Chereads / Akhir Deritaku / Chapter 38 - 38. Pelaku Penyebaran Video.

Chapter 38 - 38. Pelaku Penyebaran Video.

" Baik jika di antara kalian tidak ada yang bertanya, maka akan saya umumkan "

Devan menyapu keseluruh ruangan terlihat semua karyawan yang penasaran dengan apa yang akan di umumkan.

" Apa kalian tau siapa wanita yang berada dalam video itu ?" Suara bisik mulai terdengar, bahkan pandangan mereka semua kearah Mila yang berdiri di pojok ruangan bersama Lusi. tiba-tiba salah satu karyawan dengan lantang berteriak, jika dia tau siapa pelakunya.

" Presdir saya tau siapa pelakunya " Devan menatap wajah orang yang berteriak jika dia tau siapa pelakunya.

" Baik katakan dengan keras siapa pelakunya, biar semua orang yang berada dalam ruangan ini tau "

Dengan keberanian yang tinggi. sang karyawan dengan lantang menyebutkan bahwa pelaku dalam video itu wanita murahan.

" Wanita itu adalah Mila Presdir, wanita murahan seperti dirinya tidak layak bekerja disini bahkan dia pantas berada di tempat pelacuran, bagaimana teman-teman ?"

" Setuju lebih baik Mila di pecat sekarang juga wanita menjijikan "

Devan mengepalkan tangannya dadanya naik turun menahan emosi. Devan melihat wajah Mila yang tertunduk membuatnya semakin emosi.

" Baik sesuai keinginan kalian maka pelaku akan saya pecat "

" Apa kalian ada yang tau siapa pelaku pria dalam video itu ?"

Semua karyawan saling berbisik dan mereka menggelengkan kepala.

" Ben putar video aslinya "

Tiba-tiba ballroom yang awalnya terang, berubah menjadi gelap layar di belakang Devan menyala terlihat Mila keluar dari pantry sampai basuk kedalam lift. sampai keluar dari lift dan mendekati mobil mewah yang terparkir, dan wajah pria dalam video terlihat dengan jelas, bagaimana Devan menarik pinggang Mila bahkan saat mereka berciuman, hingga tak berapa lama mereka memasuki mobil dan pergi dari parkiran khusus.

Semua karyawan yang melihat pelaku pria dalam video itu berubah menjadi takut. terlebih karyawan yang telah berteriak tadi. tiba-tiba Devan turun dari Aula berjalan kearah Mila. dengan langkah lebar Devan medekati Mila, tangan terulur menyentuh tangan lembut Mila dan berbisik.

" Karmila Hartanto sudah waktunya " Mila menatap Devan berlahan menganggukkan kepala. Devan merangkul pinggang Mila dengan posesif. seakan Mila adalah berlian yang takut akan di curi orang. sesampainya di atas Aula Devan kembali berucap jika akan memecat orang yang sudah berani menyebarkan video tersebut. para karyawan semakin penasaran siapa pelakunya.

" Sebelum saya menyeret pelakunya kesini, akan saya umumkan pada kalian semua jika, Karmila Hartanto adalah calon istriku " karyawan yang telah berteriak merasa ketakutan jika sampai di pecat dari perusahaan Devan sudah di pastikan tidak akan ada perusahaan yang lain mau menerimanya. tubuhnya mulai bergetar keringat dingin telah membasahi tubuhnya.

" Ben seret mereka kesini !!" mereka menatap ke arah pintu ballroom semua karyawan tidak percaya jika pelakunya adalah Maya sang mantan sekretaris Presdir. dan seorang manajer mereka menutup mulutnya tidak percaya. Devan yang melihat Adam semakin emosi yang sedari tadi di tahannya kini tidak lagi tertahan dengan brutal Devan memukul Adam hingga berapa giginya terlepas, puas memukul Adam kini Devan menatap Maya dengan tajam.

" Ben seret dia dari hadapanku " tanpa menunda lagi Ben menyuruh para bodyguard membawa Adam dan Maya.

Devan kembali menatap karyawan yang telah berani berteriak saat akan berucap Mila menyentuh dada Devan dan menggelengkan kepalanya.

" Biarkan dia tetap bekerja, dia tidak bersalah sayang karyawan sepertinya harus kamu pertahankan "

" Tidak sayang..."

" Dev..." melihat raut wajah Mila Devan tidak berkutik.

" Baik kali ini kamu aku maafkan, jika bukan karna calon istriku yang memintanya jangan harap kamu bisa bebas "

" Terima kasih non Mila " Devan membawa Mila pergi dengan di kelilingi para bodyguard.

Setelah sampai di ruang kerja Devan, Mila di bawa ke kamar yang tidak jauh dari sofa.

" Istirahatlah disini sore nanti aku ingin membawamu ke suatu tempat "

" Kemana Dev...?"

" Kejutan, sekarang istirahatlah " Devan menemani Mila tidur setelah Mila terlelap berlahan Devan keluar dari kamar.

Di sofa Ben sudah duduk menunggu perintah dari sang Tuannya.

" Ben sudah kamu siapkan semuanya "

" Sudah Tuan "

" Bagus bulan ini bonusmu akan aku tambahkan "

" Itu layak aku dapatkan "

" Uang banyak tapi tidak punya kekasih buat apa "

" Kekasih mudah aku cari Dev, tapi yang seperti Mila ada lagi tidak " mendengar ucapan Ben. Devan menatapnya dengan tatapan mematikan.

" Bosan hidup !!!"

" Jika mati demi wanita seperti Mila tak apalah " Devan melempar berkas yang berada di tangannya, namun dengan sigap Ben menangkap berkas yang di lempar Devan jika tidak sudah di pastikan akan berserakan. seperti itulah antara Ben dan Devan selain mereka atasan dan asisten tapi mereka adalah teman dari kecil.

" Apa yang harus aku katakan pada Devan jika mereka menginginkan Devan, pernikahan yang sudah di siapkan akan hancur "