Jum'at, 07.15 AM
"Tadi gue lewat depan eskade ada susu kedelai gue beli, katanya bagus buat ibu hamil, minum susunya, jangan sakit-sakit kasian anak gue"
Secarik sticky note dan satu botol susu kedelai sukses membuat mood bumil ini berlonjak bahagia, ternyata setelah pertengkaran kemarin bani membuka pintu hati dan jalan fikirannya tentang wanitanya itu, dia belum benar-benar sepenuhnya tidak menerima mereka.
*****
Sebelumnya dihari itu.
Lomba pertama gymnastik akan dimulai jam 10 nanti, semua atlet sudah berkumpul di ruangan ganti, tak terkecuali manoban yang sibuk mencari baju renangmya yang tiba-tiba menghilang.
"Taburin buruan"
"Iya sabar dong"
"Dikit lagi Nin"
"Hay hay hay guys jumpa lagi besama saya Jennie yang can... Kalian ngapain?"
Dengan sikap yang sangat mencurigakan mereka menyembunyikan barang bukti yang sudah di taburi serbuk gatal tersebut.
"Gak ada ya kan guys"
"Oke karena tika bisa boong gue percaya, yuk cus ke kantin gue laper banget"
"Random banget deh tu bocah"
"Tau kesambet atta halilintar keknya"
"ASHIAAAPP"
HAHAHAHA....
"gue ke toilet dulu bentar"
"Yaudah buruan Sal"
"Lo mau makan apa Jen?"
"Kotak?" - batinnya.
"Jen..."
"Hah?"
"Makan apa?"
"Apa aja deh"
Kring kring !
"Ntr ya gue angkat telphone dulu"
"Oke"
"Hallo....
....
"Hallo...
.....
"Hallo"
"Hallo mbak bisa minta waktunya sebentar, saya dari bank...
Tut tut tut...
"Boro-boro kartu kredit, ATM gue aja kosong, kadang suka semena-mena"
*****
"Salsa ngapain ke ruangan gymnastik"
"Wah ada yang gak beres ni"
Salsa memasukan baju yang sudah di taburi serbuk gatal, mencurigakan kenapa harus dengan menggunakan sarung tangan, dan seperti perkiraannya, ada yang mereka sembunyikan darinya.
"Sal..
"Allahuakbar... Jennie"
"Lo ngapain?"
"Ini kan baju Ba... Loh kok gatel sih, aww dih gatel banget"
"Lo gak papa"
"Menurut ngana?"
"Kalian ngapain disini?"
"Ini kan ruangan umum, ngapain lo larang-larang"
"Ini loker gue"
"Awww.. "
"Minggir lo"
"Santai dong lo" ucap Salsa kesal.
"Gue mau ganti baju.. kalian mau ngintip"
"JANGAAAANN" teriak Jennie.
"Apaan sih jen" tanya Albani heran.
"JENNIE..."
"Lo pakek yang lain aja"
"Kulit lo kenapa jadi merah gitu?" Tanya Bani lagi.
Ada sedikit kekhawatiran di raut wajahnya, melihat bintik dan ruam merah memenuhi tangan wanitanya, ah bukan maksudnya mantan wanitanya.
"Awww baju lo udah di kasih serbuk gatel.. awww" jawab Jennie lagi.
"Licik lo ya Jen" tudul Bani.
"Bukan gue...awww"
"Lo gak suka kan sama gue"
"Bani buk..." Sanggah Salsa.
"Diem lo Sal, gue udah yakin dia pasti bakal hancurin mimpi gue"
"Stop Ban" sangah Jennie.
"Gue tau lo benci sama gue, tapi gak licik gini juga"
"Gue gak licik ban..awww" tambah Jennie lagi.
"Lo pakek cara yang cerdas dong, pecundang"
"Albani..."
"sorry Ban, mungkin bener gue pecundang, tapi demi tuhan gue niatnya malah mau nolongin lo, tapi keknya lo gak percaya, aww gatel banget sih ini, oh iya satu lagi bukan tipe gue gak buat nyancurin mimpi orang lain, dan satu lagi lo pakek baju yang lain aja, baju itu pasti buat lo gatel, permisi" ucap Jennie tegas.
"Lagi Albani !!! Asal lo tau bukan dia yang ngasih serbuk itu tapi gue, gue yang gak suka sama cara lo nyakitin dia, tapi kayaknya dia udah gak ada artinya buat lo, gue diem bukan berarti gue biarin lo sakitin dia, gue nyesel maksa dia terima lo waktu itu, gue harap lo gak nyesel kek gue yang udah relain dia buat elo yang bangsad ini, jangan nyesel karena udah nyelepasin orang sebaik jennie, PERMISI"
🔺🔻🔺
Jum'at, 09.30 AM
Perut yang terasa sangat kencang ini mengganggu konsentrasinya saat ini, elusan tangannyapun tidak berhasil menghalau rasa nyeri yang hilang timbul itu, sepertinya dia merindukan ayahnya.
