Written by : Siska Friestiani
Dear, Husband. I Love You : 2021
Publish Web Novel : 05 Maret 2021
Instagram : Siskahaling
*siskahaling*
Shit!!!
Rio terlambat. Bahkan dihari rapat penting-nya dengan Damanik Corp hari ini. Lagi pula dimana perempuan itu. Kenapa tidak membangunkannya. Sial!
Bukan perkara besar sebenarnya seorang CEO sepertinya datang terlambat sekalipun. Mereka semua tetap akan menunggunya sampai ia datang. Hanya saja entah kenapa Rio merasa kesal karena Ify tidak membangunkannya. Biasanya perempuan itu sudah berisik membangunkannya untuk ke kantor.
Dengan malas Rio berjalan menuju kamar mandi. Setelah sepuluh menit Rio selesai membersihkan diri. Saat Rio hendak menuju lemari pakaian ia menemukan sepasang kemeja lengkap dengan dasinya tergantung di samping lemari pakaian. Rio melihat sejenak kemeja itu. Ini pasti Ify yang menyiapkan.
'Tidak terlalu buruk' pikirnya
Sehingga Rio memilih memakai setelan yang sudah di siapkan Ify.
Setelah merasa semuanya beres. Rio kembali melangkahkan kakinya turun ke lantai bawah dan menuju bagasi mobil. Namun Rio menghentikan langkahnya sejenak saat hari ini ia merasa sedikit berbeda. Seperti ada yang kurang. Begitu lah kira-kira. Lalu entah keinginan dari mana Rio malah melangkahkan kakinya menuju dapur berharap sesuatu yang dia cari dapat ia temui. Namun nihil di dapur hanya ada segelas susu dan sepiring nasi goreng di meja. Rio mendesah saat sesuatu yang ia cari tidak ia temukan. Lalu tiba-tiba saja langkahnya mendekati meja makan dan menemukan secarik kertas di bawah gelas susu.
"Aku pergi dulu, Yo, baju sama sarapannya udah aku siapin maaf gak bisa nunggu kamu sampai bangun hari ini"
-Ify-
Tanpa Rio sadari seulas senyum tipis tergambar di wajahnya pagi ini. Tangannya bergerak mengambil sesendok nasi goreng di atas meja.
"Lumayan" batin Rio setelah lidahnya merasakan enak nasi goreng itu, lalu setelah itu Rio mengulurkan tangannya mengambil segelas susu dan meminumnya beberapa teguk. Dan kembali melangkahkan kakinya menuju bagasi mobil.
*siskahaling*
Hal yang Ify sukai adalah belanja bulanan kebutuhan rumah tangganya. Ify senang ketika ia harus menyiapkan segala kebutuhan suaminya. Ify merasa, ia berguna. Dan kini Ify dengan teliti menelusuri deretan bahan-bahan kebutuhan di rak supermarket. Tangannya lalu mengambil sebungkus tepung, bubuk cokelat, keju, gula, pengembang kue, lalu ia masukkan kedalam keranjang. Ify hari ini ingin membuat kue kesukaan Rio. Semoga saja Rio mau mencobanya nanti.
Ify kembali melanjutkan perjalanan menuju tempat sayur-sayuran. Setelah mengambil beberapa sayur dan ia rasa cukup, Ify melanjutkan langkahnya menuju kasir.
"Brukk"
Tiba-tiba Ify ditabrak sesuatu, membuat keranjang belanjaannya jatuh dan isinya tumpah berserakan. Ify menghembuskan napasnya sedikit kasar. Masih berusaha sabar dan tidak langsung mencaci maki orang yang menabraknya. Apa orang itu tidak melihat dirinya sebesar ini?
"Sorry.. sorry.. gue gak sengaja" suara orang itu membuat Ify menatap ke sumber suara. Di lihatnya sosok pria yang sedang membantunya mengambil barang-barangnya yang terjatuh sedikit tergesa. Merasa tidak ada jawaban pria itu pun mengarahkan tatapannya ke korban yang di tabraknya tadi.
"Ify?" kaget pria itu saat melihat sosok yang ada di hadapannya.
"Gabriel" Ify pun tak kalah terkejutnya, ternyata Gabriel yang menabraknya. Ify memilih menghentikan aksi terkejutnya dan kembali melanjutkan memunguti barang belanjaannya yang jatuh berserakan, refleks membuat Gabriel -orang itu- pun membantu Ify
"Sorry, Fy sekali lagi, gue bener-bener gak sengaja" ucap Gabriel dan dibalas senyum dan gelengan kepala oleh Ify
"Gak papa kok, Yel" jawab Ify lembut. Gabriel menatap kagum Ify. Dari dulu perempuan yang ada dihadapannya ini tidak pernah berubah, selalu saja lembut dan pemaaf. Itulah yang membuat Gabriel menyukai Ify dulu atau mungkin sampai sekarang.
