Jakarta, Senin 18.00 PM
"Tadi sakit ya?"
"Aku harus gimana Ban?"
"Maafin aku Jen, harusnya aku jagain kamu tapi ini malah hancurin kamu"
"Kamu jangan bilang siapa-siapa ya Ban"
Kringggg !
On The Phone
"Hallo Sal"
"Lo kemana sih Jen, anak-anak udah pada nungguin ni"
"Duh sal tadi gue jatuh kaki gue keseleo, ini baru aja siuman gue"
"Yaampun beneran?, Kok bisa sih? Gue ke rumah lu ya"
"Gak usah Sal, lu latihan aja, jadiin gue cadangan dulu aja gak papa kok"
"Seriusan lu gak apa-apa jadi cadangan?"
"Iya gak papa kok Sal"
"Yaudah kita latihan dulu, kalau lo gak sembuh lusa terpaksa yang main Sindi ya Jen"
"Iya Sal, maafin gue"
"Yaudah lu cepet sembuh ya, gue matiin dulu"
"Iya Sal, makasih"
Sore yang kelabu, menyisakan dua insan yang masih setia dengan tubuh polosnya di dalam selimut, kegiatan panas yang sukses membuat akal sehat mereka tidak bekerja dengan baik, lalu apa sekarang, bersetubuh tanpa ikatan, menyesal? Sudah terlalu terlambat bukan.
*****
Selasa, 07.00 AM
"Bi...."
"Iya non"
"Bantuin"
"Loh non kenapa?"
"Jatoh Bi"
"Yaampun non kenapa gak bilang bibi sih, apanya sakit?"
"Pantat aku Bi, susah jalan"
"Sini non duduk dulu"
"Bi perbanin kaki aku"
"Loh kaki non gak papa kan"
"Udah lakuin aja biar jadi alasan"
"Yaudah bentar ya non"
TIN TIN...
"Jennie...."
"Itu kayaknya den Albani deh non"
"Buruan Bi"
"Non gak sarapan dulu?"
"Gak Bi, Bibi udah bikinin roti bakar kan?"
"Udah non di meja"
"Udah selesai Bi?"
"Udah juga non"
"Ambilin roti sama sepatu aku Bi"
"Biar total pakai sendal aja non"
"Iya juga ya, pinter ngeboong ni si Bibi, haha ya udah Bibi tolongin ya, sumpah ini tulang aku ngilu banget"
"Bentar ya non, nanti pulang sekolah Bibi urut deh"
"Gak usah Bi, biarin aja"
"Gak baik non, kalau ntr kenapa-napa gimana?"
"Gak bakal, makasi ya Bi aku berangkat"
Siapa yang tau, kebohongan pertama sedang dimulai. Perih, itu bekas pertempuran semalam, sekiranya kejadian kelam itu akan hilang begitu saja, tapi ternyata menciptakan bekas yang luar biasa.
"Kakinya kenapa? Kok jalan kamu aneh?"
"Pakek nanya lagi, vagina aku ledes jadi ngilu tau, bayangin kalau aku gak ngibul gini anak-anak pasti mikir aku yang gak gak kan" - bisiknya kesal.
"Maaf ya"
Seperti kaset rusak, rentetan maaf dan penyesalan tidak berhenti terucap dari mulutnya, kejadian sore kemarin sukses memporak porandakan hatinya.
"Jalan..."
Sepanjang jalan tanpa suara, kali pertama mereka berpacu dalam diam, tidak ada yang memulainya, entahlah dunia juga seakan enggan ikut campur dalam masalah mereka.
"Awww, kamu ati-ati dong tanggul segede itu kamu malah kenceng, sakit ni selangkangan aku"
"Iya maaf ya, aku pelan-pelan deh"
Namun isakan itu menghentikan tarikan gas dari motor beat yang sedang melaju lumayan kencang saat itu.
"Hey kenapa nangis"
"Sakit..."
"Naik grab car aja ya, aku pesenin"
"Gak usah"
"Maafin aku ya Jen"
"Mau minta maaf berapa kalipun kalau aku udah ledes gini mau diapain lagi"
"Maaf aku gak maksud"
"Udah sana jalan, tapi pelan-pelan"
"Iya"
Mereka kembali dalam ritual diam, tidak ada yang mau mengalah, namun sesekali terdengar ringisan dari mulut Jennie, menahan ngilu dari selangkangannya. Jalan tikus menuju ke sekolah memang bisa dikatakan buruk, banyak tanggul dan jalanan yang tidak rata, dan itu menjadi mimpi buruk untuk mereka.
