Selasa, 10.30 AM
Uhuuuk
"Batuk buk aji"
"Minum dulu Jen"
"Eh tapi ya menurut gue kalau sekali doang mah gak bakal langsung jadi, buktinya aja tante gue udah 3 tahun nikah baru hamil"
"Bener juga Nin, tapi ya kalau Allah ngasihnya cepet kan beda lagi"
"Ya juga"
"Tapi ya, kalau anak yang gak diinginkan keberadaannya, alias hasil khilaf bakal cepet jadi tau"
"Maksud lo Sal?"
"MBA gitu contohnya"
"Money banking application maksud lo?"
"Gak perusahaan juga Tika"
"Hehe gue kira yang di kuningan"
"Yee piara itu ayam, biar telornya bisa lo jual biar dapet duit, ini tolol dipiara"
"Sialan lo"
"Ehmm, maksud lo ONS gitu?"
"Iya..."
"Ih amit2 tau, kata mama gue kita itu harus ngerti yang namanya sex edukasi, biar paham kalau berhubungan diluar nikah itu dosa sama konsekuensinya gede"
"Tapi dizaman sekarang jaga diri itu susah"
"Nah eta bener"
"Kadang kita udah mati-matian jaga diri tapi setan kan ada di mana-mana"
"Ngomong setannya biasa aja kali Sal, ngapa liatin gue"
"Eh maap reflek"
"Hahahaha sialan"
"Bener tu kata Salsa, kita udah jaga diri kalau liat itu ngacung bakal sange juga kali"
"Iye, sange kan hak semua orang"
"Buset, udah kayak kemerdekaan aja"
"Diem aja lo Jen"
"Gue sider"
"Dih sider group chat kali ah"
"Abis pembahasan kalian berat"
"Rindu kali berat"
Entahlah, perasaan dari mana yang hinggap saat ini di hatinya, namun ketakutan yang tidak tau untuk apa mulai menyeruak mengambil alih semua fokusnya.
🔻🔺🔻
Selasa, 10.45 AM
Jennie.
Bahkan untuk saat ini otakku tidak berjalan seperti apa yang aku mau, pembicaraan di kantin tadi masih sukses menduduki trending topic di otakku, mungkin ada hal yang harus aku fikirkan mulai dari sekarang.
"tadi istirahat kamu kemana?"
"belajar ama kremi"
"emang Jemmie mau ngajarin kamu?"
"dipaksa sama pak broto"
"gak papa lah ya biar pinter, kan gak mungkin nanti punya anak tapi bapaknya bego"
"dih ngatain"
"fakta"
"kata eyang aku, kalau soal fisik 80% anak akan ikut bapaknya, nah tapi kalau otak 80% bakal ikut ibunya, kan ibu dari anak2ku itu kan kamu, jadi aku aman"
"dih, kalau istri kamu bukan aku gimana?"
"ya aku usahain istrinya tetep kamu, aku do'a sama tuhan"
"gimana tuh do'anya?"
"gini, Ya allah jodohkanlah aku dengan Jennie, dekatkanlah hati kami, namun jika jodohku bukan Jennie, tetep jodohin dong ya Allah, masak 3 tahun pacaran mubazir"
"dih maksa"
"kalau soal kamu aku gak bisa gak maksa, hehe"
"yaallah ampun deh"
Setiap hari adalah waktu yang paling aku sukai, selagi bersama dengannya. Aku mencintainya termasuk semua tingkah anehnya, aku tergila-gila dengan apa yang orang lain bahkan tidak suka akan itu, jahilnya merupakan hal pelengkap dihubungan kami. Pernahkah aku jenuh dengannya? Jawabannya adalah tidak.
"Aku cinta kamu banyak banyak"
"I love you a lot Albani"
"Bisa gitu ya"
"Bisa dong"
Genggaman tangan di dalam laci ini adalah salah satu kegiatan paling aku sukai, mungkin untuk duduk paling pojok ini adalah salah satu pilihan terbaik dua insan yang di mabuk asmara namun terbelenggu dengan ikatan kegiatan belajar mengajar yang membosankan.
"Sampai di sini dulu, selamat siang"
"Siang buk"
...
"Jen..."
"Hmmm"
"Aku gak bisa nganter kamu, aku ada remedi"
"Gak papa aku telphone Mas Karyo aja"
"Gak papa kan?"
"Ya gak papa lah"
"Jen latihan ntr jam 3 ya" teriak Salsa.
"Oke, gue ganti baju aja kok ntr langsung ke rumah lu"
"Oke, gue duluan, bye pasangan absurd" ucap Salsa lagi.
"Dih, dengki aja lu jadi hooman"
"Hus udah Salsa kamu ladenin"
"Ban buruan, masih aja apel siang lo"
"Bawel lo"
"Yaudah sana semangat ya belajarnya"
"Passwordnya apa?"
"Aku cinta kamu banyak banyak"
CUP !!!
"Dua juta rupiah, tapi utang dulu, yaudah ya hati2 pulangnya, sampe rumah telphone aku, love you sayang, banyak banyak"
"Iya iya, sana"
Kebayangkan berapa absurdnya dia?.
"Kok pusing ya"
🔻🔺🔻
Selasa 13.20 PM.
Langit yang mendadak mendung, hujan sepertinya akan menguasai bumi, dan ya aku masih di sini, di halte depan sekolah mungkin udah 10 menit aku berdiam di sini menunggu supirku datang, seperti biasa kalau aku ngabarinya mendadak dia suka datang terlambat.
