Chereads / SEKALA SENJA / Chapter 15 - L I M A B E L A S

Chapter 15 - L I M A B E L A S

🔺🔻🔺

Jennie.

Hari pertama kembali menyibukan diri dengan aktifitas yang mungkin kalian saja tidak suka akan hal ini.

Pelajaran pak hamid siapa yang suka?, Bahkan mereka terang-terangan mengutuk guru kiler yang satu ini.

Kalian pasti bertanya bagaimana hubunganku dengan ketiga temanku, jawabannya sudah sangat dingin, bahkan salsa benar-benar menghindariku hari ini.

Hanin? Entahlah dia menang selalu terlihat cuek, jadi aku ragu dia benar masih marah atau dia malah tidak peduli akan ini.

"Salsa, Tino, Jennie ama Riki kalian kelompok 2"

Pratikum kali ini, aku mencoba kembali mencairkan semua kebekuan yang ada, meraihnya walaupun aku tau ini bahkan jauh lebih susah dari biasanya.

"Lo ama Jennie cari kodoknya disawah, kita cari tikusnya"

"Gak mau ah gue enak aja lo"

"Atau lo ama Jennie cari tikusnya"

"Gak mau juga"

"Lah kalian gimana sih, ini gak mau itu gak mau"

"Ya menurut lo masa cewe yang cari"

"Lah kitakan juga nyari Sal"

"Yaudah gak papa gue ama Salsa yang nyari kodoknya" ucap Jennie.

"Gue gak mau" kilah Salsa.

"Yaudah no, lo ama gue cari tikusnya, Salsa ama riski cari kodoknya" tambah Jennie lagi

"Gak boleh enak aja" sanggah Salsa lagi.

"Lah kenapa dah Sal"

"Lo pasti modusin Jennie kan"

"Kok lo tayi sih"

"Ketebak muka mesum lo"

"Yaudah gue ama Jennie nyari kodoknya, sono lo"

Pak Hamid memang lebih menyukai belajar di outdor dibanding di kelas, memang benar jadi semua pratikum yang menggunakan binatang harus dicari hari itu juga, memang rada-rada guru satu ini.

"Sal..

Diam, tak ada sautan, hatiku hancur seketika membayangkan bahwa aku sudah kehilangannya.

"Gue nyesel Sal....

Hanya itu uang benar-benar mampu aku ucapkan sekarang, rasa kecewa itu terlihat jelas pada tatapan sendu itu, menyakitkan memang aku benar-benar melukainya.

"Sal... Hikss...

Dia menghentikan langkahnya, tidak membalikan badanya namun aku tau dia sedang menghawatirkanku. Salsa salah satu dari orang yang tidak suka aku menangis, dia selalu sakit melihat aku mrngeluarkan air mata, dia bahkan langsung bertindak jika yang menyakitiku adalah orang yang dikenalnya.

Aku menggenggam tanyanya, mencoba menelusuri hatinya, menyakinkannya bahwa aku benar-benar merindukannya.

Namun apa yang aku dapatnya dia menghempaskan tanganku dan berjalan begitu saja, ya tuhan demi apapun ini menyakitkan.

Memikirkannya membuat perutku nyeri sampai keulu hati, aku meremas rokku, membungkukkan badanku mencoba menahan aliran aneh yang bahkan seperti mengocok habis isi perutku.

"Nak sakit, udah ya.. bunda mau sekolah dulu"

🔺🔻🔺

Namun seakan benar-benar tidak peduli anaknya masih saja bergerak aktif di dalam perutnya, baru empat langkah berjalan dia merasakan gejolak yang menyesakan, terlalu perih dia benar-benar tidak tahan.

Teriakpun seakan percuma, bahkan saat dia meringis juga tak sekalipun salsa berbalik untuk melihatnya.

"Nak bunda mohon udah ya.. nanti aja nyiksa Bunda di rumah ya, ada Ayah, ini Bunda bedua aja ama onty Salsa, onty gak bisa bantu Bunda kalo nanti Bunda kenapa-napa"

Tidak berhenti, gerakan yang semakin lama semakin intens terasa itu benar-benar membuatnya gila, Salsa juga sudah jauh berlalu, tinggal dia yang mengerang sakitnya sendirian, mencoba bersandar di bawah batang pohon bongsai, meremas kuat perutnya, isakan demi isakan membuatnya benar-benar lelah.

"Jennie kemana?"