"Apa kabar, Fy? Gilak udah lama gak ketemu. Sekali ketemu gak enak gini insidennya"
"Gue? Baik kok" jawab Ify sambil memasang senyumnya.
"Lo sendiri gimana?" tambah Ify dan memperbaiki letak slim bag-nya.
"Gue seperti yang lo lihat sekarang" jawab Gabriel dan merentangkan kedua tangannya sebagai tanda bahwa dirinya juga baik-baik saja. Ify hanya tersenyum menanggapi jawaban Gabriel.
"Mau sarapan dulu?" tawar Gabriel, dan terlihat sedikit raut wajah berharap disana.
Ify berfikir sejenak mendengar tawaran Gabriel, bukan kerena Ify tidak mau. Tapi sekarang Ify adalah istri Rio. Dan yah kalian tau Rio siapa. Bagaimana nanti jika salah satu teman atau rekan kerja Rio melihat ia dengan laki-laki lain. Pasti akan timbul masalah. Dan Ify tidak mau membuat Rio malu nantinya. Tapi, melihat wajah Gabriel sekarang, membuat Ify tidak tega untuk menolaknya, toh ini adalah kali pertamanya ia bertemu dengan Gabriel setelah lima tahun yang lalu. Tidak ada salahnya bukan jika hanya sarapan? Anggap saja sebagai acara pertemuan dadakan mereka.
"Em... boleh deh" jawab Ify akhirnya dan membuat senyum Gabriel mengembang saat itu juga.
*siskahaling*
"Jadi lo udah nikah?"
kaget Gabriel saat mereka berdua telah duduk menikmati sarapan di Goldmine Resto yang tak jauh dari supermarket tempat Ify belanja tadi. sedangkan Ify hanya mengangguk menjawab keterkejutan Gabriel sambil menyuapkan sesendok nasi goreng ke mulutnya.
"Kapan?"
"Enam bulan yang lalu" jawab Ify membuat Gabriel semakin terkejut
"Dan lo gak undang gue?" tanya Gabriel tak percaya. Bagaimana mungkin Ify menikah dan ia tidak di beri tau. Ia dan Ify bahkan sangat dekat. Walaupun dulu saat mereka masih duduk di bangku SMA.
"Lo dimana aja waktu itu gue gak tau. Gimana gue mau undang lo. Lagian gue nikahnya juga dadakan. Mama mertua gue yang minta cepat-cepat gue nikah sama suami gue" jelas Ify masih terus asyik memakan nasi gorengnya. Sedangkan Gabriel tidak memperdulikan lagi makanannya. Menurutnya cerita Ify lebih menarik dari pada sepiring nasi goreng dan segelas teh hangat yang ada di hadapannya saat ini.
"Ayah sama Bunda?" sepertinya Gabriel masih belum puas mendengar jawaban Ify hingga masih saja terus bertanya. Ify menghela nafas beratnya.
"Ayah sama Bunda sudah meninggal, berhubung Ayah sama Bunda bersahabat baik sama orang tua Rio makanya gue di nikahkan sama Rio"
"Lo bahagia?"
"Tentu" jawab Ify cepat tanpa fikir panjang. Sejenak Ify mencerna jawabannya yang ternyata berbanding terbalik dengan kenyataannya
"Memang kenapa?" tanya Ify sambil menatap Gabriel yang saat ini menatapnya dengan tatapan yang.... entahlah.
"Ha? Em.. gak papa" jawab Gabriel lalu melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.
"Fy, gue ada rapat ni setengah jam lagi. Udah selesaikan sarapannya?" tanya Gabriel. Ify hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ayo, sekalian gue antar" tawar Gabriel, kali ini Ify menggelengkan kepalanya tanda menolak
"Nggak usah Yel, gue bisa pulang sendiri. Lagian lo mau ada rapatkan?" tolak Ify halus. Namun sepertinya Gabriel tidak menerima apapun alasan Ify. Buktinya Gabriel masih terus memaksa.
"Rapat gue masih setengah jam lagi, masih ada waktu kalau Cuma antar lo pulang. Ayo"
Dan Ify tidak bisa menolak lagi jika sudah seperti ini.
***