"Awww kenceng banget perut gue, ssshhhhhh sakit"
Rasanya seperti di aduk aduk trus di tarik sana sini, sejak jam pelajaran terakhir banyak hal yang mulai aneh aku rasain, entahlah baru kali ini seperti ini.
"Non, maaf telat, macet"
"Gak papa pak"
Kasur, mungkin cuman itu yang ada di otakku sekarang, kepalaku, perutku dan badanku sumpah sangat tidak dalam keadaan baik.
"Iya ini aku udah di rumah"
.....
"Aku tidur bentar ya, pusing soalnya"
.....
"Gak cuman pusing aja Bani gak usah lebay deh"
.....
"Iya tau kamu khawatir, makasi ya udah peratian sayangnya akoooh"
.....
"Belajar lagi gih, aku mau tidur dulu, bye sayang"
Mungkin dengan tidur sedikit bisa membuatku lebih baik.
🔻🔺🔻
Selasa, 15.15 PM
Kring kring...
"Eghhhh...."
Kring kringg....
ON THE PHONE
"Hallo.."
"lo dimana sih ini udah 15 menit kita tungguin gak dateng2"
"Allahuakbar, awww"
"Lo gak papa?"
"Cuman jatoh aja dari tempat tidur"
"Eh kaki lo gak papa kan?"
"Gak papa, nyawa gue belum ngumpul aja, sorry"
"Njir lo ketiduran?"
"Iya Sal, maaf"
"Gue gak mau tau, 5 menit lagi lo harus sampe lapangan, titik"
"Tapi Sal rumah gue kan..."
Tut tut tut.
"Ih kebiasaan matiin duluan.. Biiiiikkk siapin baju volly aku..."
🔻🔺🔻
Selasa, 15.25 PM.
"HAH HAH HAH, sorry gue telat, uhuuk"
"Minum dulu Jen"
"Thanks"
"Lari 2 kali keliling lapangan lo"
"Sorry Sal elah"
"Gak mau tau gue, hukuman buat lo yang ngaret bgt jadi hooman"
"Awww..."
"Jen..."
"Lo sih Sal, kan tau dia lagi sakit"
"Ya ampun gue lupa"
"Kaki lo sakit Jen?"
"Bukan kaki tapi selangka..."
"Selangka?"
"Selang kaki gue, buku2 kaki gue maksudnya"
"Lo bisa latihan?"
"Bisa bisa"
"Yaudah Sindi juga gak bisa dateng, nanti kalau lo gak bisa lanjut main, team lawan keluar satu juga ya"
"Iya Sal"
"Yuk mulai"
Sumpah demi apapun, selangkangan dan perutku seolah berpacu dalam rasa sakit, perutku semakin kencang, aneh aku gak ngerti kenapa dengan badanku sekarang.
"Megangin perut mulu lo, kenapa?"
"Kenceng banget perut gue"
"Kenapa deh?"
"Salahin cilok pedes tadi tu, lagian lu makan cilok cabenya gak kira2"
"Kurang-kurangin kan lo asam lambung juga"
"Iya"
"Lo pulang aja sana, latihan kita selesein aja kali ya"
"Yok Jen gue anter"
🔻🔺🔻
Sebulan kemudian.
"Makan yang bener dong Jen, nasi diaduk2 aja gak di suap"
"Biarin aja kalo aja dia gak nafsu Ta"
"Dia udah seminggu ini loh mas ogah-ogahan makan, kamu gak liat dia pucet gitu"
"Jen, kamu kenapa?"
"Gak kenapa-napa kok Pa"
"Kalau gak kenapa-napa gak usah ogah2an makannya, habisin nasinya"
"Aku gak napsu Ma"
"Paksain dong Jen, kamu tu pucet kek gitu mukannya, kata bibik kamu sering muntah juga sekarang, makanya pulang sekolah ya langsung pulang jangan keluyuran"
"Aku latihan volly Ma bukan keluyuran"
"Kamu dapet apa sih dari volly mending kamu belajar buat beasiswa keluar negeri"
"Ma aku tu gak pengen kuliah keluar negeri, kenapa sih mama maksa aku mulu"
"Apa susahnya sih Jen, tinggal kuliah aja juga"
"Udah gak usah dipaksa Ta, anaknya juga gak mau"
"Kamu kok lempeng banget jadi orang tua, anak tu harus di tatar dulu biar bagus masa depannya"
"Tapi gak harus di luar juga kan?, Masih ada univ bagus kok di Indo ngapain harus ke luar coba"
"Aku karena lulusan luar negeri makanya bisa cari duit yang bener"
"Ta..."
"Kamu mau patokin pendidikan anak kita sama pendidikan kamu? Yang hanya lulusan univ swasta jakarta?, Iya? Kamu liat apa yang bisa kamu banggain? Restoran kamu? Mana? Perkembangannya? Boro-boro untung malah buntung"
"Ta cukup, kita udah sering bahas ini ya, hargain aku dong, aku tu suami kamu"
"O ya? Bagian mana aku gak hargain kamu? Semua utang kamu aku yang bayarin, kamu tu jadi suami cuma nyusahin, bukannya jadi kepala keluarga yang bener malah utang sana sini buat aku pusing miki...."
"Cukup Ma, Pa aku tidur dulu, silahkan lanjutin berantemnya aku capek mau istirahat"
"Jen.."
"Tu liat punya anak satu tapi bangkang bgt"
"Ta...."
Setiap saat seakan menjadi rutinitas yang menyesakan, tidak pernah hilang dari hariku, aku bosan tuhan, menikmati rasa sakit yang bahkan sudah aku hafal setiap detailnya.
"Kak bawa aku sama kakak"