Song Ci adalah yang tercantik di Kota Wangcheng. Ia adalah gadis paling ramah dan luar biasa. Banyak pria yang ingin melamarnya. Meski Song Ci bertemu dengan pria yang tidak sesuai dengan seleranya, ia akan menolaknya baik-baik. Ini pertama kalinya Song Ci menolak secara terus terang.
Mendengar Song Ci menolak menemui Cheng Zi'ang, Du Tingting dan Mu Qiu sangat terkejut. Padahal, jelas-jelas beberapa waktu yang lalu, saat Cheng Zi'ang mengajaknya berkencan sesekali, Song Ci tidak menolaknya.
Du Tingting memandang Song Ci dengan bingung dan bertanya, "Bukankah sebelumnya kau berkata bahwa Cheng Zi'ang adalah orang yang baik? Mengapa kau mendadak berubah sikap?"
Song Ci hanya menjawab singkat, "Yang jelek ditolak."
Jawaban yang tegas dan sadis itu membuat Du Tingting dan putrinya lagi-lagi sangat terkejut.
Song Ci sangat menghargai sikap, karakter, dan etika semua orang yang berteman dengannya. Ia tidak pernah peduli dengan penampilan fisik seseorang. Sejak kapan penampilan fisik menjadi kriteria pertama Song Ci?
Lagipula, Cheng Zi'ang sama sekali tidak jelek.
Mu Qiu juga merasa kakaknya sangat aneh hari ini. Namun, melihat Song Ci tak mau menemui Cheng Zi'ang, ia juga tidak ingin ikut campur.
--
Keesokan harinya, Mu Qiu bangun dan turun ke lantai bawah. Ia mengenakan pakaian olahraga berwarna putih, mengikat rambutnya yang panjang sambil membawa ransel hitam. Ia tampak sangat enerjik dan awet muda.
Mu Qiu juga ke lantai bawah. Saat melihat Song Ci juga sudah bangun, ia duduk di meja makan sambil melahap sereal, yang mana hal ini sangat jarang terjadi. Ia bertanya, "Kakak, mengapa kau bangun pagi sekali hari ini?"
Song Ci suka begadang dan susah tidur di malam hari. Ia sangat sulit bangun pagi. Mu Qiu jarang bertemu Song Ci di ruang makan untuk sarapan.
"Semalam aku tidur lebih cepat," jawab Song Ci yang kali ini lebih mementingkan tubuhnya. Ia akan marah jika tubuhnya menjadi lebih gemuk satu kilogram, sehingga kali ini ia mengontrol dietnya dengan lebih ketat. Song Ci tidak akan mengkonsumsi makanan yang mengandung protein, lemak, dan makanan berkalori tinggi.
Song Ci hanya memakan dua per tiga bagian dari mangkuknya, lalu meletakkan sendoknya.
Saat ia melihat Mu Qiu yang mengenakan pakaian olahraga, ia bertanya, "Apa kau ingin pergi keluar?"
"Ya, hari ini aku akan mendaki gunung. Aku sudah janji dengan teman."
Saat Mu Qiu duduk di meja makan, Bibi Zhang membawakan sarapan yang sudah dimasaknya. Tidak seperti Song Ci, Mu Qiu justru kurus, tapi nafsu makannya sangat besar, seperti xiaolongbao, telur goreng, dan bubur … ia lebih rakus daripada Song Ci.
"Apa kau mau ikut dengan kami?" Mu Qiu memotong telur gorengnya menjadi dua bagian. Mulutnya yang kecil penuh dengan makanan. Ia memiringkan kepalanya dan bertanya kepada Song Ci lagi, "Jika kau mau, ikut saja denganku. Kau kan kenal semua temanku."
Song Ci menatap sarapan Mu Qiu dan menjawab, "Hari ini aku tidak ada waktu. Aku ingin pergi ke sanatorium." Saat Song Ci mengatakan tentang sanatorium, ia menatap wajah Mu Qiu dengan hati-hati. Ia ingin menatap reaksi Mu Qiu, sekecil apa pun itu.
Namun, setelah Mu Qiu mendengarnya, gadis itu sama sekali tak bereaksi.
Mu Qiu menelan telur dadarnya dan bertanya kepada Song Ci lagi, "Apakah Kak Song Fei sudah lebih baik? Aku sudah lama tidak mengunjunginya. Jika sejak awal aku tidak membuat janji dengan temanku, mungkin aku akan menyesal, tapi aku akan menemanimu."
"Masih sama," jawab Song Ci sambil menggelengkan kepalanya. Ia berbisik pelan, "Delapan tahun telah berlalu. Jika Kak Song Fei sudah sadar, pasti dia sudah sadar sejak lama."
Mu Qiu menghela napas dan berkata, "Kakak Song Fei punya jalannya sendiri. Gempa bumi itu tidak membuatnya meninggal. Aku yakin, dia pasti akan sadarkan diri."
"Aku juga berharap begitu."
Saat menatap wajah Mu Qiu yang cantik, Song Ci berpikir dalam-dalam.
Jika mimpi yang kualami itu benar, maka kemampuan akting Mu Qiu benar-benar hebat!
