"Aku tahu," ucap Edward setelah beberapa saat membuat pertanyaan Febiana menggantung tanpa jawaban. "Tentu saja aku tahu, Nona. Sejak kamu bilang bahwa tahun kelulusan Madam Trisia dan tanggal lahirmu sangat dekat."
Febiana menurunkan arah pandangnya. Ya, seharusnya ia berpikir tentang kemungkinan tersebut, sebab Edward Sinclair termasuk pria yang sangat pintar. Saking banyaknya beban pikiran, ia yang selalu detil dalam memikirkan segala hal justru mengabaikan fakta penting itu.
"Aku harap kamu tidak menertawakanku, Edward," lirih Febiana dan tidak berani mengangkat wajahnya.
Edward tersenyum manis. Jemarinya terulur menangkup dagu Febiana sampai wanita itu lantas memandangnya. "Kenapa aku harus menertawakanmu, Nona?"
"Banyak alasan. Aku yang datang dengan percaya diri di hadapanmu dan menantang ingin menghancurkanmu, ternyata memiliki latar belakang tidak jelas."
