" Sekarang apa yang akan kau lakukan, bahkan kau sendiri hanya bersembunyi disini "
" Aku hanya menunggu waktu, terlebih sekarang aku hanya ingin mencari wanita yang aku cintai "
" Baiklah nak, semoga kau bisa menemukan kekasih hatimu "
" Ayah akan pergi kekota Y apa kau tidak ingin ikut dengan Ayah "
" Tidak ayah aku hanya ingin sendiri disini "
" Baiklah jaga diri baik-baik "
" Aku bukan anak kecil lagi Ayah "
"Kamu memang sudah besar namun sikapmu masih seperti anak kecil "
" Berhenti mengejekku Ayah "
" Hahaaa...baiklah anak Ayah memang sudah besar " selepas kepergian sang Ayah pandangannya kembali ke depan.
' kenapa susah sekali aku mendapatkanmu, haruskah aku menyerah pada cintaku '
" sayang kamu mau kemana...?"
" Aku akan kembali ke kost "
" Aku tidak mengijinkankan mu kesana "
" Di ijinkan atau tidak, aku tetap pergi "
" keras kepala. baik tunggu aku yang akan mengantarmu "
" Tidak. biarkan aku pergi sendiri Devan "
" Denganku atau tidak sama sekali, pilihan ada padamu ?"
" Ini bukan pilihan.! tapi keharusan "
" Kamu benar sayang... cup " setelah memberikan kecupan Devan pergi dengan santainya "
"Kamu... ahhh, menyebalkan " Devan yang mendengar teriakan Mila hanya tertawa.
Ben yang menyaksikan sendiri Tuannya tertawa lepas bergumam. ' Semoga Tuan tetap tertawa seperti ini, Mila kamu gadis pertama yang membuat Tuan Devan tertawa lepas seperti saat ini '
Mila memasuki mobil mewah milik Devan sudah berapa kali dia duduk bersebelahan dengannya. namun dengan setatus yang berbeda, tangan Devan yang tak mau melepaskan genggaman tangannya pada tangan Mila. membuat Mila risih terlebih ada Ben yang sedang mengemudikan mobil. sesekali Devan melirik kearah Mila meski berada di sebelahnya, terlihat Mila yang terus menatap jalanan. entah apa yang ada dalam pikiran Mila selama dalam perjalanan Mila terlihat melamun.
Dering suara ponsel membuat Mila terkejut dengan cepat mengambil ponselnya dari tas, tertera nama Ibu kost dengan cepat Mila menjawab panggilannya.
" Mila ada beberapa orang mencarimu...mereka sepertinya preman " suara di seberang sana membuat Mila terkejut.
" Apaa...mereka siapa Bu, apa mereka mengatakan sesuatu ?" Devan yang melihat wajah Mila yang panik mulai khawatir siapa gerangan yang menelpon kekasihnya.
" Mereka bilang orang suruhan juragan Broto "
" Apa...juragan Broto, bagaimana mereka bisa mencariku sampai kemari " Mila mulai ketakutan, dengan cepat Devan merebut ponsel yang ada di tangan Mila.
" Mila mereka mengancam Ibu. jika Ibu tidak memberitahukan keberadaanmu mereka akan merusak rumah Ibu, tapi Ibu juga tidak tega jika mengatakan yang sebenarnya Ibu yakin mereka bukan orang-orang baik "
" Ibu tidak perlu kuatir Mila aman bersama saya, soal mereka anak buah saya yang akan mengusirnya, terimakasih sudah menjaga Mila " Devan mematikan sambungan telponnya dan melihat kearah Ben sang asisten.
" Ben suruh orang-orangmu untuk mengusir mereka. "
" Baik tuan." dengan cepat Ben menghubungi seseorang.
" kamu tidak perlu takut, kamu aman bersamaku " Devan memeluk Mila, ingin rasanya Devan marah namun sekuat tenaga menahannya dia tidak ingin membuat Mila semakin takut.
sesampainya di depan rumah kost, terlihat anak buah Devan yang mengepung orang-orang yang berpakaian preman.
Ben dengan cepat keluar, dan membuka pintu belakang untuk tuannya.
Devan keluar dari mobil dan tangannya terulur untuk membantu Mila keluar dari dalam mobil. semua yang melihat sangat penasaran siapa gerangan yang bersama Mila terlebih juragan Broto. dengan penuh kemarahan Juragan Broto mendekati Mila dan Devan, namun sebelum sampai di depan. anak buah Devan lebih dulu menghadangnya.
" Siapapun kamu lepaskan Mila dan berikan padaku " Devan hanya melihat sekilas dan berlalu pergi, tangannya tak lepas memeluk pinggang Mila. melihat itu juragan Broto tersulut emosi.