"Bodo lah gue gak peduli ini"

Salsa menjauh dari tempat itu, mencari kodok yang akan digunakannya untuk pratikum kali ini, namun tidak mudah diapun bahkan tidak ahli akan hal ini biasanya juga Albani yang diandalkan oleh para wanita ini.

"Elah... Kodok doang sombong lo"

.

.

.

.

"Nyari kodok doang kek nyari jodoh gue susah banget heran"

Sementara di tempat lain.

"Lo yang bener Albani, itu kodok lo mau kawinin apa ampe ati-ati banget lo bawanya"

"Njir ya kali"

"Siniin"

"Ni buat Jennie"

"Pale lu pitak kita dapet cuman satu trus lo malah mau ngasih nini lo"

"Biarin gue yang ambil ini"

"Belum ngerasain titit dikulitin ni saudara"

"Yalord..."

Bani meringis sembari memegangi selangkangannya, jangankan merasakan hanya membayangkannya saja sudah membuatnya gilu.

"Siniin gak, tau tu jojo lo gue jadiin makanan johwangi ikan piranha bokap gue"

Dengan secepat kilat manoban ini langsung memberikan kodok yang tidak seberapa ini kepada Hanin, dia lemah jika menyangkut jojonya, bayangkan saja jika benar jojo menjadi santapan johwangi, bahkan tidak akan ada lagi, Albani yang ke dua, yang ketika dan manoban lainnya.

"Malah bengong..."

"Yaelah gue bayangin dulu, kan lo tau otak gue lemot"

"Ini lahir kalo gak difitrahin ya begini"

"Bacot"

"Allah aje nyesel netasin sperma bapak lu dirahim mak lu, ampe nyebut tu tuhan liat lu gede gak guna gini"

"Allahuakbar lisannya mintah disedekahin"

"Udah ah... Ngomong ama bekicot gak ada gunanya"

"Adek nyakitin hati abang"

"Sakit jiwa..."

"Adek tanggung jawab loh dek"

"Ban sini gue bisikin"

"Apaan?"

"BODO AMAT...."

"YAAAK HANIIIN"

Walaupun hubungan mereka tidak sedang baik-baik saja, Bani selalu bisa mencairkan semuanya, namun jika jennie? Kenapa mereka sangat sudah untuk kembali peduli?.

"Loh Sal.. lu tempur dimana bege... Hahahaha"

"Gak usah bacot.."

"Yaalloh kek bocah mainan di sawah"

"Asli gak guna lu jadi temen"

"Hahaha... Btw Jennie mana?"

"Lah gue kira dia cabut ke kelas karena gue cuekin"

"Masih ae sih Sal"

"Biarin..."

"Cari yuk Sal perasaan gue gak enak"

"Lo kasih kucing ae sono kalo gak enak"

"Gue gak suka ya kalo mau marah musti mikir dulu"

"Tayi..."

"Yuk Sal..."

"Selain nyusahin keahlian lo apa lagi?"

"Mencintaimu dengan sepenuh hati"

"Najis..."

🔺🔻🔺

Peluh dingin yang benar saja sudah membasahi dahi dan sekujur tubuhnya, membuatnya sekarang benar-benar tidak bertenaga.

"Bunda rasanya abis tempur loh nak kalo kamu giniin mulu"

Benar-benar lelah, pergulatan batin dan fisik yang sangat luar biasa, anaknya benar-benar sedang mengujinya.

"Gak pernah ni gue secapek ini asli"

"Pas kamu lahir tolong bilang sama ayah kamu ya nak, kalau mau main bola sama bunda jangan digolin, punya ayah kamu topcer, bunda udah cukup hamil kamu aja jangan nambah lagi"

Demi apapun dia benar-benar lelah hanya untuk mengandung benih dari manoban ini, anak dan bapak sama saja lincahnya mebuatnya kewalahan.

"Jen....

"Elah Tik gue udah bilang kan dia pasti udah balik ke kelas, gak percayaan banget"

"Pale lu tuh tu anak lagi mojok"

Mungkin satu yang sedang tidak mereka ketahui, jennienya dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.

"Lo pasti gak pernah kan ngebayangin kehilangan dia, tapi sok sokan marah sama dia"

"Gue bahkan gak sedetikpun marah sama dia Tik, gue cuman pengen dia ngerti kalau menganggap gue gak seberarti itu artinya dia pengen gue pergi"