Song Ci selalu mengidolakan kakaknya sejak ia masih kecil. Jika Song Fei adalah penembak jitu, maka Song Ci adalah senjatanya. Di mana Song Fei menunjuk, di situlah Song Ci akan melawan musuh.
Namun perubahan itu dimulai delapan tahun yang lalu.
Delapan tahun lalu, keluarga Song Ci yang terdiri dari empat orang pergi Kota Bijiang di barat untuk berlibur selama empat hari tiga malam. Setelah tiba di hotel, kedua orang tua Song Ci tinggal di sebuah kamar, sedangkan Song Fei dan Song Ci menempati kamar lainnya.
Pada pukul satu tengah malam, Song Ci tertidur saat membaca novel dan Song Fei masih sibuk membaca informasi yang dikirimkan oleh Fu Hanshen.
Saat bangunan itu berguncang, Song Fei baru menyadari bahwa terjadi gempa bumi. Menyadari bahwa kejadian itu berbahaya, Song Fei bukannya lari menyelamatkan diri, melainkan membangunkan Song Ci yang sedang tidur, lalu menyeret sang adik ke kamar mandi.
Saat mereka berdua berlari ke koridor kecil di luar toilet, bangunan mulai runtuh. Di saat yang berbahaya, Song Fei mendorong adiknya ke toilet dengan paksa. Sayangnya, ia tak sempat bersembunyi di toilet, melainkan jatuh di bawah lantai di bawah kakinya. Dalam sekejap, Song Fei menghilang dari pandangan Song Ci.
Tentara Pembebasan Rakyat menemukan dan menyelamatkan Song Ci lima hari kemudian. Meskipun Song Fei ditemukan lebih awal daripada Song Ci, tapi ia terluka parah dan kehilangan banyak darah, sehingga Song Fei tidak sadarkan diri.
Song Fei memberikan Song Ci harapan hidup. Namun, ia sendiri justru tertidur selama delapan tahun.
Hidup Song Ci telah digantikan oleh Song Fei. Siapa saja yang melukai Song Fei akan menjadi musuh bebuyutannya seumur hidupnya!
Saat teringat bahwa kakaknya dibunuh Mu Mian dan hidupnya berakhir dengan tragis di kehidupan sebelumnya, Song Ci begitu membenci Mu Mian dan tak sabar untuk membunuhnya!
Song Ci merasa bahwa dirinya benar-benar bodoh!
Ia tidak mengetahui tentang kematian kakaknya. Justru ia memperlakukan pembunuh Song Fei sebagai ayah yang dicintainya, dihormati, dan dipatuhi seumur hidupnya.
Saat memandang Song Fei, bibir Song Ci bergetar cukup lama. Ia menangis serak, "Kakak!" Setelah meneriakkan nama Song Fei, Song Ci tak tahan untuk membenamkan dirinya di bahu Song Fei. Ia begitu berduka dan menangis.
Teriakan Song Ci terdengar begitu memilukan di bangsal yang sunyi.
Setelah memuaskan rasa tangisnya, Song Ci berangsur-angsur menjadi tenang saat menyadari bahwa kakaknya masih hidup. Setelah mengobrol cukup lama dengan Song Fei, Song Ci bangkit dan meninggalkan tempat itu setelah lewat pukul satu siang.
Sebelum pergi, Song Ci pura-pura tak sengaja memasang CCTV yang tak terlihat di sebuah
sudut yang tersembunyi.
--
Saat mobilnya melaju ke dalam garasi rumah keluarga Mu, Song Ci melihat Mu Mian baru saja kembali dari perjalanan bisnis. Pria itu sedang berdiri di bawah paviliun dan sedang berbicara di ponsel.
Mu Mian adalah angkatan pertama dari perusahaan e-commerce yang ada di negara ini.
Pada tahun 2004, Mu Mian mengambil kesempatan untuk memanfaatkan peluang dan yang pertama kali mendirikan situs belanja daring, yang diberi nama Yue Se. Situs belanja ini mengutamakan menjual produk perawatan kulit wanita dan barang mewah. Kemudian situs ini menjadi semakin besar dan terkenal, dan sekarang menjadi situs belanja paling terkenal di Tiongkok.
Sembilan tahun lalu, Mu Mian yang ambisius mendirikan perusahaan Chaoyang, Co., Ltd. Perusahaan tersebut kini menjadi semakin besar di bawah manajemennya. Sekarang, Mu Mian telah menjadi seorang pengusaha yang kaya raya di Kota Wangdong.
Tentu saja masih ada jurang pemisah di antara pengusaha kaya dan orang kaya.
Sebagai putri angkat Mu Mian, Song Ci, dengan penampilannya yang cantik, seksi, dan mempesona telah menjadikannya pemimpin di antara para selebriti di Kota Wangdong. Gaya berpakaian dan selera berbusana Song Ci juga digemari oleh banyak gadis. Ia juga seorang fashionista di Weibo dengan lebih dari dua juta penggemar.
Di kehidupan sebelumnya, Song Ci adalah seorang selebriti yang menikah dengan Cheng Zi'ang, tuan muda kedua dari Grup Dongchuan. Pernikahan megah itu juga diekspos di Weibo.
Song Ci memandang Mu Mian dari kejauhan. Ia memandang ayah angkatnya dengan waspada, yang tidak pernah dilakukannya sebelumnya.
Mu Mian mengenakan kemeja POLO berwarna abu-abu. Sepasang kakinya yang panjang dan kuat dibalut celana hitam. Mu Mian yang berusia 44 tahun kini berada di puncak kehidupannya. Penampilannya yang luar biasa dan sosoknya yang tinggi membuatnya begitu tampan.