"Sini aku bukain helmnya"
"Gak usah aku bisa sendiri"
...
"Jen kaki lo..."
"Yang jatoh kemaren Sal"
"Sini gue bantuin"
"Gue aja Sal biar gue gendong"
"Yaaaaak apaan sih Ban"
Albani itu langsung saja mengendong Jennie menuju kelasnya, jangan ditanya mata mana yang tak melihat takjub pasangan yang sudah sangat terkenal di sekolah ini.
"Aku gak mau mereka mikir kamu macem-macem" - bisik lelaki itu dan sukses membuat wanitanya merona.
"Makasii Ban"
"Jangan cuekin aku ya"
"Hmmm iya"
.....
"Et et et kalian fikir kalian lagi dimana gendong-gendongan begini"
"Gini pak, pacar saya kakinya keseleo jadi susah jalan, dari pada gak bisa sekolah dia paksain loh pak buat sekolah, tapi kan berhubung dia gak bisa jalan jadi saya bantuin gendong"
"Halah kamu modus, kamu ke uks ambil kursi roda sana, sampe Jennie sembuh dia bisa pake kursinya, biar gak di modusin kang mesum kayak kamu"
"Dih si bapak kalau ngomong suka bener"
"Ban apaan sih"
"Aw sakit Jen"
"Yaudah pak makasi ya aku sama Albani ambil kursi roda dulu, permisi pak, ayoook buruan ambil kursinya kamu kira aku gak malu apa kamu gendong gini"
"Iya iya bawel"
"Dasar anak abg gak liat tempat kalo mau mesra-mesraan"
Pelajaran pertama hari ini adalah kimia, entahlah lelaki itu sepertinya tidak berminat untuk memperhatikan lantunan demi lantunan penjelasan di depan, dia sibuk berimajinasi dengan paras cantik di sebelahnya.
"Albani..."
"Ban kamu di panggil tu"
Namun yang bersangkutan masih enggan kembali ke dunia nyatanya saat ini.
"ALBANI...."
"IYA AKU CINTA BANGET SAMA KAMU JEN...."
"kamu apaan sih" - bisik wanita bermata kucing itu dengan kesal.
"Oh sekarang hukum newton ada cintanya ya"
"Hehe gak pak"
"Kamu ngelamunin apa? Ngelamun jorok? Dari tadi saya peratiin kamu liatin jennie ampe mesam mesem begitu"
"Gak pak, gggga, saya hanya menikmati nikmat tuhan yang sungguh indah ini pak"
"Yeeeeeeee" - sorak mereka serempak satu kelas.
"Keluar kamu, kalau gak mau belajar sana kamu kerjain tugas halaman 40 di kumpul saat kelas saya selesai"
"Ttaaapppi pak"
"Gak ada tapi tapian, KELUAR"
"iiiiiyaaa pak"
"Mampus, makanya jangan mikirin jorok mulu"
"Apaan sih jen, ini salah kamu"
"Kok salah aku?"
"Siapa suruh kamu cantik banget kan aku susah berpalingnya"
"ALBANI KELUAR !!!! MASIH SEMPET2NYA NGEGOMBAL HERAN SAYA"
"yaampun pak ini mau keluar, bapak udah minum kirantinya?"
"ALBANI"
"ahahahahahaha"
Sontak tawa satu kelas IPA 2 itu pecah, tidak sanksi lagi mereka sudah sangat paham dengan sifat lelaki yang satu itu, bahkan gurupun sudah angkat tangan dengan semua prilaku anehnya, untung saja dia atlet yang sangat berprestasi untuk sekolah ini, kalau tidak mungkin sudah lama mereka mendepaknya keluar.
"Kok kamu tahan sih Jen"
"Saya juga bingung pak"
Taman samping kelas pembatas antara IPA dan IPS sudah seperti rumah untuknya, tidak terhitung berapa kali dia dihukum dan melarikan diri ke taman ini, bahkan jika ditanya pohon bongsai ditempat itu pasti akan berkata dia sangat bosan melihat lelaki ini ada di situ.
"Di hukum lagi lo"
"Iya"
"Ni.. dari pak Broto"
"Apaan ni?"
"Jadwal lo belajar ama gua lah"
"Setiap hari banget ni?"
