Chereads / EXTRAORDINARY LOVE / Chapter 8 - Chapter 8

Chapter 8 - Chapter 8

"Kok jadi deg deg an mendadak ya setelah denger Oma berkata seperti tadi?" batin Reza bertanya pada dirinya sendiri.

Setelah itu dia naik ke motornya dan menyalakan mesin motor untuk melajukannya dan meninggalkan rumah Meisha menuju rumahnya pulang.

Rega yang sudah sampai sedari tadi, sekarang dia sedang rebahan dikamar sembari menatap layar ponselnya yang sekarang sedang membuka profil nomor Aurel yang dia namakan Harimau betina.

Baru kali ini dia senyum senyum melihat profil Aurel yang bergambar foto Aurel,

"Reza bener, gue bakal jatuh cinta ke harimau betina yang buas," ucap Rega yang masih menatap layar ponsel yang menunjukkan foto Aurel.

Tiba tiba Farah masuk begitu saja tidak seperti biasanya yang selalu mengetuk pintu. Farah membawakan makanan untuk putra semata wayangnya itu yang masih belum menyadari kedatangan mama kesayangannya.

"Lihatin apa fokus banget?" Tanya Farah ke Rega yang sontak membuat Rega kaget.

"Mama, em gak lihatin apa apa," jawab Rega jelas berbohong.

"Pacar kamu ya?" Tanya Farah yang sekilas tadi melirik foto gadis cantik yang sedang dilihat Rega.

"Bukan ma, temen." jawab Rega.

"Temen tapi demen. yaudah mama turun dulu ini dimakan ya, kamu pulang sekolah mama tunggu dimeja makan malah rebahan dikamar gak keluar keluar." ucap Farah ke Rega membuat Rega mengeluarkan cengiran tak berdosa.

Farah berjalan keluar kamar putranya itu dan menutup pintunya.

"Mama tau aja anaknya yang ganteng ini lagi kasmaran," gumam Rega sembari mengambil makanan yang sudah disiapkan mamanya dan memakannya.

Sekarang Aurel yang sedang duduk dikursi halaman belakangnya yang luas dekat kolam renang, menikmati suasana disore hari itu dengan meminum jus alpukat dan camilan ringan lainya, dengan ditemani kucing anggora kesayangannya.

Tak jarang Aurel mengajak kucing anggora berwarna putih itu berbicara walau Aurel tau kucing peliharaannya itu tak mengerti ucapannya.

"Go, kata Meisha sama Amira aku lagi jatuh cinta sama berandal itu," Ucap Aurel ke kucingnya itu yang dia panggil Go dari anggora.

Hewan menggemaskan dan kalau ada yang lihat pasti ingin dimasukkan keranjang dan dibawa pulang itu hanya menjawab.

"Meong," jawab kucing anggora itu yang bagi Aurel adalah sebuah pertanyaan.

"Itu loh berandal di sekolah aku, Rega namanya." Aurel menjelaskan seolah sedang ngobrol dengan manusia padahal dengan hewan peliharaannya.

"Meong meong,"

"Iya, setiap kali deket sama dia Go. jantung aku gak karuan dan itu dimulai setelah dia nemenin aku dihalte waktu hujan kemarin," jelas Aurel bercerita ke kucingnya.

Terdengar langkah kaki menuju tempat duduk Aurel di dekat kolam itu yang tak lain adalah mama Aurel, Hilda. Pendengar yang sedari tadi di putrinya ngobrol dengan kucing peliharaan putrinya itu itu membuat gilda penasaran apa yang dibicarakan sedaritadi oleh Aurel dan kucing menggemaskan itu.

Hilda duduk di samping kanan Aurel, sembari menaruh minuman yang Hilda bawa dari dapur.

"Ngobrolin apa sama Go? Kelihatannya seru banget," Ucap Hilda ke Aurel dan juga bertanya apa yang dibicarakan Aurel dengan kucing manis itu.

"Enggak ada kok ma, Aurel hanya menuturi Go agar jika main ke rumah temannya. tidak lupa pulang dan dan supaya tidak hilang diculik kucing lain," mendengar jawaban absurd putrinya ini membuat kita tertawa.

Bagaimana ada kucing menculik kucing? Yang ada  juga kucing menculik ikan di dapur buat makan siang.

"Ada aja kamu ini mana mungkin ada kucing menculik kucing," ucap Hilda lagi.

