Chereads / SEKALA SENJA / Chapter 17 - T U J U H B E L A S

Chapter 17 - T U J U H B E L A S

"sal...."

DEG !!!

"Ali..."

Masih akan seperti itu, tidak akan cepat berubah, antara Ali, Raisa dan dirinya. Bahkan perasaan yang sedang dia pelajari membuatnya kehilangan sosok yang bahkan tidak satupun dari mereka yang tau betapa berartinya dia bagi dirinya.

Mungkin ada satu yang tidak kalian mengerti, betapa Salsa menyayangi Jennie yang begitu sangat, Jennie hanya sebuah bayangan dari sosok Raisa yang pernah ada dalam kehidupan mereka, namun lama kelamaan rasa yang pernah ada utuh untuk Raisa kian lama berpindah kepada Jennie dan semakin besar.

Tidak perasaan suka seperti pasangan, namun menyayangi seperti saudara, Jennie yang bahkan sewaktu kecilnya dibesarkan oleh nenek kakeknya di Bandungpun tidak mengerti seberapa dekatnya mereka, namun insiden Salsa yang mendonorkankan ginjalnya kepada Ali lelaki yang sangat dicintainya ini membuat persahabatan mereka bercerai berai, dan satu hal yang membuatnya benar-benar hancur, Ali mencintai Raisa, sementara dia mencintai Alinya setengah mati.

Salsa bukan orang yang bodoh untuk sebuah perasaan, semenjak kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya, koma satu tahun dan tidak bisa apa-apa selama 3 tahun belakangan membuatnya mengerti, menyelamatkan orang yang dicintaipun belum tentu akan dibalas seperti apa yang seharusnya, jangan berharap apa yang kita lempar akan kembali secepat mungkin kepada kita, mungkin saja dia akan menghilang begitu saja.

Sekarang kabar buruk itu datang lagi, setelah 3 tahun menghilang dan kembali menjadi pribadi yang lebih berbeda dari dirinya, dia bahkan juga kehilangan sahabatnya, Raisa dan Ali sekaligus.

Kehilangan Raisa dengan bentuk raganya, kehilangan Ali dengan bentuk kehadirannya, menyedihkan. Dia benar-benar tidak habis fikir dengan takdir yang sangat suka mempermainkannya, dia harus kembali betemu dengan sosok yang bahkan tidak sedikitpun hilang dari hatinya. Perjodohannya dengan Jennie sukses membuat hatinya kembali porak poranda. Kebencian kepada Jennie pun bermulai dari sini, dari hal yang bahkan Jennie pun tidak akan pernah mengerti.

"Duduk Sal...

...

"Tumben lo beli rujak Sal..

...

"Setau gue lo gak doyan makan buah, trus gak doyan pedes juga"

.....

"Siapa yang hamil Sal?"

.....

Demi tuhan dia benar-benar ingin menghilang saja dari keadaan ini, dia takut kembali jatuh dalam perasaan yang bahkan belum sempat untuk berhenti.

"Sal... 3 tahun gue di Amerika lo gak cariin gue Sal?, Lo block gue disemua sosmed? Kenapa Sal?"

"Buat apa Al?"

Suara pertama, yang keluar dari mulutnya selepas 15 menit mereka saling diam dan mencuri pandang.

"Gue... Lo gak kangen gue Sal?"

"Buat apa gue kangen orang yang bahkan gak anggep gue ada Al?"

"Sal... Gue cuman..."

"Ya gue ngerti kok Al, gue sibuk, gue balik ya..."

Dengan secepat kilat Ali langsung mencekal pergelangan tangannya, menariknya ke dalam dekapan, menikmati debaran jantungnya yang bekerja ekstra lebih cepat saat ini.

"Ini yang gak lo tau Sal..."

Ali meletakan tangan Salsa tepat di dadanya, membiarkan wanita ini merasakan perasaan aneh yang bahkan tidak bisa dijelaskan olehnya sedari dulu.

"Gue selalu berdebar jika sama lo"

Salsa menarik cepat tangannya, benar bahkan debaran itu sama seperti yang dia punya, namun berbeda makna.

"Gue bahkan nyembunyiin ini dari lama Sal..."

DEG !

