"Belum dijemput lagi?" tanya Rega ke Aurel.
"Bukan urusan lo, pulang aja sana!" jawab Aurel menyuruh Rega pulang.
"Gue nyamperin lo bertiga karena niat baik, kalau kalian bertiga belum dijemput kita anter kayak kemarin," ucap Rega membuat Aurel kembali takut kalau jantung nya gabisa dikontrol seperti kemarin kalau dibonceng Rega.
"Nggak, kita pasti dijemput, kalian pulang aja!" tegas Aurel tidak membuat Rega pergi dari tempatnya saat ini malah membuat Rega turun dan melepas helm.
Rega berjalan mendekat ke Aurel.
"Lihat jam tangan lo sekarang jam berapa," ucap Rega ke Aurel.
Aurel pun melihat jam yang sekarang sudah lebih dari harusnya sopir nya sampai disini, apakah mobilnya bocor lagi?atau rusak mesinnya? begitulah tanda tanya didalam hati Aurel.
"Udah lewat, seharusnya sopir lo sampai disini dari tadi bahkan sebelum bel pulang bunyi." tambah Rega.
"Bener Rega lo bertiga kita anter aja nanti takutnya ada preman gangguin kalian," sahut Beni.
"Jangan nakut nakutin gitu!" ucap tegas Meisha.
"Lah kalian juga pasti tau sekitar sini rawan preman berkeliaran, dan kalau lihat cewek cantik seperti kalian pasti diculik!mau diculik?" tanya Beni ke Meisha, Amira dan, Aurel yang dibalas gelengan.
Rega tak mau menunggu jawaban iya atau tidak dari Aurel langsung menarik pergelangan tangan Aurel ke arah motornya dan memasangkan helm untuk Aurel.
"Lo apa apaan sih!" kesal Aurel yang merasa dipaksa oleh Rega.
"Mau anterin lo pulang, salah?" tanya Rega ke Aurel.
"Salah!lo gak tanya gue dulu main tarik aja!" Aurel marah namun kenapa jantungnya tak berhenti berdetak dengan cepat waktu tangannya dipegang Rega sampai Rega memasangkan helm untuknya.
Aurel mencari taxi namun tidak ada, Rega yang memperhatikan Aurel sejak tadi hanya tersenyum.
"Taxi? mana ada?" tanya Rega ke Aurel.
Mau tak mau Aurel harus boncengan lagi dengan Rega.
"Oke gue nebeng lo, terpaksa!"
Amira bersama Yoga, Meisha bersama Reza dan Rega bersama Aurel. Mereka pulang bersama setelah Aurel memutuskan untuk pulang bersama Rega dan para sahabat Rega.
"Sopir lo dari kemarin kemana?" tanya Rega ke Aurel sembari mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.
"Gatau," jawab singkat Aurel.
"Pasti lo nyuruh untuk tidak jemput agar gue barengin lo lagi dan lo-"
"Gausah banyak omong!niat nganterin ya anterin aja, kalau gak ikhlas turunin aja gue!" Ucap Aurel memotong ucapan Rega.
Rega mengangguk tangan kirinya dia angkat ke atas untuk mengasih kode ke Andrian, Reza, Beni dan, Yoga untuk berhenti didepan.
"Kalau nggak ikhlas dari awal ngapain sok baik nganterin!" Gerutu Aurel kesal.
"Turun," ucap Rega, membuat Aurel turun dan melepas helm nya namun tangannya dicegah oleh Rega.
"Siapa suruh lepas helm?gue cuma minta lo turun gak lepas helm." ucap Rega ke Aurel membuat Aurel bingung apa yang dimaksud cowok yang duduk diatas motor depannya ini?
"Lo mau gue turun dan jalan kaki kan? Ya udah, gue lepas helm gue jalan kaki!" sahut Aurel penuh kekesalan namun jantung nya masih saja berdetak jika dekat dengan Rega.
"Emang gue bilang kalau lo harus jalan kaki?pulang sendiri? enggak kan?" Tanya Rega ke Aurel yang hanya diam saja.
Rega kemudian turun dari motor, dan dia saat ini berhenti dipinggir jalan tempat pedagang kaki lima menjual es kelapa muda yang terlihat segar.
Tanpa disadari Aurel yang tadi sempat kesal dengan Rega, Amira dan Meisha sudah duduk di warung penjual es kelapa itu bersama sahabat Rega yang lain.
"Seger loh Rel, ini panas banget sini duduk minum dulu." Ucap Amira sembari mengangkat gelas es kelapa itu mengajak Aurel duduk dan minum juga.
