Ruanruan mendengar suara, suara itu sangat kecil tapi dia langsung dapat mengenali bahwa itu adalah suara Xiao Baibai selain itu suaranya terdengar seperti sedang merintih.
Ruanruan menekan kedua bibirnya lalu dengan cepat berlari ke arah suara itu.
Semakin dia mendekat, suaranya terdengar semakin jelas. Dia yakin itu adalah suara Xiao Baibai dan juga terdengar suara tertawa beberapa anak kecil juga.
"Kalian sedang apa?! Jangan menindas Xiao Baibai!"
Setelah melihat apa yang terjadi, Ruanruan langsung menjadi marah. Dia berlari dan menjatuhkan laki-laki yang hendak melemparkan batu ke arah Xiao Baibai.
"Xiao Baibai!" Ruanruan mengulurkan tangannya untuk menggendong serigala kecil itu, ada banyak batu di sekitar Xiao Baibai, tubuhnya juga kotor, bahkan terlihat bercak darah di bulunya yang putih seperti salju, jelas sekali Xiao Baibai terluka.
Ruanruan merasa sangat sedih hingga hampir menangis lagi.
Xiao Baibai melolong lemah kemudian tubuhnya yang kecil itu gemetar di dalam pelukan Ruanruan.
Para anak-anak yang tadinya melempari batu ke arah Xiao Baibai merasa sedikit takut hingga melangkah mundur dan tidak mengatakan apapun.
Sedangkan anak laki-laki yang tadi dijatuhkan oleh Ruanruan bangkit berdiri dengan wajah marah.
"Kamu berani menendangku?! Aku akan membuatmu menyesal!" Setelah selesai mengatakan itu dia memungut batu dan melemparkannya ke arah Ruanruan.
Ruanruan dengan lincah menghindar kemudian dia menendang anak laki-laki itu lagi.
"Kenapa kalian menindas Xiao Baibai?!" Ruanruan menjadi sangat marah, terlebih saat melihat Xiao Baibai yang terluka, dia yakin Xiao Baibai sangat kesakitan.
"Wah… Kamu menendangku lagi? Aku akan melaporkan kepada mamaku bahwa kamu memukulku!"
Ruanruan melihat ke arah anak yang lain, mata mereka merah dan terlihat ketakutan lalu dengan cepat menggelengkan kepala mereka.
"Ini perintah Wu Yong, bukan salah kami!"
"Iya benar, dia yang menyuruh kami."
Sekelompok anak itu biasanya mendengarkan perkataan Wu Yong, anak laki-laki gendut yang ditendang oleh Ruanruan. Wu Yong memiliki tubuh yang besar dan tenaga yang kuat, saat bertarung juga cukup hebat tapi setelah mereka semua melihat Ruanruan mengalahkan Wu Yong, mereka merasa takut.
Sekelompok anak-anak itu menangis, tapi Ruanruan sama sekali tidak memedulikan semua itu. Dia sibuk membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah botol keramik kecil.
Setelah membukanya, tercium aroma samar obat bercampur dengan aroma harum yang samar.
Dia menggunakan tangannya untuk mengambil obat itu, setelah itu ia langsung mengoleskannya pada luka di tubuh Xiao Baibai.
"Xiao Baibai tahan ya, sebentar lagi tidak akan sakit lagi, aku akan meniupnya untukmu." Ruanruan mengoleskan obat sambil meniup pelan luka di tubuh serigala kecil itu.
Xiao Baibai merintih kesakitan dan dia terus melihat ke arah Ruanruan dengan matanya yang basah.
"Siapa yang berani menindas Xiao Yong?! Cari mati ya!"
Sebuah suara yang keras dan tajam tiba-tiba terdengar, Ruanruan melihat ke arah suara itu dan melihat seorang bibi bertubuh gendut berlari ke arahnya.
Wajahnya terlihat bulat dan sorot matanya terlihat tajam.
Ruanruan menekan kedua bibirnya kemudian dia membereskan obat yang sedang dia gunakan, setelah itu dia memeluk Xiao Baibai dengan sangat erat dan sorot matanya terlihat sedikit ketakutan.
Bagaimanapun juga, dia masih anak kecil sehingga dia tidak takut jika lawannya adalah anak kecil, tapi jika orang dewasa, dia tidak bisa mengalahkannya.
Wanita itu membantu Wu Yong bangkit berdiri lalu dia mulai memaki.
"Ah! Orang yang berani membuat Xiao Yong menjadi seperti ini tidak akan memiliki akhir yang baik!"
Ruanruan melihat wanita yang menangis sedih itu. Dia terlihat tidak senang dan hanya memeluk Xiao Baibai tanpa mengatakan apapun.
Xiao Baibai melihat sekelompok anak-anak itu dengan sorot mata yang tajam, lalu dia menggertakkan giginya dan membuat suara.
Wu Yong yang melihat ibunya datang langsung mulai melapor.
"Dia… Dia orangnya, dia yang menendangku hingga terjatuh."
Wanita itu langsung melihat ke arah Ruanruan dengan sorot mata yang tajam, "Kamu anak yang tidak diinginkan, beraninya menindas Xiao Yong, hari ini aku akan menunjukkan seberapa hebatnya aku."
Wanita itu menggulung lengan pakaiannya lalu dia mengangkat tangannya dan hendak menampar wajah Ruanruan kuat-kuat.