"Ada ma.. buktinya kucing Amira juga dibawa sama kucing tetangganya, terus tahu-tahu udah balik perutnya udah besar," jelas Aurel menceritakan kebenaran bahwa kucing bisa menculik kucing lainya.

Hilda hanya mengangguk mengiyakan daripada tambah lebar masalahnya, kemudian Hilda teringat ingin menanyakan sesuatu ke putrinya.

"Oh ya mama lupa ingin bertanya sama kamu," ucap Hilda ke Aurel.

"Tanya apa ma?" tanya Aurel ke Hilda.

"Kenapa dari kemarin kamu  di antar teman laki laki yang sama?dia beneran pacar kamu?" tanya Hilda penasaran.

"Bukan ma, dia itu temen Aurel. Tadi waktu Aurel nunggu pak sopir yang gak datang datang sama Amira dan Meisha di halte Rega nyamperin ma sama teman temannya buat barengan sama kita bertiga." jawab Aurel menjelaskan.

Hilda kemudian mengangguk paham dengan penjelasan putrinya itu.

"Kamu sudah di hubungi pak sopir kalau roda mobilnya yang depan kena paku dijalan?" tanya Hilda ke Aurel tentang pak sopir yang roda mobilnya terkena paku lagi.

"Udah ma, umm kok sering kena paku ya?kemarin kata pak sopir juga kena paku." ucap Aurel.

"Mungkin anak muda dipinggir jalan iseng," pikir Hilda.

"Tapikan bahaya ma." tambah Aurel.

"Benar, Alhamdulillah pak sopir gapapa. Yaudah mama masuk dulu, kamu juga masuk ya udah mau magrib ini." Tutur Hilda ke putri cantiknya itu.

Aurel mengangguk mengiyakan mamanya yang sudah berjalan masuk ke rumah meninggalkannya yang masih duduk ditempat yang sama.

Setelah beberapa detik Aurel juga masuk tak lupa menggendong Go untuk dia bawa ke kamarnya yang juga didalam kamar Aurel ada kandang khusus untuk Go tidur.

Langkah Aurel berjalan menuju kamarnya yang ada dilantai 2.

*

*

**

Pagi hari minggu yang cerah menyambut Rega yang sekarang tengah terganggu tidurnya karena mamanya membuka korden jendela kamarnya.

Cara ini adalah yang paling ampuh untuk membangunkan Rega Putra Hariwijaya dari tidur nyenyak nya.

Farah yang melihat putranya itu kembali tidur dengan menutupi seluruh tubuh dengan selimut, langsung mengambil remote AC kamar Rega dan mematikan AC kamar Rega. Otomatis Rega merasa gerah dan membuka selimutnya, dia pun duduk mengumpulkan seluruh nyawanya yang sebagian masih nyangkut di alam mimpi.

"Gerah banget," gumam Rega yang matanya sekarang masih sedikit tertutup dengan muka bantalnya.

"Bangun anak mama!udah jam berapa ini! Ayo bangun atau mama suruh satpam masukin kamu ke bak mandi!" Tegas Farah memarahi Rega yang bangun kesiangan itu.

"Ma.. Rega masih ngantuk, kan sekolah Rega juga sedang libur ma.. jadi Rega tidur lagi-" Rega yang ingin kembali merebahkan tubuhnya diatas kasur nyamannya itu, dibuat duduk kembali oleh mamanya.

"Kamu bangun sekarang, atau mama siram pakai air!"

Rega yang mendengar ancaman mamanya langsung bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi untuk segera mandi agar mamanya tak marah lagi seperti barusan.

Farah yang sudah memastikan putra tampannya itu sudah mandi dia pun berjalan keluar kamar Rega dan menyiapkan makanan untuk sarapan pagi.

Selesai mandi yang tidak memakan waktu lama itu dia langsung ganti baju santai dan berjalan menuju lantai bawah untuk sarapan bersama mama dan papanya.

Rega saat ini sudah duduk didepan mamanya dan samping kirinya adalah papanya yang setiap hari minggu mengambil cuti kerja.

"Rega gimana sekolah kamu?" tanya Hari ke putranya itu yang sekarang sedang mengambil nasi goreng buatan Farah .

"Baik pa," jawab singkat Rega.

"Mama bilang kamu sempat telat beberapa hari, benar itu?" Tanya Hari ke putranya itu tentang masalah datang tidak tepat waktu.

Rega menjawab dengan anggukan dan cengiran tak berdosa membuat papanya itu geleng kepala, dan menghembuskan nafas kasar.