Kemudian gadis cantik itu yang masih berdiri menoleh ke laki laki yang masih tersenyum manis ke arahnya dan menginjak kakinya membuat sang empu meringis kesakitan.
"Aduh sakit Rel! Dasar harimau betina!"
"Bilang kalau mau istirahat beli es kelapa dari tadi!" kesal Aurel ke Rega.
"Lah kalau bilang duluan lo pasti nggak akan mau juga," ucap Rega sambil tersenyum tipis menampakkan deretan gigi putihnya.
"Silau!" Aurel berjalan begitu saja dan duduk disamping Amira.
Rega kemudian mengambil kursi dan duduk disamping Aurel.
"Jangan deket deket gue!" tegas Aurel memberi tatapan tajam ke Rega.
"Kan ngamuk lagi, entar habis ini juga lo gue bonceng kan lebih deket," sahut Rega santai.
"Yang bayarin ini semua siapa?" Tanya Meisha ke semua orang yang ada disamping kanan kirinya.
"REGA PUTRA HARIWIJAYA YANG TAMPAN!" jawab serempak para sahabat Rega bagai pemilihan umum yang tak lain Andrian, Reza, Beni, dan, Yoga.
Rega yang sebelumnya minum dengan tenang melepas hausnya langsung tersedak dan batuk seketika. Aurel yang ada disampingnya tertawa menertawakan Rega.
"Cantik banget ciptaan mu," batin Rega terpesona dengan senyuman Aurel.
"Jahat banget kalian sampai tersedak bos nya, hahaha." Ucap Meisha yang juga ikut tertawa.
Rega kemudian mengambil 2 lembar uang seratus ribu diberikan ke penjual es kelapa itu.
"Kembaliannya ambil aja pak," ucap Rega ke Penjual es kelapa itu.
"Ini kebanyakan nak uangnya," sahut penjual itu yang sudah lumayan tua.
"Buat bapak aja nggak apa-apa, anggap saja rezeki hari ini," senyum Rega ke penjual itu tulus.
"Alhamdulillah, terimakasih banyak nak semoga dilancarkan segala usaha kamu dan belajar yang rajin," Penjual itu sangat berterimakasih kepada Rega sampai mendoakan yang terbaik untuk Rega.
"Terimakasih kembali pak atas doanya, oh ya doakan saya agar cepet dapetin gadis yang saya kejar sekarang ya pak," ucap Rega membuat penjual itu mengangguk mantap.
Rega berjalan ke motornya dan melajukanya menuju rumah Aurel. Didalam batin Aurel dia kagum melihat perilaku baik Rega ke orang lain seperti penjual es kelapa yang sudah lumayan tua tadi.
"Dia kalau sama orang lain baik banget, tapi kok di sekolah ngeselin gak kalah sama berandal dijalanan?" Batin Aurel bertanya tanya.
Rega yang memperhatikan wajah Aurel dispion mengangkat kedua sudut bibirnya tersenyum.
"Diem aja, mikirin gue pasti ya?" tanya Rega ke Aurel dengan penuh kepercayaan diri.
"PD banget jadi orang." jawab Aurel sinis.
"Harus dong. emm mending lo pegangan, gue mau ngebut mumpung sepi," ucap Rega.
"Ogah! dan lo jangan kebut kebut an kalau gue jatoh mau tanggung jawab?" tanya Aurel tak membuat Rega membatalkan niatnya.
Beberapa detik kemudian Rega menambah kecepatan laju motor sportnya itu, dan berhasil membuat Aurel memeluknya erat dengan kedua tangan Aurel melingkar di perutnya.
"Rega udah stop!!" Teriak Aurel disepanjang jalan menuju rumahnya.
"Berhenti Rega!!!" Teriak Aurel untuk kedua kalinya.
"Demi apapun gue nggak akan mau lo bonceng lagi kalau lo masih kebut kebutan kayak gini!!" dan teriakan Aurel kali ini membuat Rega mengurangi laju motornya.
"Cie peluk gue, suka ya?" tanya Rega ke Aurel.
Aurel spontan melepas tangannya yang melingkar diperut Rega.
"Gue? Suka sama lo? Tidur dulu sana, mimpi!" jawab Aurel yang sebenarnya dia masih dagdigdug.
"Kerasa detak jantung lo berdebar terus dari tadi waktu lo nempel gue," ucap Rega membuat Aurel merasa keciduk, dalam fikirnya jangan sampai Rega juga tau kalau dia saat ini jantungnya lebih kencang dari tadi.