Karena ketampanannya, para aktris dan model banyak yang memperbincangkan dirinya.
Namun, Mu Mian adalah tipe orang yang setia dan penyayang. Ketika banyak orang berselingkuh di luar, ia hanya mencintai Du Tingting.
Melihat pria yang sejak lahir berwajah hangat dan ceria itu, Song Ci tidak bisa membayangkan Mu Mian membunuh orang.
Mungkin karena Song Ci terlalu fokus menatapnya, Mu Mian segera menyadarinya dan
membalikkan badan.
Mu Mian menatap Song Ci dengan serius.
"Song Song, kemarin Bibi Zhang berkata bahwa kau terkena sengatan panas. Mengapa tidak beristirahat di rumah? Mengapa kau malah keluyuran?" Kata-kata Mu Mian terdengar seperti memarahi Song Ci, tapi sebenarnya ia sangat perhatian.
Selama Song Ci memperhatikan penampilan pria yang adil dan menakjubkan ini, ada iblis
mengerikan yang bersembunyi di baliknya. Ketika menghadapi Mu Mian, bulu kuduk Song Ci berdiri dan punggungnya terasa dingin.
Song Ci mengulurkan tangannya ke belakang punggungnya dan meremasnya. Rasa sakit itu
merangsang otak Song Ci dan membuatnya tetap terjaga.
Song Ci berusaha keras menyesuaikan dirinya dengan keadaan dan tersenyum kepada Mu Mian. "Ayah," katanya, sambil berjalan ke samping Mu Mian dan menatapnya penuh kekaguman, lalu membalas, "Tidak, aku tidak keluyuran. Aku hanya pergi menengok kakak."
Mendengar jawaban Song Ci, Mu Mian agak cemberut dan bertanya, "Apakah keadaan Song Fei masih sama?"
Song Ci hanya berdehem.
Mu Mian bertanya lagi, "Kali ini, apa yang dikatakan dokter?"
"Masih sama. Kondisi kakak tidak membaik ataupun memburuk. Dia bisa bangun atau tidak, tergantung pada nasibnya." Setiap kali ia membicarakan Song Fei, entah mengapa suasana hati gadis itu selalu buruk.
Mu Mian berbalik dan berjalan menuju kolam mata air.
Song Ci mengekor Mu Mian dan berdiri di sampingnya. Ia meletakkan tangannya di pegangan kolam dan menatap ikan koi yang berenang kian kemari di kolam.
"Song Song, sudah delapan tahun berlalu. Song Fei pasti bangun jika sudah waktunya untuk bangun." Mu Mian menatap wajah Song Ci dari samping dan berkata lagi, "Kau harus belajar menerima kenyataan."
Mengapa Song Ci tidak mengerti kebenaran ini?
Song Fei sudah tidur selama delapan tahun. Persis seperti yang dikatakan Mu Mian, jika memang sudah waktunya bangun, Song Fei pasti bangun.
Menunggu Song Fei bangun adalah impian yang bodoh.
Namun, Song Ci tak berani menunggu. Jika ia melepaskan Song Fei, maka tak akan ada orang di dunia ini yang akan mengingat kakaknya itu lagi. Song Ci tak punya orang tua. Ia tak bisa hidup tanpa Song Fei.
Song Ci memang agak paranoid dan keras kepala. Ia berkata, "Suatu hari nanti, jika dokter tidak mengumumkan bahwa Song Fei mati otak, aku akan menunggunya selamanya."
Mu Mian tahu bahwa ini memang karakter Song Fei yang keras kepala, sehingga ia tidak berkata apa-apa lagi.
Mu Mian akhirnya mengubah topik pembicaraan. "Oh, ya, kau juga sudah lulus. Apa rencanamu untuk bekerja? Kau tidak serius untuk bekerja di maskapai, kan?"
Song Ci lulus dari Akademi Penerbangan sipil, ia bercita-cita menjadi pilot.
Sebenarnya, pada awalnya Song Ci bercita-cita menjadi pilot angkatan udara. Prestasinya selama SMA sangat baik, tubuhnya tinggi semampai, penglihatannya juga mumpuni, sehingga ia bisa masuk kuliah di Universitas Penerbangan Udara. Namun, sayangnya, ia terluka saat gempa bumi tahun itu, sehingga menyisakan bekas luka di pinggangnya. Ia gagal saat tes pemeriksaan fisik dan kalah seleksi.
Song Ci akhirnya hanya bisa mundur dan mendaftar ke Akademi Penerbangan Sipil.
Tanpa menunggu jawaban Song Ci, Mu Mian berkata dengan nada kejam, "Aku tahu kau ingin menjadi pilot. Tapi, mana mudah menjadi pilot? Berapa banyak mahasiswa yang lulus dari akademi ini tiap tahunnya, hingga akhirnya mereka menjadi pilot? Ada berapa orang yang benar-benar menjadi pilot? Lebih lagi, kau hanya seorang perempuan!"
Kalimat terakhir Mu Mian boleh dibilang sangat menusuk hati Song Ci. Apa yang dimaksud ayah angkatnya sebagai 'kau hanya seorang perempuan'?
Seketika raut wajah Song Ci berubah dan berkata kepada Mu Mian, "Memangnya kenapa kalau
perempuan? Bukankah Lao Zi lahir dari ibunya?"
Mu Mian tak bisa berkata apa-apa lagi.