"Kenapa Aurel muncul dalam pikiran gue?" batin Vando bertanya kepada dirinya sendiri.
Sebab semenjak setelah dia bertemu pertama kalinya dengan Aurel. Dalam pikirannya penuh dengan bayangan wajah cantik Aurel. Akankah dia juga jatuh hati ke gadis yang sudah disukai oleh temannya sendiri? Entahlah Vando tidak bisa memutuskannya.
Aurel, Amira dan, Meisha sekarang masih di taman melihat berbagai macam jajanan jalanan sewaktu SD yang sekarang banyak yang jualan diarea taman itu. Seperti tujuan awal yang pertama ke mall, kedua ke cafe, dan, ketiga jalan-jalan ke taman.
Mata cantik Amira melihat abang jualan cilok dan martabak telur yang sama persis seperti jajanan waktu SD, langsung menghampiri dan membelinya. Aurel dan Meisha yang memperhatikan Amira seperti balik jadi anak SD sungguhan.
Bagaimana tidak, tangan kiri Amira memegang es teh plastik dan tangan kanan memegang uang 5 ribu an.
"Ra, kamu ngalah ngalahin adek kecil itu deh." Ucap Aurel ke Amira sembari menunjuk anak kecil yang terlihat santai menunggu pesanan cilok nya jadi.
Amira menoleh ke samping kanan bawahnya.
"Eh adek cantik, ngantri dulu ya kakak duluan yang pesen soalnya." Tutur Amira ke anak kecil perempuan itu yang hanya dibalas anggukan.
"What?!" Ucap Aurel dan Meisha bersamaan sembari membelalakkan matanya melihat tingkah Amira.
"Gak salah denger?" Tanya Meisha ke Aurel.
"Nyata." Jawab Aurel.
"Udah habis ini ayo pulang. Aku capek mau tidur besok upacara bendera." Gerutu Meisha berjalan menuju mobil sementara Aurel masih menunggu Amira.
Tak lama menunggu akhirnya Amira selesai membeli jajan yang diinginkannya, mereka berdua pun berjalan bersamaan menuju mobil. Saat sampai didalam mobil Amira menyantap jajan yang dia beli tanpa berbagi dengan kedua sahabatnya itu.
"Emang kalau soal makanan pelit banget dia." Cibir Meisha sembari menyalakan mesin mobil Amira dan melajukanya meninggalkan taman menuju rumah Aurel.
Disisi lain Rega yang sudah sampai di rumahnya langsung berjalan ke lantai atas menuju kamarnya untuk berbaring sejenak melepas rasa lelah setelah jalan-jalan bersama teman-temannya yang cukup melelahkan dan juga menyenangkan.
Rega merasa ada yang aneh pada Vando. Terlihat jelas di wajah Vando sepertinya tengah menyembunyikan rahasia dibelakangnya namun Rega tidak ingin berprasangka buruk dan membuang jauh-jauh pikiran negatif nya.
Jam dinding di kamarnya sudah menunjukkan pukul 3 sore, Rega segera melepas baju yang barusan dia pakai untuk jalan-jalan dan nongkrong bersama temannya. Diapun berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan badannya agar sang mama tidak marah seperti tadi pagi yang melihat dirinya jorok, belum mandi dan bau asam.
Saat dia sudah masuk ke dalam kamar mandinya dan menyalakan shower, mendadak airnya tidak keluar. Dia pun keluar dari kamar mandi dan berteriak di ambang pintu kamarnya dengan handuk yang terpakai rapi menutupi pinggangnya.
"Mama! Papa! Shower kamar mandi Rega nggak keluar airnya!!" Teriak Rega menggema dipenjuru ruangan rumahnya.
Mama papa Rega yang sedang yang berbicara tentang kantor dikagetkan dengan teriakan keras putranya itu dari lantai atas.
"Shower rusak? Kok bisa?" Tanya Farah dan Hari bersamaan.
*
*
**
Ketiga gadis cantik tadi yang sudah pulang dan sampai di rumahnya masing-masing termasuk Meisha yang baru datang disambut Omanya dengan beberapa pertanyaan. Sampai Meisha pusing menjawab yang mana yang harus dia jawab duluan.
Ditambah lelahnya Meisha setelah jalan-jalan bersama Aurel dan juga Amira, membuat nya sedikit pusing, dang sekarang tambah sangat amat pusing lantaran Omanya menanyakan tentang Reza padanya.
"Tadi kamu jalan sama Reza? Kenapa nggak kamu suruh mampir? Gimana tadi jalanya sama Reza seru? Oma diajak lah biar gak bosen di rumah ya Sha?"
