Song Ci mengerutkan alisnya, "Aku akan pergi melihatnya."
"Aku ikut," Yan Jiang memakai topinya dan mengikuti Song Ci menyeberang jalan.
Begitu Song Ci mendekati mereka, ia mendengar teman Mu Qiu bertanya kepada gadis itu dengan khawatir, "Qiutian, apakah kamu masih terasa tidak nyaman? Bertahanlah dan tunggu sebentar, kami sudah memanggil ambulans."
Mendengar kata-kata ini, hati Song Ci seakan meledak. Ia segera menghampiri Mu Qiu.
"Qiutian! Dia kenapa?"
Teman Mu Qiu juga mengenali Song Ci. Melihat Song Ci datang, ia segera menyerahkan Mu Qiu kepada Song Ci dan berkata dengan panik, "Kak Song Ci, Mu Qiu mendadak berkata bahwa dadanya sakit. Ia juga tidak bisa meluruskan pinggangnya. Wajahnya terlihat sakit dan berkeringat!"
Sebelum Song Ci mengulurkan tangan memegang lengan Mu Qiu, gadis itu terjatuh ke tanah. Sekujur tubuhnya lunglai dan ia kehilangan kesadaran.
"Qiutian!"
"Qiutian!"
Mereka benar-benar panik luar biasa.
"Minggir, biar kulihat keadaannya," Yan Jiang menyerahkan buku anatomi ke pelukan Song Ci dan berjongkok untuk memeriksa kondisi Mu Qiu.
"Mu Qiu mengalami serangan jantung!" Yan Jiang berseru. "Cepat panggil ambulans! Mu Qiu harus mendapat pertolongan pertama untuk serangan jantung." Setelah selesai berkata demikian, Yan Jiang segera melakukan CPR (resusitasi jantung paru) untuk Mu Qiu.
Song Ci memeluk buku anatomi Yan Jiang dan memandang Mu Qiu yang terbaring di tanah dengan tatapan kosong. Pikirannya melayang seketika itu juga.
Beberapa saat kemudian, Song Ci mendengar suara orang di sekitarnya dan suara mobil yang berlalu lalang di jalan.
Mu Qiu mengalami serangan jantung!
Sama seperti cerita di dalam mimpi yang dialami Song Ci, Mu Qiu jatuh sakit pada suatu malam saat libur musim panas di tahun 2020!
Barulah kesadaran Song Ci kembali saat ia berada di ambulans dan Mu Qiu dilarikan ke rumah sakit terdekat. Ia melirik dan bertanya kepada Yan Jiang yang duduk di sampingnya, "Apa yang terjadi pada Mu Qiu?"
Yan Jiang mengerutkan kedua alisnya, nada suaranya menjadi serius, "Adikmu pasti punya masalah dengan jantungnya."
Napas Song Ci mendadak menjadi berat. Gambaran gelap dalam mimpinya berkecamuk dalam benaknya dan sekujur tubuh Song Ci menjadi dingin.
Setibanya di rumah sakit, Mu Qiu segera masuk ke ruang IGD. Yan Jiang melihat bahwa rumah sakit itu penuh sesak dan ia tidak ingin menarik perhatian. Saat Mu Mian dan Du Tingting tiba, ia segera meninggalkan rumah sakit.
Setelah mendapatkan pertolongan pertama, untuk sementara, kondisi Mu Qiu aman.
Setelah itu, dokter memberitahu Mu Mian bahwa Mu Qiu selamat berkat orang yang memberinya resusitasi jantung pertama kali.
Mendengar hal ini, Du Tingting meraih tangan Song Ci dan berkata, "Song Song, lain kali kau harus mengundang Yan Jiang untuk datang ke rumah dan makan bersama. Kita harus berterima kasih kepadanya."
Mu Mian juga ikut menimpali, "Benar. Jika bukan karena Yan Jiang, mungkin Mu Qiu sudah meninggal." Saat Mu Qiu lahir, ia memang mempunyai penyakit jantung bawaan, tapi tidak pernah mengalami serangan jantung.
Saat Mu Qiu hidup hingga usia 20 tahun, Mu Mian dan Du Tingting mengira bahwa penyakit Mu Qiu sudah sembuh. Namun, pada titik ini, Mu Qiu jatuh.
Jika bukan karena Song Ci dan Yan Jiang yang kebetulan berada di sana, Mu Qiu mungkin sudah meninggal.
Du Tingting dan Mu Mian sangat berterima kasih kepada Yan Jiang.
Song Ci dengan tenang menarik tangannya dari genggaman Du Tingting. "Nanti kita bicarakan lagi." Nada suara Song Ci terdengar dingin, tapi Du Tingting dan Mu Mian yang mengkhawatirkan kondisi Mu Qiu pun tidak mendengarkannya.
Malam itu, dokter melakukan banyak pemeriksaan untuk Mu Qiu. Sebelum hasil pemeriksaan keluar, Mu Qiu dan Du Tingting tidak bisa tidur, demikian pula Song Ci. Ia tidak khawatir jika Mu Qiu tak bisa tidur, ia justru lebih khawatir jika Song Fei yang akan menderita insomnia.
Keesokan paginya, saat hasil pemeriksaan sudah keluar, Song Ci segera menemui dokter jaga Mu Qiu bersama Mu Mian.
