"Hmm ... kamu rindu padaku?" ucap Edward sembari berjalan cepat melewati lorong apartemennya itu. Sebuah ponsel tergenggam di tangannya serta diletakkan di samping telinganya. "Baik, baik. Jangan marah-marah, aku akan sampai dalam waktu sepuluh menit. Siapkan satu kecupan untuk menyambutku ya!"
Lantaran mendengar nada omelan dari sang penelepon, Edward lebih mempercepat laju kakinya lagi. Ia melesak ke dalam elevator guna melancarkan rencana agar cepat sampai di basemen tempat mobilnya terparkir dengan tenang.
Setibanya di sana, Edward langsung masuk ke dalam mobilnya. Ia menyalakan kendaraan itu dan bergegas melajunya. Iringan angin kencang mendadak menyertai kepergiannya, yang saat ini hendak ke rumah kayu di mana sang wanita kesayangan tengah berada.