"Demi tuhan, setelah lo kecelakaan dan Raisa meninggal hidup gue hancur Sal, kalian hidup gue tapi seakan mati dalam fikiran gue.

"Raisa...

"Raisa bunuh diri gara-gara gue Al... Gue yang bodoh suka sama lo, gue yang gak tau Raisa juga nyimpan rasa yang sama buat lo. Yang mereka tau dia meninggal bunuh diri karena bakal dijodohin sama lo, kenyataannya gak al, dia kecewa sama gue, dia tau gue suka sama lo, dia gak mau hianatin gue, namun perasaan gue sama lo ngebunuh dia Al, itu nyakitin hati gue, rasa bersalah ini benar-benar ngebunuh gue"

"Sal... Ini bukan salah lo, Raisa pergi karena ajalnya"

"Buat lo gampang aja, ini berat buat gue Al."

"Gue udah nembak Raisa waktu itu, toh dia yang milih pergi kan jadi itu bukan salah lo"

PLAK !

"Pertemanan di atas segalanya buat gue Al, lo nyakitin Raisa itu artinya lo nyakitin gue"

"Sal..

"Kita bahkan bukan anak SMP lagi Al. Gue emang masih SMA sekarang tapi lo pasti paham dengan kondisi gue, 3 tahun gue lumpuh gara-gara kejadian itu, dan sekarang gue mulai bangkit Al, gue nemuin sosok Raisa didiri Jennie, oke gue akuin gue salah ngebiarin Jennie jadi bayang-bayang Raisa selama ini, tapi gue sedikit lega, gue masih bisa minta maaf lewat adiknya, yang bahkan baru gue kenal 3 tahun ini"

"Sampai kapan Sal? Sampai kapan lo jadi orang lain?, Tempat lo bukan disini, bahkan lo bukan anak SMA"

"Bukan urusan lo, permisi"

"Lo tau kan gue di jodohin sama Jennie? Lo masih gak mau perjuangin gue Sal? Perjuangin kita?"

Seketika langkah itu terhenti, memperjuangkan yang bahkan belum sempat dia miliki, benarkah dia boleh egois kali ini? Jennie juga pasti tidak akan memilih Ali, namun ini pasti tidak semudah yang pernah dia fikirkan, bahkan mencintai lelaki itu, dia harus benar-benar mengorbankan nyawanya.

"Gue rasa gak ada yang perlu gue perjuangin Al, lo terlalu jauh untuk gue gapai, berbahagialah"

Seketika langkah itu pergi menjauh dari pandangnya, meratapi semua kebodohannya, kehilangan bahkan sudah menjadi makanannya, bahkan untuk selamanya bukan keterkejutan yang begitu berarti untuknya, dia benar-benar tidak peduli lagi akan semuanya.

Hamparan bunga dan rumput yang asri membuatnya nyaman untuk sebentar saja, meluapkan segala isi hati yang selama ini tertahan. Bahkan sekarang dia sadar dia benar-benar sedang berbohong.

"Gue telalu lelah untuk berjuang Al. Harga diri gue hancur saat mencintai lo, Saat gue naruh lo ditahta paling tinggi dihidup gue, lo cuman anggap gue sampah, dan sekarang lo minta gue perjuangin lo, saat gue benar-benar udah kebas dengan rasa yang bodoh ini sendirian"

... Pas gue benar-benar gila karena lo, saat gue cinta sama lo, lo kemana?. Dan sekarang, gue palsuin identitas gue, gue bahkan berubah semua yang bersangkutan dengan Jeon yang dulu karena lo Al, dan lo nutup mata dengan itu semua. Gue atau lo yang egois sekarang Al?, Siapa Al? Siapa?"

Hikss...

Hikss...

Hikss...

"Bahkan kebohongan besar yang sampai sekarang masih gue lakuin membuat penyesalan gue semakin besar Al. Kenyataan raisa bukan mati bunuh diri, tapi dia mati karena gue, gue pembunuhnya, dia mati ditangan gue, dan gak ada satupun dari mereka yang bisa menemukannya. Gue sipembunuh seorang Raisa, kakak dari temen gue sendiri"

mungkin benar, tak ada seorangpun yang mampu membuat keadaan ini kembali, namun untuk bersama lagi itu seperti sebuah hal yang mustahil untuknya, dalam hidupnya dan untuk masa depannya.