Saat dokter sudah membacakan hasil pemeriksaan dan melihat Mu Mian dan Du Tingting, ekspresi wajahnya sangat muram. "Penyakit jantung bawaan putri Anda sudah berubah. Gagal jantungnya sangat cepat. Semalam saya sudah memeriksanya dan saya menemukan bahwa dia masih menderita aneurisma ventrikel."
Setelah menjelaskan, dokter mengamati reaksi Mu Mian dan istrinya.
Melihat lingkaran bola mata Du Tingting mendadak memerah, dokter menghela napas dan berkata dengan suara dalam, "Situasi Mu Qiu saat ini sangat kritis. Jika tidak ditangani segera, serangan gagal jantung bisa dialaminya kapan saja di masa mendatang. Situasi tersebut bisa terjadi kapan saja, seperti semalam."
Mendengar hal ini, Mu Mian yang biasanya tegar menjadi cemas, "Dokter, bagaimana kami harus mengobati Mu Qiu? Kami punya uang, Anda bisa melakukan pengobatan apa pun untuk Qiutian."
Dokter mengamati pasangan suami-istri itu dalam-dalam secara bergantian dan menjawab, "Yang terbaik adalah melakukan transplantasi jantung."
Wajah Du Tingting pucat pasi. "Apakah hanya ada satu cara? Apakah tidak ada pengobatan lainnya?" Du Tingting berkata dengan nada yang tidak jelas. "Qiutian punya golongan darah dengan rhesus negatif. Dari mana kita bisa menemukan jantung yang cocok untuknya!"
Dokter pun tak berdaya. Ia hanya bisa menghibur Du Tingting, "Cobalah untuk mencarinya, lebih cepat lebih baik. Menurut analisis, hidup Mu Qiu hanya bisa bertahan paling lama tiga atau empat bulan."
Tubuh Du Tingting terguncang mendengarnya dan ia hampir pingsan.
Mu Mian buru-buru memeluk tubuh Du Tingting. Wajah pria itu sama muramnya dengan istrinya.
Di belakang mereka, Song Ci hanya bisa berdiri mematung seperti ikan yang dipaku di talenan.
Semua kejadian yang dilihat Song Ci sama persis dengan apa yang dilihatnya dalam mimpi! Song Ci akhirnya yakin bahwa itu bukanlah mimpi, melainkan kehidupan tragis yang benar-benar dialaminya!
--
Setelah Mu Qiu terbangun dan mengetahui kondisinya, ia tak tahu apakah yang dialaminya karena terlalu banyak stimulasi atau kesedihan. Ia tak berkata apa-apa, hanya menatap pemandangan di luar jendela dengan linglung.
Saat Du Tingting melihat penampilan putrinya, ia merasa sedih dan lari keluar dari ruang rawat inap dengan hati hancur.
Mu Mian berusaha keras menahan rasa sedihnya. Ia mencoba menenangkan Mu Qiu, "Qiutian, Ayah pasti punya cara untuk menemukan jantung yang cocok untukmu."
Mu Qiu masih muda, ia takut mati. Mendengar Mu Mian berkata demikian, ia hanya bisa menangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sekujur tubuhnya gemetar hebat.
Saat Mu Qiu menangis, Du Tingting yang berada di luar juga menangis lebih keras.
Melihat anak dan istrinya yang menangis, hati Mu Mian hancur lebur. Mu Mian memegang kedua bahu Mu Qiu dan berkata, "Qiutian, sudahlah, jangan menangis lagi, anakku yang baik. Ayah sudah berkata bahwa Ayah pasti akan menyelamatkanmu."
Mu Qiu membenamkan dirinya ke pelukan ayahnya.
"Ayah!" Seru Mu Qiu sambil menangis kepada Mu Mian, "Ayah, aku tidak mau mati! Ayah, kalian pasti akan menemukan jantung yang cocok untukku! Aku pasti bisa hidup, benar, kan?"
Mu Mian menekan tangan kanannya di kepala Mu Qiu yang gemetar begitu hebat, "Pasti!"
Song Ci menyaksikan adegan memilukan sekaligus mengharukan ini tanpa suara. Bola matanya juga memerah karena menahan tangis. Di mata orang lain, ia sedih karena Mu Qiu, tapi hanya dirinya sendiri yang tahu betapa marahnya dia saat ini.
Song Ci sangat berharap bisa mencabik-cabik ayah dan anak yang ada di hadapannya ini, demi pengorbanan darah untuk Song Fei dan dirinya sendiri yang meninggal secara tragis di kehidupan sebelumnya!
Seberapa mudah menemukan jantung yang cocok bagi Mu Qiu hanya dalam waktu beberapa bulan?
Selain itu, organ yang didonasikan relawan harus antre sesuai dengan golongan darah. Ada banyak sekali pasien yang menunggu donor transplatasi jantung di seluruh negeri ini dan di antara banyak orang tersebut, pasti ada yang bergolongan darah rhesus negatif.
Meskipun ada yang memiliki jantung yang benar-benar cocok dengan Mu Qiu, tetap harus memprioritaskan pasien yang antre lebih dulu.
Saat tiba giliran Mu Qiu, berapa lama dia harus menunggu?
Jika ingin menyelamatkan Mu Qiu, maka harus ada orang yang bersedia mendonorkan jantungnya kepada Mu Qiu.
Namun, siapakah yang bersedia?
Apakah Du Tingting?
Du Tingting adalah orang yang dikasihi Mu Mian. Mu Mian tak pernah bicara kasar kepadanya. Bagaimana mungkin ia bisa rela membunuh Du Tingting?