"Lo kenapa?"
"Perut gue sakit"
"Mau ke UKS gak?"
"Mau..."
"Pak Jennie asam lambungnya kumat, saya anter ke UKS bentar ya pak"
"Yaudah tapi harus balik"
"Iya pak, tau aja mau bolos"
"Dasar lo..."
"Yaudah yuk"
"Pelan-pelan"
Tatapan pucat itu, sukses membuat jantungnya bergemuruh, ada apa dengan Jennie dengan anaknya?, Mereka baik-baik aja kan.
"Lo kan gak makan pedes kok bisa sakit lagi?, Pelan-pelan"
"Gak tau Tik"
"Mau teh?"
"Boleh deh, sekalian cemilan"
"Kebiasaan gak tau diri"
"Sekali-kali elah"
*****
Sementara di tempat lain
Ting !
"Lo dimana? Lo ke kelas gue sekarang gue gak mau tau, bilang gue dipanggil pelatih gymnastik gue, kalau gak gue bakal sebarin kalau lo suka sama Tika"
Dan itu sukses membuat Jemmie menggerutu tidak karuan, kenyataan dia menyukai Tika dan menyimpan banyak sekali foto Tika di dalam handphonenya seakan menjadi bumerang untuk dirinya.
"Iya gue otw bangsad"
.....
"Ban lo dipanggil pelatih lo katanya penting"
"Oke Jem, makasi ya"
"Sama-sama"
"Pak saya ijin ya, saya dipanggil"
"Gak ngibul kan kamu?"
"Gak pak yaampun"
"Yaudah cepet"
"Siap cinta"
Gelengan kepala itu membuat seisi kelas tertawa, memang kelakuan manusia ajaib itu sungguh luar biasa.
*****
"Tik buat jennie kan?"
"Iya.."
"Gue aja"
"Loh..."
"Lo balik aja, pak Tono kangen sama lo"
"Dih tayi lo"
"Sono jauh-jauh virus malaria"
"Gue denger ya Ban"
"Iya serah lo sono"
"Awas lo apa-apain Jennie"
"Udah gue apa-apain"
"Apa lo bilang"
"Enggak tu bineka tunggal ika tu romantis banget, walaupun berbeda tapi tetep satu, kayak aku sama kamu"
"Asli sakit jantung gue deket-deket sama lo"
"Hush hempas..."
"Jijik.."
Setelah kepergian Tika, Bnai menetralkan detak jantungnya kembali, ini pertama kali dia kembali untuk jennienya, dia berharap kesalahan yang sempat dipilihnya akan terkikis dengan permintaan maafnya, semoga.
"Ehmm"
"Tik gue jadinya pengen jus jer... Bani"
"Hay... Mau ganti teh ama jus aja?"
"Gak usah ini aja"
Seketika raut sumbringah itu berganti menjadi wajah dingin tak tertebak, Bani menghembuskan nafasnya kasar, dia benar-benar merasa bersalah.
"Makan ya"
.....
"Perutnya sakit? Aku usap ya"
Jennie membiarkannya saja, tidak menghalanginya, mungkin benar anaknya rindu dengan bapaknya, terbuktikan keram perut itu berhenti ketika elusan demi elusan mendarat tepat di atas perutnya.
"Anak ayah maafin ayah ya"
Teshhh !
Air mata itu jatuh begitu saja, baru kali ini dia benar-benar menikmati sakitnya, merutuki kesalahannya membiarkan wanitanya menanggung beban ini sendirian.
"Maafin ayah"
Hiks...
Hikss...
Hiksss...
"Ayah janji gak akan paksa Bunda buat gugurin kamu, kita bakal jaga kamu bareng-bareng"
"Bani"
"Aku serius Jen, ayo kita besarin anak ini bareng-bareng, aku gak bakal ninggalin kamu, aku janji"
"Maaf Ban, aku gak bisa segampang itu percaya sama kamu"
"Kasih aku waktu ya"
"Aku gak akan paksa kamu kok, aku bisa berjuang sendiri demi dia"
"Jen.. dia juga anak aku"
"Anak yang gak kamu mau"
"Jen aku serius terima dia di hidup aku"
"Aku takut kamu hilangin dia"
"Demi tuhan jen aku gak akan lakuin hal gila itu"
"Kamu yang minta aku gugurin dia, kamu udah rencanain itu kan"
"Maafin aku, aku bakal tebus segalanya"
"Gak usah Ban, aku gak mau bebanin kamu, kamu berhak bahagia, berhak kejar cita-cita kamu"
"Aku mau kita.."
"Pergi Ban"
"NIKAH !"