Tak mengira bahwa putra kesayangannya ini bisa bermain main dengan kedisiplinan, padahal Hari menerapkan dan mengajarkan ke Rega kalau harus disiplin dalam hal apapun itu.

"Papa harap kamu tidak akan mengulanginya lagi, karena mama kamu sudah bilang ke papa bahwa kamu sudah datang ke sekolah tepat waktu dan mengikuti pelajaran dengan baik." jelas Hari ke putranya itu.

"Iya pa, Rega minta maaf dan janji tidak akan mengulanginya lagi." ucap Rega berjanji pada papanya.

"Papa maafkan, ayo dilanjutkan sarapan paginya." sahut Hari sembari mengangguk menerima maaf putranya itu sembari mengukir senyum tulus diberikan ke putranya itu.

Mereka bertiga pun sarapan pagi dengan lahap menyantap hidangan yang disajikan Farah dimeja makan. Semua makanan itu sangat lezat bagi Rega dan juga papanya.

Sehabis sarapan pagi bersama Rega memutuskan untuk keluar berjalan dengan para sahabatnya ke basecamp tempat biasa Rega dan teman lainya nongkrong diwaktu yang libur seperti hari minggu ini. Sebelum Rega berangkat dia pamit dulu ke papa dan mamanya yang sekarang tengah berbincang diruang tengah sembari menonton televisi.

Farah dan Hari yang melihat putranya sudah berganti baju ingin keluar sudah menebak pasti putranya ini mau nongkrong bersama temannya.

"Ma, pa Rega pamit mau main sama temen." Ucap Rega berpamitan dengan kedua orangtuanya sembari menyalami keduanya.

"Hati hati sayangnya mama, jangan kebut kebutan." sahut Farah mengizinkan Rega.

"Ingat kata mama kamu. Jangan kebut kebutan." jelas Hari ke Rega.

"Siap ma, pa. Yaudah Rega berangkat bay." Rega kemudian berjalan cepat menuju garasi mobil untuk mengambil motornya yang dia parkir disebelah mobil mewahnya.

Selama ini Rega lebih nyaman pakai Motor dan dia tidak pernah menggunakan mobilnya kecuali acara keluarga dan kalau dia memang butuh untuk urusan lainya yang benar benar penting dan membutuhkan mobil. Selain itu mobil mewahnya dia anggurin.

Rega mengeluarkan motornya serta menyalakan mesin dan melaju meninggalkan rumah ke tempat dia nongkrong yaitu basecamp tempat ternyaman didunia setelah kamarnya.

Sebelumnya Rega sudah menghubungi teman temannya untuk berkumpul di basecamp setelah sarapan pagi tadi. Sekarang Rega tengah diperjalanan menuju tempat basecamp nya.

Motor Rega tiba tiba saja berhenti dipinggir jalan, Rega melepas helmnya dan memarkir motornya dipinggir agar tidak menghalangi lalu lintas jalan. Rega berhenti karena melihat nenek tua yang sedang membawa sekantung beras dan kardus entah apa isinya Rega tak tau yang terlihat sedang kesusahan mencari angkutan umum.

Rega pun membantu nenek itu dan mencarikan angkot agar nenek itu sampai ke tempat tujuan, sebelum mencarikan Rega bertanya ke nenek itu mau kemana.

"Nenek mau ke mana? biar saya Carikan angkot atau taxi nek," ucap Rega ke nenek itu.

"Nenek mau ke pasar nak jual beras dan baju bekas cucu nenek." jelas nenek itu yang ternyata ingin ke pasar.

Rega mengangguk paham dan dia langsung menghentikan taxi untuk nenek tua itu agar nyaman dan selamat sampai pasar dan juga barang bawaannya bisa ditaruh bagasi taxi agar nenek itu tidak kelelahan membawa.

Nenek itu tersenyum tulus dan mengelus tangan Rega yang menuntunnya untuk masuk ke dalam taxi.

"Terimakasih banyak nak, nenek hanya bisa membalas dengan doa. Semoga nak tampan ini mendapat jodoh yang cantik dan baik hati." Nenek itu berterima kasih kepada Rega dan mendoakan Rega.

"Terimakasih kembali nek, saya sudah didoakan. Nenek juga semoga sehat selalu dan dilapangkan rezekinya, ini saya ada sedikit uang buat nenek simpan dan bawa pulang untuk keperluan nenek ya." Rega kembali berterima kasih dan juga dia tak lupa memberikan sedikit uang untuk nenek itu pikir Rega sembari sedekah.