Chereads / The Imperfect Second Male Lead / Chapter 7 - 7. Antares Ocean

Chapter 7 - 7. Antares Ocean

Kaki Ursilla melangkah mendekati rawa-rawa yang terdapat sebuah batu-batu besar dan kecil di sekitarnya. Air yang berada di rawa-rawa tersebut berasal dari laut. Di bawah rawa-rawa terdapat lubang dengan teralis besi yang sengaja dibuat agar air laut bisa masuk memenuhi rawa yang diciptakan oleh Victor.

Awalnya tidak ada rawa-rawa semacam ini di Kerajaan Victoria saat pertama kali dibangun. Namun, setelah Victor menikah dengan Ursenna, wanita tersebut menyukai suasana laut. Sehingga Victor menghadiahkan taman di samping Black Rose Palace yang persis berada di samping laut. Victor bahkan sampai membuatkan rawa-rawa tersebut dengan kekuatannya sendiri.

Bayangkan saja seorang master pedang justru menggunakan pedangnya untuk memotong tanah dan menciptakan lubang besar untuk dibuat rawa-rawa yang terhubung langsung dengan laut. Citra Victor mungkin akan jatuh jika para bangsawan mengetahuinya.

Tapi, siapa itu Victor? Dia seorang Raja, siapapun tidak akan berani mengolok-oloknya tepat di depan wajah Victor. Apalagi Victor master pedang dengan aura kegelapan sempurna, bahkan membantai iblis, hampir semua iblis yang ada di pulau terkutuk tempat Kerajaan Victoria berdiri dibantai habis oleh Victor. Para pengikut Victor hanya menghabisi sebagian kecil iblis yang ada, sisanya Victor sendirilah yang melakukannya.

Para bangsawan akan langsung dipenggal dalam sekejap mata jika mereka berani mengejek sang raja secara terang-terangan. Sehingga mereka hanya bisa melakukannya di belakang Victor.

Taman tersebut dinamakan sebagai Rainbow Garden. Sesuai dengan isi yang ada di taman tersebut, dihiasi bunga-bunga dan pohon-pohon berwarna-warni layaknya pelangi.

Sayangnya, setelah Ursenna meninggal dunia, Victor melarang siapapun mendekati taman yang dia hadiahkan untuk Ursenna. Semua orang berpikir Victor pasti membenci tempat tersebut karena dia akan teringat dengan Ursenna yang sudah meninggal dunia. Akan tetapi, sebenarnya tidak seperti itu.

Victor selalu mengunjungi Rainbow Garden tanpa sepengetahuan yang lain. Dia menjaga taman tersebut agar tetap terawat di bagian dalamnya. Dengan Victor ada di Rainbow Garden, dia akan selalu mengenang Ursenna, wanita yang mengisi hatinya dan hampir membuat Victor gila saat Ursenna dinyatakan meninggal dunia.

"Tapi, aura di sini sedikit menyeramkan," keluh Ursilla dalam hati. Ursilla mengeratkan selimut yang membalut tubuhnya.

Ada sebuah insiden di taman tempat Ursilla berada. Ini insiden yang membuat orang-orang mematuhi larangan Victor mendekati taman. Pernah ada kejadian di mana salah satu pengawal baru yang diangkat sebagai pengawal kerajaan mengunjungi Rainbow Garden untuk melakukan patroli.

Pengawal yang menjadi korban dalam insiden tersebut memiliki wajah yang tampan dan memukau. Banyak gadis-gadis yang mengagumi ketampanan pengawal tersebut. Satu ciri khas dari pengawal tersebut yang tak mudah dilupakan oleh semua orang. Rambut biru langit yang cerah. Namun, kejadian yang tak diinginkan terjadi. Keesokan harinya, pengawal tersebut ditemukan mengapung di rawa-rawa dan tidak lagi bernyawa.

Insiden yang menuai banyak tanda tanya tersebut membuat semua pekerja istana beranggapan bahwa iblis masih tersisa di Rainbow Garden. Sehingga mereka patuh saat Victor melarang mereka mendekati Rainbow Garden.

Manik mata Ursilla terfokus pada sebuah batu besar yang berada persis di depannya. Jantung Ursilla berdetak kencang, napasnya menggebu-gebu dengan tubuhnya yang menggigil dengan perasaan semangat. Ah, Ursilla lupa bahwa dia tidak memiliki jantung. Yah, anggap saja saat ini jantungnya mungkin sedang berdetak kencang. Kaki Ursilla melangkah tanpa menimbulkan suara, mendekati batu yang paling besar sehingga menutupi sebagian rawa-rawa.

Kedua tangan Ursilla memegang bagian samping batu. Selimut yang membalut tubuh mungilnya, perlahan meluncur ke tanah karena Ursilla tak memegang selimut tersebut. Ursilla menarik napas dalam-dalam untuk menyiapkan hatinya.

Ursilla melongok kan kepalanya dari celah-celah yang tercipta di antara batu-batu yang mengelilingi rawa. Mata Ursilla terbelalak saat melihat pemandangan menakjubkan di depannya.

Terdapat sosok yang bersandar di batu besar di mana Ursilla berada di baliknya. Surai biru langit cerah dan keperakan berkilau di bawah sinar rembulan, mata biru safir yang menyala di kegelapan malam, telinga dengan bentuk melebar layaknya sayap dan di bawah telinga terdapat dua garis yang tertutup. Mata Ursilla mulai turun dan melihat sesuatu yang bergerak-gerak di air.

Sebuah ekor bergerak-gerak di dalam air. Karena kejernihan air membuat Ursilla dapat melihat apa yang ada di dalam air yang ada di rawa-rawa. Ekor tersebut dipenuhi sisik-sisik berwarna biru keperakan yang cantik dan memanjakan mata. Ekor berkilau dan mengibas dengan sempurna menciptakan ombak kecil di rawa-rawa.

Saat sibuk mengagumi apa yang tersaji di depannya, Ursilla tak menyadari bahwa objek yang menjadi perhatiannya mulai menyadari kehadiran orang lain. Tatapan Ursilla kembali tertuju pada sosok yang bersandar di batu besar. Manik mata hot pink Ursilla bertatapan dengan mata safir yang terbelalak.

Tiba-tiba kecanggungan yang aneh terasa di udara ketika Ursilla merasa seperti terpergok mengintip. Oh, sepertinya memang begitu, 'kan? Ursilla menyunggingkan senyum. "Hai!"

Ursilla memejamkan mata saat sapaannya justru dibalas dengan cipratan air dalam jumlah besar hingga membasahi sekujur tubuhnya. Alis Ursilla meruncing tajam, merasa kesal namun tak bisa mengungkapkannya.

"Sopan kah melakukan ini pada penulis yang menciptakanmu?!" Ursilla berteriak dalam hatinya.

Kesal! Tapi, mengingat wajah imut yang dia lihat beberapa saat yang lalu membuat Ursilla kembali tenang. Ursilla membuka kelopak matanya dan melihat bahwa sosok yang sebelumnya ada telah menenggelamkan diri di dalam air. Bersembunyi dari Ursilla yang mengetahui keberadaannya.

Ursilla berjongkok dan memasukkan tangannya ke dalam air. Membuat ombak kecil untuk menarik perhatian sosok yang bersembunyi di dalam air.

"Aku tahu kamu masih ada di sini. Keluarlah, Antares. Aku tidak akan menyakitimu."

Antares Ocean, dia second male lead di novel Love to Ursilla. Ursilla menyaksikan sendiri sosok anak laki-laki yang memiliki insang dan ekor layaknya seekor ikan. Antares, dia merman atau siren.

"Akhirnya aku bisa melihat visual para pemeran di novelku! Tapi, kenapa pemeran favoritku justru kabur saat dia melihatku?" Ursilla tidak tahu harus senang atau menangis melihat Antares yang tak kunjung memunculkan diri di daratan.

Di dunia novel ini, terdapat ras yang bukan manusia, semacam hewan yang memiliki sifat-sifat dasar seperti manusia. Akan tetapi, mereka bisa berubah wujud hewan ataupun manusia. Jika ingin berubah menjadi manusia, para penduduk dari masing-masing ras harus menemui seorang penyihir yang dapat mengubah wujud mereka.

Mereka tak bisa mengubah wujud menjadi manusia sesuka hati karena pada dasarnya mereka hewan yang memiliki kecerdasan layaknya manusia. Kecuali untuk ras-ras tertentu yang memiliki kekuatan sihir dalam jumlah besar hingga mereka bisa berubah wujud sesuka hati.

Ini dunia di mana sihir ada. Terdapat master pedang dan penyihir, hidup berdampingan dengan manusia biasa. Sebenarnya, sejak lahir akan dideteksi seberapa besar sihir yang terdapat dalam tubuh. Sihir di dunia ini juga bermacam-macam, masing-masing orang memiliki sihir yang berbeda-beda. Ada sihir penyembuhan, sihir pemanggilan, lingkaran sihir yang biasa digunakan dalam peperangan, dan lain sebagainya.

"Antares, kamu mendengarku, 'kan? Ayo, keluarlah. Aku datang ke sini hanya untuk bertemu denganmu." Ursilla memainkan air dengan keras untuk menciptakan ombak besar agar Antares tidak mengabaikan keberadaannya lagi.

"Anta-- uagh!"

Sebuah cipratan air dalam jumlah besar terjadi di rawa-rawa. Dalam gelapnya malam, Ursilla tenggelam di rawa-rawa karena tangannya ditarik dengan keras oleh seseorang yang berada di dalam air.

Ursilla membelalakkan matanya tak percaya. "Apa ini?! Kenapa di pertemuan pertama pemeran favoritku ingin membunuhku?!"