" Wanita sialan..berapa harga tubuhmu pada laki-laki itu hhaa "
teriak juragan Broto yang merasa di abaikan oleh Mila.
" Dasar pelacur murahan. kau menolak menikah denganku. tapi lihat bahkan kamu menjual dirimu pada pria kaya ciihh...memalukan."
" Apa kamu tau. bahkan Ayahmu sendiri yang sudah menjualmu padaku, demi menyelamatkan perusahaan Ayahmu yang bangkrut. "
" Sekarang katakan apa bedanya dirimu bersamaku atau dengan pria itu. kemarilah ikut denganku, aku berjanji tidak akan membuat keributan disini." Juragan Broto tak henti-hentinya berkata, melihat Mila yang mulai termakan ucapannya, membuatnya tersenyum puas.
" Heii pemuda siapapun kamu. aku minta serahkan Mila padaku dan suruh anak buahmu untuk tidak menghalangiku kalau tidak. aku akan pastikan anak buahmu akan mati di tangan anak buahku. " Juragan Broto melihat sekeliling dia tau betul jika melawan anak buah Devan jelas dia akan kalah.
namun Juragan Broto terus memojokan Mila.
" Mila kamu tau betul jika kamu tidak ikut denganku perusahaan milik Ayahmu akan gulung tikar. sekarang ikuti semua ucapanku, aku berjanji tidak akan berbuat kasar padamu karena kamu calon istriku. ingat Mila tubuhmu bahkan nyawamu sekarang menjadi milikku. "
Devan yang merasakan tubuh Mila bergetar membuatnya tersulut emosi. Devan semakin erat memeluk pinggang Mila.
melihat air mata Mila membuat emosi Devan tak terkendali. Ben yang melihat itu dengan cepat memberikan tatapan tajam pada juragan Broto. dia tau persis bagaimana Tuannya jika sudah marah.
" Tuan lebih baik bawa nona Mila kedalam biar saya yang menangani mereka "
Devan mengabaikan ucapan Ben sang asisten. dia terus mendekati Juragan Broto bersama Mila yang berada dalam pelukan Devan.
Juragan Broto yang melihat Devan mendekati mengira jika Devan akan menyerahkan Mila padanya. dengan senyum kepuasaan Juragan Broto merentangkan tangannya untuk menyambut Mila. namun yang terjadi sebaliknya. Devan memberikan satu Bogeman tepat mengenai hidung. Juragan Broto yang tidak mengira mendapatkan pukulan tersungkur ketanah, anak buahnya ingin menolong namun dengan sigap anak buah Devan mengarahkan pistol tepat di kepala mereka.
" Katakan sekali lagi bahwa tubuh dan nyawa Mila milikmu !"
Juragan Broto berdiri meski darah yang keluar dari hidung dan kepalanya merasakan nyeri. namun egonya tak membuatnya mundur, dengan sikap berani juragan Broto mendekati Devan
mengatakan dengan jelas didepan wajahnya.
" Mila milikku. aku sudah membelinya jadi lepaskan dia aku akan membawa pergi !!"
Bugg....
Devan kembali memukul Juragan Broto. kali ini mengenai dada dan perutnya. pukulan yang diberikan Devan membuat Juragan Broto terkapar babak belur darah keluar dari hidung dan mulutnya.
" Ini peringatan terakhir untukmu Mila milikku jadi jangan coba-coba melukainya jika tidak nyawamu menjadi taruhannya .!!" setelah mengatakan Devan berbalik merangkul Mila dan membawanya pergi.
Juragan Broto tidak tinggal diam dengan sisa keberaniannya berteriak.
" Dasar wanita sialan pelacurrr murahan tunggu
pembalasanku "
Bugg...
Satu tendangan mendarat di dada Juragan Broto kali ini bukan dari Devan melainkan dari Ben sang asisten.
Devan membawa Mila kedalam kost, terlihat Ibu kost dan penghuni kost yang ketakutan.
" Kalian tidak perlu takut, setelah ini mereka tidak akan menganggu kalian lagi. " Ibu kost yang melihat Tuan muda Devan tak mengira jika kekasih anak kostnya adalah keturunan keluarga Prasaja. kedua kalinya Ibu kost melihat sosok Tuan muda.
" Tuan muda Devan benarkah ini anda, wahh sungguh suatu kehormatan Tuan muda singgah di rumah saya." Ibu kost bahagia ternyata Mila berada di tangan yang tepat.
" Ya saya Devan, terima kasih sudah menjaga Mila "
" Tidak perlu berterima kasih tuan muda, meskipun saya belum lama mengenal Mila tapi saya yakin Mila gadis baik " Devan menganggukkan kepala dan mengajak Mila masuk ke dalam kamar kost.