——
Ada sebuah sanatorium eksklusif yang ada di Distrik Bishui, Kota Wangcheng, yang bernama Xiguang. Di sanalah Song Fei tinggal.
Xi mempunyai arti fajar. Nama ini digunakan untuk membawa harapan bagi para pasien.
Sanatorium ini dipenuhi dengan vila untuk sekeluarga. Lingkungannya tenang dan udaranya bersih, cocok bagi pasien yang membutuhkan ketenangan. Hanya ada tiga bangsal di setiap vila, yang dilengkapi dengan peralatan medis yang baik dan sempurna.
Namun, tentu saja biaya perawatan di sini juga sangat mahal, mulai dari tujuh digit.
Semua biaya pengobatan Song Fei selama ini ditanggung oleh Mu Mian. Inilah mengapa di kehidupan sebelumnya, Song Ci sangat berterima kasih kepada Mu Mian, bahkan menyetujui saat ia dijodohkan dengan Cheng Zi'ang.
Setelah Song Ci masuk ke dalam sanatorium, ia berjalan melewati hutan hijau yang kecil dan akhirnya ia tiba di sepetak halaman besar untuk satu keluarga.
Song Ci memandang bangunan kecil tempat Song Fei berada. Ia sama sekali tidak merasakan sebelumnya. Setelah melihat lebih dekat, ia melihat bahwa bangunan tempat Song Fei tinggal ada di ujung kiri sanatorium. Di samping bangunan kecil tersebut ada halaman rumput buatan yang besar. Meski bangunannya tenang, lokasinya terpencil dan jauh dari danau buatan.
Jika terjadi kebakaran, tentu saja tidak bisa mengambil air dalam jumlah besar.
Di kehidupan sebelumnya, di malam ketika terjadi kebakaran di tempat Song Fei tinggal, angin berhembus sangat kencang dan nyala apinya begitu besar. Ketika petugas PMK datang, api di dalam bangunan tidak bisa dipadamkan.
Mu Mian memilih bangunan ini secara pribadi untuk Song Fei. Song Ci sekarang tidak bisa menduga niat Mu Mian yang sebenarnya mengapa pria itu memilih bangunan ini.
Song Ci menoleh ke belakang dan akhirnya melangkah masuk ke dalam bangunan itu.
Song Fei ditempatkan di lantai dua. Seluruh ruangan di lantai dua sangat sunyi, hanya Song Fei satu-satunya pasien di sana.
Song Ci berjalan menyusuri koridor yang bersih dan luas, dengan cahaya api yang terlintas di depan matanya. Hidungnya seolah bisa mencium bau hangus api yang membakar. Saat membayangkan akhir hidup Song Fei yang tragis, hati Song Ci menjadi nyeri dan kakinya tak bisa bergerak.
Saat berdiri di pintu masuk bangsal, Song Ci mendadak jadi takut.
Ia tak berani membuka pintu. Ia takut saat ia membuka pintu, tak ada orang di dalam sana.
Song Ci menghela napas dalam-dalam dan akhirnya membuka pintu.
Begitu pintu terbuka, Song Ci melihat kakaknya terbaring di atas tempat tidur dengan mata tertutup. Melihat Song Fei yang terbaring di sana, kelopak mata Song Ci bergetar tak terkendali. Bulir air mata mulai membasahi kelopak mata bagian bawahnya.
Song Fei telah tidur selama delapan tahun. Meski ada nutrisi untuk menjaga dan merawat tubuhnya, tapi laju pertumbuhannya sangat lambat. Saat berusia empat belas tahun, tinggi badan Song Fei hanya 164 sentimeter, tapi delapan tahun kemudian, ia hanya tumbuh empat sentimeter.
Sebaliknya, tubuh Song Ci berkembang pesat selama bertahun-tahun. Tingginya saat ini 171 sentimeter.
Song Ci begitu seksi dengan lekuk tubuh yang mempesona. Payudaranya besar mengembang dan pinggangnya begitu langsing. Sedangkan tubuh Song Fei begitu kurus seperti kertas dengan bibir yang putih pucat.
Namun, penampilan Song Fei sama persis dengan Song Ci.
Meskipun mereka terlahir kembar, Song Fei jauh lebih baik daripada Song Ci saat berada di dalam kandungan sang ibu. Ia mendapat nutrisi yang cukup. Ia lahir dengan tinggi dan berat yang lebih besar daripada Song Ci, bahkan IQ-nya pun lebih tinggi.
Saat mereka berdua berusia sepuluh tahun, IQ Song Fei 182, sedangkan Song Ci hanya 132. Namun, Song Ci adalah anak yang pintar, sedangkan Song Fei adalah anak yang genius. Song Fei dapat belajar sesuatu dengan cepat. Bahkan, guru Song Fei berkata bahwa anak didiknya adalah harta karun negara ini.
Saat Song Ci belajar bagaimana menggunakan handuk, Song Fei mempelajari berbagai macam keadaan tentang penguraian virus. Saat Song Ci sedang sibuk berseteru membela idolanya di Weibo (T/N: sosial media di Tiongkok), Song Fei menjadi murid seorang ahli virus, Fu Hanshen.
Jika Song Fei sehat, ia pasti menjadi lebih menarik dan mempesona dibandingkan Song Ci.