Empat pertanyaan langsung keluar dari mulut Omanya Meisha yang penasaran dengan hubungan cucu kesayangannya, dengan laki laki yang menurutnya baik dan juga ber masa depan cerah.
Meisha menuntun Omanya agar duduk di sofa sebelum menjelaskan dan menjawab empat pertanyaan yang ditanyakan langsung oleh Omanya itu secara bersamaan.
"Oma Meisha jelasin ya. Pertama tadi Meisha jalan jalan sama Aurel dan Amira."
"Kedua. Meisha gak diantar Reza tapi diantar sama Amira yang emang sengaja bawa mobilnya agar gak nganggur digarasi rumahnya."
"Ketiga. Sekali lagi Meisha gak jalan sama Reza cuma ketemu aja dicafe karena kebetulan Reza makan sama temen temennya,"
"Ke empat. Kalaupun nanti ada kesempatan Meisha jalan beneran sama Reza pasti Oma Meisha ajak." Jawab Meisha gamblang menjawab pertanyaan Omanya yang dibalas anggukan paham oleh Omanya.
"Kamu tadi gak sengaja ketemu sama Reza? Trus Rezanya bilang apa ke kamu?" Tanya Oma penasaran.
"Gak bilang apa apa. Udah ya Oma, Meisha mau mandi dan tidur. Meisha capek habis belanja makan dan keliling kota..oke Oma bay," Meisha berdiri begitu saja dan langsung lari menuju kamarnya untuk segera beristirahat.
Sedangkan di rumah Aurel tepatnya di dalam kamarnya Aurel sedang merenung memikirkan hal yang terjadi di cafe tadi. Tidak jauh dari perkara yang jantungnya tetap saja berdetak dengan kencang ketika berdekatan dengan Rega apalagi saat dia dicegah Rega waktu di kafe.
Ditambah dirinya merasa was-was karena merasa teman Rega ada yang tidak beres dan tidak biasa saat memperhatikan dirinya dengan cara memandang tanpa menoleh ke sisi kanan ke sisi kiri satu centi pun.
"Apa aku bilang ke Rega? Tapi nanti Rega bakal tanya ke temannya itu, yang nggak-nggak. Dan bisa jadi juga temannya malah bilang bahwa aku bohong. Nanti aku malah dituduh nge-fitnah orang," gerutu Aurel bingung dan sedikit takut juga.
Banyak sebelumnya yang sama seperti teman Rega ini, namun cara memandang teman Rega yang tidak dia kenal ini berbeda tidak seperti umumnya. Dan menurut Aurel itu sangat tidak bisa dibiarkan karena jujur Aurel merasa terusik dan tidak tenang.
Diapun membuka layar ponselnya dan mencari kontak yang bernamakan berandal sekolah, yang tak lain adalah Rega.
"Chat gak ya? Apa aku omong langsung aja? Tapi gimana aku ngomongnya? Kalau dia nggak percaya terus gimana?" Begitulah batin Aurel yang bertanya tanya dan mengurungkan niatnya untuk mengirim pesan ke Rega.
Sementara itu di rumah Rega tengah ada pembenahan shower di kamar mandinya. Jadilah Rega mandi di kamar mandi dapur yang juga sama bersihnya seperti kamar mandi yang ada didalam kamarnya.
Selesai mandi Rega pun langsung duduk dimeja makan untuk makan, karena perutnya sudah mulai lapar lagi.
"Makan dulu, nunggu tukang kelamaan." Ucap Rega sembari mengambil nasi dan ikan yang mamanya masak barusan saat dia mandi untuk pak tukang yang sedang membenahi shower yang rusak dikamar mandinya.
Dengan rambut yang masih basah, belum memakai kaos hanya handuk yang dia pakai dibahu serta celana pendek ternyaman dari 3 lemari yang ada. Sedangkan Farah yang berjalan turun dari tangga lantai 2 sembari membawa nampan selepas membawakan kopi untuk pak tukang dia melihat putranya yang tampil acak acak an sedang makan dengan lahap dan santai.
"Rega anak mama yang paling mama sayang. Siapa yang nyuruh kamu makan dengan penampilan seperti ini?!" Tanya Farah ke putranya itu dengan kesal.
"Aku sendiri ma, laper banget. Dan didalam kamar aku juga masih ada pak tukang yang benerin shower." Jawab Rega menjelaskan ke mama nya.
"Tapi rambutnya di keringin dulu sayang, gak basah seperti habis berenang di sungai.. " Ujar Farah ke Rega dengan lembut.
"Sekarang rambutnya keringin dulu Rega!!" Perintah tegas Farah ke Rega langsung membuat Rega lari ke kamarnya untuk mengeringkan rambutnya yang basah agar mamanya tidak marah.