Sampailah mereka berdua didepan gerbang rumah Aurel setelah berpisah ditengah jalan dengan sahabatnya yang lain yang rumahnya tidak jauh dari Aurel.
"Kalau udah suka gue bilang, jangan diem nanti sakit kalau lihat gue godain cewek lain oke." ucap Rega memberitahu Aurel.
"Nggak jelas banget sih lo," Aurel memasang wajah datar dan terlihat malas padahal dibalik itu semua dia seperti ingin pingsan.
"Oke gue pulang, jangan lupa makan." Rega kemudian berlalu begitu saja melajukan motornya meninggalkan depan gerbang rumah Aurel, dan Aurel masih diam mematung ditempat yang sama.
"Rega ada dua atau satu sih?"
*
*
**
Dirumah Meisha saat ini masih ada Reza yang disuruh masuk untuk minum sebentar oleh oma Meisha. Mau tak mau Reza harus menghormati orang tua itu dan tidak mau membuat orang tua kecewa karena menolak keinginannya.
"Aduh temen cucu oma udah ganteng, baik komplit deh." Puji Oma Meisha yang terlihat senang dengan Reza.
"Makasih Oma, Oma juga cantik awet muda hehe," ucap Reza berterima kasih dan membalas pujian Oma Meisha.
"Bisa aja kamu nak Reza. Kemarin Oma mau nyuruh mampir minum dulu eh nak Reza udah pulang, kata Meisha keburu hujan karena udah gelap langitnya." jelas Oma Meisha menceritakan keinginannya kemarin yang ingin Reza mampir untuk diajak minum dan ngobrol seperti sekarang.
"Sekarang udah ngobrol sama Reza seneng kan Oma?" tanya Meisha yang sudah ganti pakaian biasa dan duduk disamping Oma kesayangannya.
Oma Meisha mengangguk cepat dan tersenyum bahagia melihat cucu keduanya itu memiliki teman sebaik Reza.
"Kenapa gak dari dulu kamu kenalin nak Reza ke Oma?dia baik banget sayang." Ucap Oma ke Meisha.
"Harus banget Meisha kenalin temen Meisha ke Oma?" tanya Meisha ke wanita yang masuk umur 61 itu.
"Ya harus karena baik, ganteng banget pula," jawab Oma sembari tersenyum ke Reza.
Reza hanya geleng geleng dengan sikap baik dan menurutnya unik dari Oma nya Meisha itu.
"Oma udah tua jangan genit sama anak muda, gabaik." ucap Meisha memberitahu Oma nya dengan wajah sedikit serius.
Oma Meisha pun tertawa dan mengatakan hal yang membuat wajah Meisha bagai kepiting rebus.
"Jangan cemburu sama Oma, malah Oma berencana mau nak Reza jadi cucu menantu kedua Oma." tutur kata yang baru saja keluar dari wanita tua itu langsung membuat Reza bengong sekejap dan Meisha salah tingkah.
Oma Meisha yang memperhatikan dua anak remaja ini hanya tertawa bahagia, Oma mungkin sudah dapat menebak bahwa salah satu diantara dua anak muda ini, baik cucunya atau teman cucunya itu sudah ada yang jatuh cinta.
"Reza mendingan pulang sekarang, nanti mama Kamu nyariin dan khawatir." ucap Meisha menyuruh Reza segera pulang.
"Loh loh jangan pulang dulu nak Reza, masih jam 15 sore nanti pulang jam 16 aja ya," sahut Oma Meisha yang tidak ingin Reza pulang sekarang.
Reza kemudian mengalami Oma Meisha dan pamit pulang.
"Reza pamit pulang Oma, karena mama dirumah pasti khawatir sama Reza besok kalau ada waktu luang Reza main kesini dan ajak Meisha jalan." Pamit Reza ke Oma yang membuat Oma mengangguk mengiyakan.
"Jangan lupa besok kesini lagi tapi," peringat Oma untuk Reza agar bermain kerumahnya.
"Pasti Oma, Assalamualaikum." Ucap Reza salam sebelum berjalan melangkah kakinya keluar rumah Meisha.
"Waalaikmusalam," jawab Oma dan Meisha bersamaan.
Setelah itu Reza berjalan keluar rumah menuju motornya yang ia parkir didekat gerbang rumah Meisha, sembari memakai helm hatinya dan jantungnya terkoneksi.
"Kok jadi deg deg an mendadak ya setelah denger Oma berkata seperti tadi?"