Ruanruan langsung berlari untuk menghindar sambil menggendong Xiao Baibai.
Karena dia tidak bisa mengalahkan wanita itu, dia memutuskan untuk melarikan diri. Dia ingat perkataan Ji Yuan untuk tidak menanggung apapun atas kesalahan yang tidak dia perbuat.
"Berani kabur?! Berhenti, lihat saja aku akan memukulmu!"
"Li Miao, hentikan, apa yang mau kamu lakukan?!"
Nenek Wu bergegas menghampiri mereka saat melihat Li Miao, ibu Wu Yong, berlari mengejar dan hendak memukul Ruanruan. Nenek Wu langsung berlari kemudian melindungi Ruanruan ke belakang tubuhnya.
Para penduduk desa yang lain juga datang ke sana dan melihat kegaduhan itu. Mereka semua merasa bahwa Li Miao sudah keterlaluan.
"Li Miao, kamu tidak lihat kamu sudah umur berapa? Kamu masih mau memukul anak kecil, apa kamu tidak tahu malu?!"
"Huh! Dia memang tidak tahu malu, dia hanya membiarkan anaknya menindas anak lain tapi dia tidak membiarkan anaknya ditindas orang lain."
Saat Li Miao mendengar itu, dia langsung marah-marah.
"Karena bukan anak kalian yang ditindas jadi kalian tidak peduli, kan? Anak tidak tahu diri ini sudah menyakiti anakku dan berharap baik-baik saja? Jangan harap."
Ruanruan melihat ke arah Li Miao dengan wajah marah.
"Tidak benar, mereka duluan yang menindas Xiao Baibai, mereka bahkan mau menggunakan batu untuk menyakitiku."
Li Miao langsung mengendus dingin, "Hanya binatang saja, kalau mati ya sudah, apa dia bisa dibandingkan dengan anakku? Kamu itu hanya anak yang tidak diinginkan siapapun, kamu bahkan tidak sebanding dengan anakku!"
"Li Miao, tutup mulut kotormu itu! Apa kamu baru saja makan lumpur? Bagaimana bisa mengatakan hal yang begitu buruk. Memangnya siapa anakmu, kenapa hanya dia yang boleh memukul anak lain tapi anak lain tidak boleh membalasnya?"
Nenek Wu yang sedang melindungi Ruanruan langsung memaki Li Miao.
Li Miao begitu marah hingga matanya memerah. Dia melangkah maju dan ingin mulai memukul, dia bahkan tidak peduli walaupun nenek Wu sudah tua.
Ruanruan berusaha melindungi nenek Wu tapi nenek Wu menariknya dan tetap berdiri di depannya untuk melindunginya dari Li Miao.
"Sini pukul, tubuhku tidak dalam keadaan baik, jika sampai nanti aku masuk rumah sakit kalian harus membayar biaya pengobatanku, cepat pukul!"
Saat mendengar tentang biaya rumah sakit, dalam sekejap Li Miao langsung menjadi tenang. Di dalam hidupnya selain anaknya, hal yang paling penting adalah uang. Dia tahu bahwa tubuh nenek Wu lemah, jika sampai dia benar-benar melukainya maka dia harus mengganti biaya pengobatan dan dia tidak menginginkan hal itu terjadi.
"Nenek tua, aku tidak ada urusan denganmu, cepat serahkan anak tidak tahu diri itu, jika tidak masalah kita tidak akan berakhir sampai di sini."
"Jangan harap, Ruanruan adalah anak yang baik, anakmu itu sudah melukai anjingnya. Sudah untung aku tidak memintamu untuk ganti rugi, yang tidak tahu malu itu kamu!"
Kedua orang itu mulai bertengkar dan tidak ada yang mau mengalah, sedangkan para penduduk desa yang melihat itu malah menyemangati mereka untuk terus bertengkar.
Ruanruan dapat melihat nenek Wu mulai merasa panik.
"Siapa yang berani menindas anakku?!" Tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki.
Saat Li Miao mendengar suara itu, matanya langsung berbinar dan langsung menyombongkan diri.
"Sini, cepat urus anak tidak tahu diri yang tidak diinginkan siapapun itu, dia beraninya menindas anak kita, cepat beri dia pelajaran."
Nenek Wu melihat keadaannya mulai di luar kendali.
"Ruanruan cepat lari, nenek akan menahan mereka."
Nenek Wu mendorong Ruanruan, tapi Ruanruan tidak mau pergi karena dia takut nenek Wu akan berada dalam bahaya.
"Cepat pergi, panggil kepala desa."
Ruanruan akhirnya setuju, dia berlari pergi dengan mata merah. Saat Li Miao melihatnya, dia berusaha untuk menangkapnya tapi nenek Wu menahannya.
"Hei berhenti!"
"Sudahlah, dia hanya anak kecil, lagi pula anakmu juga baik-baik saja."
"Siapa bilang? Tubuhku sakit semua." Anak gendut itu langsung berteriak, tapi terlihat jelas dia tidak menunjukkan bahwa dirinya kesakitan dan semua orang bisa melihat bahwa dia hanya berbohong, tapi kedua orang tuanya malah percaya kepadanya. Mereka menghibur Wu Yong dengan sedih dan bertekad untuk memberi Ruanruan pelajaran untuk membela anaknya itu.