Pelayan dengan cepat menyuguhkan teh wolfberry. Han Zhan menyesap teh kesukaannya itu, sambil memiringkan kepalanya untuk melihat tangga naik dari jendela. Secara kebetulan, ia melihat Xiong Jian menaiki tangga bersama Song Ci dan Song Shiqing.
Tatapan Han Zhan tertuju pada Song Shiqing. Setelah memperhatikan salah satu pilot magangnya itu dengan cermat, tatapannya beralih pada Song Ci yang berada di belakangnya.
Song Ci hari ini mengenakan kemeja putih, celana dan dasi hitam, pinggang lurus, dan dengan gaya yang sama seperti Xiong Jian dan pilot lainnya. Meskipun terlihat jelas bahwa yang dikenakan Song Ci adalah busana pilot wanita standar, tapi ketika Song Ci mengenakannya membuat orang selalu merasa itu terlihat berwarna.
Seperti misalnya, seragam, godaan, atau semacamnya.
Rambut Song Ci yang panjang diikat, ia mengenakan topi di kepalanya. Pipinya yang seputih porselen dihiasi perona pipi berwarna merah muda. Dibandingkan saat wawancara, hari ini ia tampak lebih enerjik.
Ketika Song Ci menginjak tangga pesawat, pinggulnya bergoyang dan itu membuatnya tampak menawan.
Apa yang dilihat Han Zhan membuatnya teringat pada pertanyaan Li Li hari itu.
Apakah Nona Song cantik?
Han Zhan menoleh ke belakang dan menyesap teh wolfberrynya lagi.
Dia cantik.
Li Li dan beberapa rekan kerjanya yang lain sangat penasaran dengan pilot magang wanita yang baru itu. Begitu Song Ci naik ke pesawat, semua pasang mata tertuju kepadanya. Ada yang memperhatikan wajahnya atau tubuhnya.
Karena Song Ci sudah lama terbiasa dengan keadaan ini, ia sama sekali tidak terganggu.
Saat Xiong Jian membawa Song Shiqing dan Song Ci ke kokpit pesawat, mereka mengalihkan tatapan mereka dengan enggan.
Manajer hukum berkata kepada Li Li, "Nona Song benar-benar cantik."
Li Li mengangguk setuju, "Benar, dia sangat cantik, lebih cantik dari selebriti manapun yang pernah kulihat."
Li Li sudah menyimpan semua foto Song Ci di Weibo. Gadis itu sangat cantik dalam foto. Li Li berpikir bahwa semua foto Song Ci begitu mulus. Sedangkan orang yang nyata pasti tidak secantik fotonya.
Melihat orangnya langsung benar-benar ada saat ini, Li Li benar-benar percaya bahwa kecantikan Song Ci itu benar dan nyata.
Li Li tiba-tiba menoleh dan mengedipkan matanya kepada Han Zhan. Ia menunjukkan tatapan samar yang hanya bisa dimengerti oleh kaum adam, lalu berkata kepada Han Zhan, "Tuan Han, sama seperti yang dikatakan orang-orang, Nona Song benar-benar cantik."
Di dunia ini, tidak ada orang yang tidak menyukai wanita cantik. Li Li memang bukanlah seorang pria tulen. Saat ia melihat seorang wanita cantik, ia akan menggosipkannya secara pribadi dengan Han Zhan.
Han Zhan mengabaikan kata-kata Li Li.Sebaliknya, ia menoleh dan berkata kepada salah satu pelayan, "Xiao Chen, tolong berikan secangkir teh honeysuckle dan hawthorn kepada Manajer Li."
Pelayan itu kembali ke dapur dan membuatkan apa yang diminta Han Zhan.
Li Li mengedipkan matanya, ia sama sekali tidak mengerti sikap atasannya ini. Ia buru-buru berkata kepada Han Zhan, "Aku tidak suka minum teh honeysuckle dan hawthorn. Aku minum kopi saja …" Saat semua orang bergaya hidup seperti Tuan Han, sebaliknya, Li Li masih muda, tapi menyukai kesehatan.
Han Zhan memotong kata-kata Li Li, "Kau harus mengecilkan apinya."
Li Li tak bisa berkata apa-apa lagi.
Saat memikirkan alasan mengapa ia harus mengecilkan api, jujur saja, Li Li tidak berani meliriknya lagi.
Li Li biasa berdiskusi mengenai wanita di depan Tuan Han. Ia juga tidak melihat reaksi yang tidak menyenangkan dari Tuan Han. Justru Li Li merasa sikap Tuan Han kepada Nona Song sedikit berbeda.
Saat memasuki kokpit, Song Jian duduk di kursi pengemudi. Song Jian punya pengalaman bertahun-tahun menerbangkan pesawat, jadi secara otomatis ia duduk di kursi co-pilot. Sedangkan sebagai pemula, Song Ci duduk di kursi observasi.
Xiong Jian harus memeriksa semua prosedur di kokpit. Song Shiqing membantunya, sedangkan Song Ci mengawasi mereka dengan hati-hati.
Setelah memastikan bahwa tak ada masalah dengan prosedur pesawat, Xiong Jian berkata kepada Song Ci, "Xiao Song, mohon beri tahu Tuan Li bahwa pesawat sudah diperiksa dan bersiap lepas landas."
"Baiklah."