"Iya lah, syukur2 gue mau ya, seharusnya lo bayar gue nih"
"Matre bener lu jadi cowo"
"Eh lu denger mending gue ajarin cewe cantik dibanding elu, udah bego gak bayar lagi lo"
"Astagfirullah lisannya"
"Sok alim lu, udah ah gue mau masuk, ntr pulang sekolah gue tunggu di ruangan pak Broto"
"Iya bawel lo, abis gue nganterin prinses gue ya"
"Lo tukang ojek?"
"Sialan lo"
******
Selasa, 10.10 AM
Jennie.
Kringg kriiiingggg....
Akhirnya jam pelajaran neraka ini habis juga, aku penasaran apa yang si Albani itu lakukan di luar, taruhan denganku dia akan lebih memilih tidur di banding ngerjain tugas pak hamid ini.
"Gaida"
"Iya Jen"
"Gue boleh minta tolong gak?"
"Apaan tuh?"
"Lo mau ke warung emak kan? Kasihin ini ke Albani ya suruh dia anterin ke pak Hamid, jangan sampe enggak"
"Lo baek bgt dah Jen, kenapa lo gak pacar gua aja yak, yang di hukum siapa yang ngerjain tugasnya siapa, udah cantik pengertian, bidadari banget emang"
"Yeee lu gombalin Jennie lagi gue colok biji mate lu" Ucap Hanin kesal.
"Elah Nin gue usaha dikit doang"
"Makasi ya Da"
"Yoyoi Jen"
"Yok ah cabut laper gue"
Seperti biasa kantin selalu menjadi tempat paling favorite di sudut sekolah ini, sekolahku sudah seperti foodcourt di mall mall, banyak jajanan yang menggugah selera, sekolah terbaik emang.
"Iya Tan, nanti aku beliin"
...
"Yaallah Tan masih jam sepuluh gimana aku mau pulang coba"
...
"Iya pulang sekolah aku mampir dulu beliin rujak ya"
....
"Dahh tante"
.....
"Gue cilok Sal" ucap Hanin.
"Mie goreng" ucap Tika
"Lo apa Jen? ketoprak?" balas Salsa.
"Gue teh manis anget aja Sal" jawab Jennie lesu.
"Tumben Jen"
"Gak napsu makan gue"
"Tapi kan gue yang traktir sekarang, rugi dong lo kalau teh anget doang"
"Gak papa besok pas jadwal lu traktir gue makan dowble"
"Yaudah"
Memang tradisi kita, dari pada ribet buat belanja, setiap harinya di rolling buat bayar jajanan di sekolah, aneh emang tapi ide ini lebih bagus di banding harus ribet-ribet ngantri di masing2 stan makanan ya kan?. Tapi bukan Salsa namanya kalau dia gak bossy.
"Mamaddd...."
"Iiiiya kak"
"Pesenin ya, ni duitnya, love you"
"Baik kak"
Mamad selalu menjadi target sasaran salsa, anak ibu kantin yang seperti orang korea tapi sunda abis ini menyukai Salsa dari pertama masuk, namun gak sekalipun dia bisa mendekati Salsa yang super tomboy dan cuek ini, jangankan deketin, peka ama orang sekitar aja enggak.
"Tante lo kenapa?"
"Rese dia"
"Kan ibu hamil emang gitu Nin"
"Maunya sama gue mulu"
"Emang lakinya kemana sih?"
"Kan terbang lakinya"
"Lakinya burung?" Tanya Jennie polos.
"Lu di akekahin gak sih Jen" jawab Salsa kesal.
"Kenapa emang"
"Otak lu tu keknya Allah belum redho ngasihnya"
"Sialan lo.."
"Suaminya pilot Jennie sayang"
"Iya iya, trus ngapain?"
"Dia mau rujak, tapi gak ada yang bisa beliin, pembantunya kan lagi cuti, makanya gue tinggal ama dia seminggu ini, sebelum om gue pulang"
"Emang orang hamil itu gmn sih?"
"Dia tu nyebelin, moodnya berubah berubah, kadang baek kadang ngeselin"
"Ciri-ciri hamil emang gimana?"
"Setau gue pas tante ketauan hamil kemaren tu ya, muntah-muntah, megangin pinggang mulu katanya pegel, lemes, suka buang air kecil mulu"
"Tapi hamil kan beda2 Nin"
"Nah eta, kadang ada suaminya yang ngalamin itu semua, apa itu morning sik apa gitu"
"Morning sickness"
"Nah eta"
"Menurut kalian sekali gituan bisa langsung hamil gak sih?"
Uhuuuukkk !