Written by : Siska Friestiani
Dear Husband, I Love You : 2021
Publish Web Novel : 07 Maret 2021
Instagram : Siskahaling
*siskahaling*
Seperti biasa, pagi ini Ify sedang menyiapkan sarapan. Wajahnya pun ceria seperti biasa, seperti tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Sedikit bersenandung, Ify membuang kebosanannya.
"Ehem..." suara itu membuat Ify membalikkan tubuhnya dan mendapati sosok Rio sudah rapi dan siap untuk pergi ke kantor. Ify hanya menunduk malu saat katahuan Rio dan ohhh, mungkin tingkahnya tadi sangat memalukan.
"Ka- kamu udah mau berangkat, Yo?" tanya Ify takut-takut. Namun wajahnya menatap Rio lekat.
"Hmm" dehem Rio sebagai jawaban. Ify tersenyum senang, Rio meresponnya walau hanya sebuah dehaman singkat.
"Kamu mau sekalian sara-"
"No!" potong Rio lalu beranjak dari sana. Sedangkan Ify hanya bisa melihat Rio yang semakin lama menghilang di balik pintu. Ify menghembuskan nafasnya yang terasa sesak. Masih saja sepeti ini. Atau mungkin akan terus seperti ini.
"Hati-hati Mario" lirih Ify lalu beranjak menuju kamar. Membersihkan kamar mereka dan menyibukkan diri mungkin bisa sedikit melupakan rasa sesaknya.
*siskahaling*
"Arghhhhh" Rio menggeram lalu memukul kasar stir mobilnya. Hati dan pikirannya sedang tidak sependapat sekarang membuat Rio benar-benar di buat frustasi.
'Mario Raditya, lo ternyata benar-benar pria berengsek'
'Hey, sejak kapan lo peduli sama dia? Lo masih punya Shilla kan? Yang lebih cantik dari pada istri lo'
"Diammmmmm!!!! Gue bilang diammmm" Rio menjambak rambutnya kasar. Perdebatan antara hati dan pikirannya membuat ia frustasi. Tanpa menunggu lama Rio langsung menancap gas mobilnya. Membawanya dengan kecepatan tinggi.
*siskahaling*
Ify memasukkan beberapa lauk kedalam kotak nasi. Rencananya hari ini ia akan ke kantor Rio dan mengantarkan makan siang untuk suaminya itu. Toh, tidak ada salahnya bukan jika sekali-kali seperti ini?
"Selesai" girang Ify saat semuanya telah sesuai dengan harapannya. Setelah sedikit merapikan penampilannya, Ify langsung ke kantor Rio setelah tadi menelepon taksi, dan bergegas ke kantor, sebelum Rio duluan yang pulang ke rumah.
Ify menghembuskan napasnya secara perlahan. bahkan ini sudah yang ke empat kalinya. Entah kenapa Ify menjadi ragu sendiri sekarang. Takut-takut jika apa yang ia lakukan malah menggangu pekerjaan Rio. Dan Rio tidak menyukai apa yang ia lakukan. Sekali lagi Ify menghembuskan napasnya untuk meyakinkan dirinya sendiri.
"Ayo Ify, lo gak akan tau kalau lo gak mencoba" ucap Ify kedirinya sendiri. Setelah merasa lebih baik, Ify keluar lalu melangkahkan kakinya menuju ruangan Rio.
Ify membalas sapaan demi sapaan yang ia terima saat akan menuju ruangan Rio. Harus Ify akui ini pertama kalinya ia menginjakkan diri ke kantor suaminya ini. Mengingat bagaimana hubungan Rio dan ia sekarang. Namun tidak heran jika semua karyawan Rio mengenalinya, karena dulu saat acara penikahan mereka, semua karyawan Rio memang di undang.
"Nyonya?" sapa Jo yang sudah berada di hadapannya. Ify terkejut melihat tangan kanan Mario yang memang jarang ia jumpai di rumah.
"Nyonya ingin bertemu Tuan Mario?" tanya Jo, Ify mengangguk mengiyakan.
"Tuan sedang rapat, sebentar lagi selesai. Anda bisa langsung ke ruang kerjanya, Nyonya" jelasnya. Ify mengangguk mengerti.
"Mari saya antar" Jo menggeser tubuhnya lalu membungkuk mempersilahkan Ify untuk duluan. Namun belum sempat Ify melangkah. Suara lain menghentikannya.
