia menatap Seung dengan sendu, bagaimana anak berusia empat tahun membeli baju dengan harga fantastis seperti membeli permen.
"Seung kenapa kamu membeli sebanyak ini?"
"Ibu aku menyukainya."
"Jangan hanya menyukai lantas kamu beli, lihat di luar sana. masih banyak anak yang kekurangan. tidakkah tindakan Seung ini di sebut pemborosan? sayang,"
"Maafkan Seung ibu,"
"Tidak apa-apa, sekarang lihat baju mana yang paling kamu sukai?" Seung memilih berapa potong baju setelah itu pergi ke meja qkasir. Myung menatap Aera, bagaimana bisa hanya di beri pengertian yang sangat sederhana Seung langsung menyetujuinya.
"Masih ada lagi yang mau di beli?"
"Tidak ada Tuan." Aera menjawab dengan lirih, namun masih bisa di dengar oleh Myung.
"Baiklah sekarang ikutlah." Myung membawa mereka kesebuah butik, Myung menuju sebuah gaun yang sangat cantik dan elegan. setelah itu Myung memberikan pada salah satu pelayan.
Selesai dengan acara berbelanja Myung membawa mereka ke sebuah villa. acara ulang tahun Seung sebenar lagi akan di mulai, Myung yang memakai Tuxedo berwarna merah maroon senada Seung.
Aera yang berada tidak jauh dari pesta hanya melihat Seung yang terlihat mulai lelah. sedangkan Myung bersama dengan A Young berdiri tidak jauh darinya.
"Ayah aku tidak ingin memotong kue tanpa ibu Aera."
"Jangan memulainya Seung."
"Kalau begitu aku akan pergi!!"
"Seung tunggu, tetap disini biar Ayah yang memanggil ibumu. tapi ingat setelah ini jangan ada keributan?"
"Baik Ayah." Myung meninggalkan pesta, untuk mencari Aera.
setelah mencarinya, Myung melihat Aera tengah berdiri di dekat kolam.
"Aku mencari mu, ternyata kamu ada disini?"
"Tuan Myung Anda?"
"Cepatlah ikut denganku, Seung ingin kamu mendampinginya saat memotong kue."
"Tapi Tuan saya,"
"Ikutlah denganku, ada baju yamg bisa kamu pakai. malam ini jadilah pendamping kami." Aera menatap wajah Myung yang terlihat sangat tampan dengan memakai Tuxedo berwarna maroon sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih.