Edward terpaksa menahan kesabaran di dalam suasana meeting yang tidak bisa ia tinggalkan begitu saja. Namun sepanjang pertemuan itu berlangsung, hati dan benaknya terus saja menderita keresahan. Bagaimana tidak, pasalnya beberapa jam yang lalu ia mendapatkan kabar dari Dirman bahwa Febiana datang ke rumah kayu dan dalam keadaan yang tampak tidak baik-baik saja.
"Bagaimana, Mr. Sinclair?" tanya salah satu manajer yang menaungi divisi strategi marketing. "Tuan Edward?" lanjutnya mengganti sebutan lain atas nama Edward Sinclair.
Ibnu berinisiatif untuk menyentuh pundak Edward, lantaran atasannya tersebut tidak kunjung memberikan jawaban. "Tuan?"