"Ify" Ify membalikkan tubuhnya, disana Gabriel berlari kecil mempertipis jarak.
"Astaga, kita ketemu lagi" ucap Gabriel dengan nada ceria. Ify tersenyum. Jo mundur, memberi privasi untuk keduanya.
"Hmm" dehem Ify namun tetap dengan senyum. Agak khawatir Rio akan mengetahui pertemuan mereka lagi. Ify tidak mau Rio marah lagi nantinya. Tapi meninggalkan Gabriel begitu saja tentu tidak sopan.
"Gue baru aja selesai rapat. Kalau lo sendiri kenapa ada disini?" tanya Gabriel. Sedikit bingung karena Ify berada di kantor ini. Ify sedikit berfikir saat akan menjawab pertanyaan Gabriel. Takut ia salah menjawab. Dan Rio murka nantinya.
"Gu- gue-"
"Ck, kelamaan. Gimana kalau kita makan siang sekarang? Kebetulan juga ini udah jam makan siang kan?" tawar Gabriel bahkan ketika Ify belum sempat selesai menjawab pertanyaannya
"Sorry Yel, gue-"
"Hallo, Dear" tiba-tiba saja Ify merasa pinggangnya di rengkuh oleh seseorang. Dan, tunggu! Ify sangat kenal dengan wangi parfum ini, dan ini wangi parfum....
"Rio" ucap Ify saat membalikkan tatapannya ke arah kanan dan mendapati sosok Rio kini sedang memeluk pinggangnya dan tersenyum manis sekali. Ify sendiri langsung speechless di buatnya. Jelas saja ini senyum pertama yang ia dapat dari Rio sejak pertama kali ia mengenal seorang Mario Raditya Amora. Garis bawahi itu.
"Tumben agak cepetan datangnya, jam makan siang kan setengah jam lagi" ucap Rio lagi lalu mencium puncak kepala Ify membuat Ify benar-benar shock sekaligus bingung harus menjawab dan bertingkah seperti apa. Sedangkan Gabriel tak kalah shock-nya saat mengetahui suami Ify ternyata CEO dari perusahaan besar ini. Dan yang sekarang tengah menjalin kerja sama dengan perusahaannya.
"Mr. Damanik" sapa Rio dan hanya dibalas anggukan dan senyum dari Gabriel.
"Kamu kenal sama Tuan Gabriel, sayang?" tanya Rio kali ini ke Ify dan Ify pun hanya menjawab dengan anggukkan dengan raut wajah kebingungan.
"Wah kebetulan sekali, jadi saya tidak perlu mengenalkan lagi ISTRI saya kepada anda, bukankah begitu, Sir?" ucap Rio dan memberi penekanan pada kata Istri sembari tersenyum sinis. Gabriel tersenyum kikuk menanggapi pernyataan Rio sedangkan Ify hanya menunduk. Ia tau Rio sedang marah sekarang, walaupun nadanya seolah-olah tak terjadi apa-apa.
"Kalau begitu saya permisi Mr. Amora" pamit Gabriel dan hanya di balas senyum oleh Rio dan setelah itu Gabriel sudah beranjak pergi dari sana.
Setelah kepergian Gabriel, Ify semakin mununduk takut, habislah riwayatnya kali ini. Untuk kedua kalinya ia ketahuan sedang mengobrol dengan Gabriel. Sebenarnya tidak ada yang intim karena ia hanya mengobrol dengan Gabriel, dan entah kenapa Rio marah besar hanya melihat hal itu. Sekarang Ify hanya pasrah saat Rio menarik tangannya entah kemana.
*siskahaling*
"Ngapain lo kesini? Mau kasih tau ke semua orang kalau lo istri gue?" sinis Rio yang kini sedang berdiri di hadapan Ify. Mereka sekarang sudah berada di ruang kerja Rio.
"A- aku, cuma mau antar makan siang untuk kamu" jawab Ify takut-takut. Tangannya menggenggam kuat bag ukuran sedang yang berisi kotak makan siang untuk Rio.
"Terus kalau udah lo antar, lo pikir gue mau makan?" tanya Rio dengan nada yang semakin sinis. Sangat berbeda ketika ada Gabriel tadi.
"Jangan beranjak dari sini" perintah Rio tegas, dan itu artinya tidak terbantahkan. Mendengar perintah Rio, Ify hanya mengangguk patuh. Lalu setelah itu Rio pergi entah kemana.
***