Dengan patuh, Song Ci berdiri dan berjalan ke kabin pesawat. "Tuan Li, pesawat sudah diperiksa. Harap pasang sabuk pengaman Anda sekalian, kita akan segera lepas landas."
Li Li tidak berani mengangkat kepalanya atau menanggapi Song Ci. Dengan cepat ia memasang sabuk pengamannya.
Song Ci menatap lagi kepada Han Zhan yang sedang minum teh sebelum ia kembali ke kokpit. Setelah duduk, tiba-tiba ia teringat sesuatu. Apakah Han Zhan punya kebiasaan minum teh wolfberry setiap pagi?
Pesawat itu terbang membumbung ke langit dan menembus lapisan awan.
Song Ci memandang matahari terbit yang cemerlang di antara lautan awan dan merasa bangga. Ternyata seperti inilah rasanya duduk di kokpit dan menyaksikan matahari terbit.
Pada pukul 8.50 pagi, pesawat sudah tiba di Kota Shunchen.
Song Ci, Xiong Jian, dan Song Shiqing sudah diatur untuk tinggal di sebuah hotel bintang tiga di dekat bandara. Xiong Jian sekamar dengan Song Shiqing, sedangkan Song Ci menempati sebuah kamar besar sendirian.
Saat masuk ke dalam kamarnya, Song Ci mengaktifkan ponselnya. Ia ingin mengetahui tempat-tempat mana yang layak dikunjungi di Kota Shunchen. Ia ingin berbelanja. Jika tidak, ia pasti akan berjamur jika tinggal di hotel selama tiga hari berturut-turut.
Setelah Song Ci menemukan panduan wisata Kota Shunchen, ia mulai mengatur rencana.
Setelah membuat rencana, Song Ci membuka folder rahasia dan menemukan perangkat lunak CCTV di dalamnya. Song Ci membuka aplikasi perangkat lunak tersebut dan ruang rawat inap berwarna putih muncul di layar.
Di dalam kamar rawat inap hanya ada satu ranjang dan Song Fei sedang tidur di atasnya.
CCTV rahasia ini dipasang diam-diam oleh Song Ci saat ia mengunjungi Song Fei ke sanatorium terakhir kalinya.
Setiap hari saat ia senggang, ia selalu memeriksa kondisi Song Fei.
Pemantauannya membutuhkan waktu selama beberapa jam. Song Ci menyeret kursor progres sambil menonton. Saat progress diseret pada pukul 8.40 pagi tadi, tiba-tiba Song Ci melihat ada pria yang masuk ke dalam ruang rawat inap.
Pria itu adalah Mu Mian. Ia mengenakan setelan berwarna perak keabuan, berdiri di sisi tempat tidur Song Fei dalam diam. Sambil menatap Song Fei, ia bertanya-tanya, ide setan apa yang akan diperbuatnya.
Song Ci membeku saat melihat adegan yang muncul di layarnya.
Mu Mian!
Song Ci buru-buru memutar ulang video ke enam menit lalu.
Ia melihat Mu Mian sedang mendorong pintu kamar Song Fei dan masuk sendirian.
Song Ci membeli kamera CCTV model sekrup. Ia memasang sekrup di atas bingkai foto dan terlihat tidak mencolok. Posisi bingkai foto tersebut menempel di dinding tempat tidur. Dari sudut ini, kamera benar-benar bisa merekam setiap gerak-gerik Mu Mian setelah masuk ke dalam kamar Song Fei.
Di dalam video.
Seseorang membuka pintu kamar Song Fei dan terbuka. Terlihat sesosok tubuh atletis masuk ke dalam kamar rawat inap.
Orang tersebut berdiri dalam diam. Sosoknya terlihat jelas oleh kamera, yaitu Mu Mian!
Mu Mian menatap Song Fei dalam-dalam. Ekspresinya tampak begitu berat. Cukup lama pria itu terdiam, lalu mendadak mengulurkan tangannya dan mengeluarkan jarum suntik dari sakunya, kemudian menusukkannya ke lengan Song Fei.
Saat melihat adegan itu, Song Ci mencubit sudut seprei dengan tangan kirinya.
"Mu Mian! Beraninya kau!"
Tak peduli seberapa marahnya Song Ci, ia tetap saja tak berdaya mengendalikan apa yang dilakukan Mu Mian. Ia hanya bisa melihat Mu Mian memasukkan jarum suntik ke lengan Song Fei dan mengambil setengah tabung darah milik Song Fei.
Sedangkan Song Fei seperti belut yang dipaku mati di atas talenan, yang hanya untuk dipotong oleh koki untuk dimasak!
Karena Song Fei sudah mati otak, gadis itu tak bisa bersuara maupun berteriak kesakitan.
Mata Song Ci menjadi semerah darah saat melihat apa yang disaksikannya dengan mata dan kepalanya sendiri!
Di kehidupan sebelumnya, Song Fei terbaring di atas tempat tidur seperti ini dan dokter yang diperintahkan Mu Mian mencabut jantungnya hidup-hidup!
Mu Mian mengambil darah Song Fei pastilah ingin melakukan pencocokan HLA dengan Mu Qiu. Setelah cocok, pastilah Mu Mian akan turun tangan terhadap Song Fei. Song Ci hanya bisa menggigit bibir bawahnya, dadanya gemetar karena menangis.
Kakak, aku akan menyelamatkanmu. Aku akan membuat Mu Mian membayar ini semua!