Chereads / EXTRAORDINARY LOVE / Chapter 13 - Chapter 13

Chapter 13 - Chapter 13

Pagi hari yang cerah menyambut Aurel yang tengah bersiap untuk sekolah. Dia sedang memakai sepatu dikamarnya sebelum turun ke bawah untuk sarapan pagi bersama mama dan papanya.

Tak membutuhkan waktu lama untuk memakai sepatu, selesai memakai sepatunya Aurel mengambil tas sekolahnya dan juga handphone nya tak lupa 3 buku paket untuk pelajaran hari ini.

"Aurel ayo sarapan pagi!" panggil Hilda dari lantai bawah.

"Iya, ma?!" jawab Aurel sembari menutup pintu kamarnya dan berjalan menuju lantai bawah untuk sarapan pagi.

Di meja makan sudah ada mama dan papa Aurel yang belum memulai sarapan karena menunggu putri cantiknya itu selesai bersiap dikamar. Aurel memberikan senyuman manis di pagi hari khusus untuk mama dan papanya.

"Kelihatannya seneng banget putri papa," ucap Erwan papa Aurel.

"Seneng lah, Pa. Aurel bisa setiap hari sarapan sama kedua orang tua kesayangan Aurel." Ujar Aurel tanpa menghilangkan senyuman manisnya yang jarang dia tunjukkan ke orang lain kecuali mama dan papanya.

"Ayo makan yang kenyang, biar semangat belajar," sahut Hilda menyemangati putrinya itu.

Mereka sarapan pagi dengan nikmat tanpa mengeluarkan suara agar tidak tersedak saat makan. Setelah sarapan Aurel pamit ke Hilda dan Erwan untuk pergi ke sekolah serta Erwan juga pamit untuk pergi kerja.

Aurel yang diantar pak sopir menggunakan mobil pribadinya sementara Erwan menggunakan mobilnya sendiri. Gadis cantik itu menjemput Meisha dan juga Amira sebelum menuju sekolahnya. Tidak seperti biasanya yang Meisha diantar sopirnya ke rumah Aurel bersama Amira untuk berangkat bersama Aurel dari rumah Aurel ke sekolah.

Sampailah Aurel didepan gerbang rumah Meisha. Saat Aurel memencet bel rumah yang membuka gerbang bukan satpam malah Oma nya Meisha. Aurel terkejut begitu juga dengan Oma nya Meisha.

"Loh bukan nak Reza ternyata. Oma kira kamu Reza," ucap Oma sedikit kecewa karena dugaanya salah. Awalnya Oma mengira kalau cucunya akan dijemput oleh Reza teman laki laki yang baik menurutnya, tapi ternyata salah.

"Aku Aurel, Oma. Bukan Reza hehe, Meisha nya belum berangkat kan Oma?" tanya Aurel ke Oma dengan ramah.

Belum juga Oma menjawab Meisha sudah berjalan keluar menuju gerbang. Karena dari kamar Meisha yang juga ada dilantai dua, bisa melihat mobil Aurel yang ada didepan gerbang rumahnya itu.

"Oma tumben bukain gerbang?" tanya Meisha ke Omanya itu.

"Oma kamu mengira yang datang itu Reza. Taunya aku eh Oma jadi kayak kecewa gitu," sahut Aurel menjawab pertanyaan Meisha karena Omanya masih diam.

Meisha menghembuskan nafasnya dan menyuruh asisten rumahnya untuk membawa Omanya ke dalam kamar dan istirahat. Sementara itu Meisha berangkat bersama Aurel menuju rumah Amira.

Di dalam mobil Aurel berfikir setelah sampai ke sekolah dia akan bertanya ke Meisha kenapa Oma Meisha sangat berharap kalau Reza yang datang? Ada apa dengan Meisha dan Reza fikirnya.

Saat ini Aurel dan Meisha sudah sampai didepan rumah Amira dan kebetulan Amira tengah duduk dikursi depan rumah menunggu kedatangannya dengan Meisha. Amira berlari kecil menuju mobil Aurel dan berangkat menuju sekolah.

Mereka bertiga datang tepat waktu, dengan dikejutkan Rega yang sudah datang lebih awal yang sekarang tengah duduk diarea lapangan menunggu guru mengarahkan untuk segera berbaris dengan para sahabatnya.

"Rega udah berangkat duluan? Sebelum kita bertiga?" gumam Meisha bertanya tanya.

"Biarinlah malah lebih baik dia tobat." Jawab Aurel.

Meisha dan Amira tersenyum ke Aurel dengan bersamaan membuat Aurel merasa aneh.

"Kalian berdua kenapa? Kok senyum senyum ke aku gitu?" Tanya Aurel ke Amira dan Meisha.

"Suka nih kalau berandal ngeselin tobat." Jawab Meisha.

"Wah aku mencium bau bau kebucinan," Sahut Amira.

"Terserah."

Aurel berjalan meninggalkan kedua sahabatnya yang mendadak bertingkah seperti itu. Tak ada yang tau kalau Aurel mengeluarkan senyum tipis yang tidak bisa dilihat orang disekitar Aurel.

"Aurel tunggu!!" Teriak Amira dan Meisha bersamaan sembari berlari menyusul Aurel yang sudah jalan duluan jauh didepan mereka.

Upacara bendera dilaksanakan oleh semua peserta dari kelas 10 sampai dengan kelas 12, meskipun ada yang bolos dan juga telat.

Peraturan dii SMA Harapan Jaya jika ada siswa atau siswi yang telat dan bolos upacara bendera akan diberi hukuman berdiri sembari hormat di bawah tiang bendera serta menulis pernyataan tidak akan mengulangi kesalahan dalam kertas 30 lembar.

Semua siswa harus menerima peraturan itu jika tidak mau orang tua mereka akan dipanggil menghadap guru BK dan kepala sekolah. Aurel, Meisha dan, Amira tidak pernah mendapat hukuman saat upacara bendera mereka biasanya mendapatkan hukuman jika telat atau lupa mengerjakan tugas rumah.

Upacara bendera hari ini diikuti oleh seluruh warga sekolah SMA Harapan Jaya dengan khidmat dan disiplin sehingga berjalan dengan lancar dan selesai dengan cepat. Selesai upacara mereka masuk ke kelas masing masing dan mengikuti pelajaran seperti biasa.

Dikelas 11 IPA 1 tepatnya di kelas Rega, Rega sedang mengoceh disamping telingan Andrian membuat Andrian risih.

"Lo kenapa sih?!" Tanya kesal Andrian ke Rega.

"Gue capek habis upacara," jawab Rega dengan wajah lelahnya.

"Lo kira gue juga nggak capek? Sama Ga!" Tegas Andrian ke Rega membuat Rega melipat kedua tangannya dengan kening berkerut.

"Ngegas mang?" Tanya Rega dengan sudut bibir atasnya terangkat.

Andrian memutar bola matanya malas berdebat dengan sahabatnya yang mengesalkan ini. Lebih baik Andrian mendengarkan penjelasan materi yang diberikan guru dan membiarkan Rega berceloteh nggak jelas.

Jam pelajaran berlalu begitu saja dan bel istirahat berbunyi menandakan waktu  seluruh siswa siswi SMA Harapan Jaya istirahat, termasuk Rega dan Reza yang tak sabar ingin minum jus dikantin.

Kedua siswa tampan itu berlari menuju kantin agar tidak kehabisan meja, karena kalau hari Senin pasti banyak yang ke kantin karena haus selesai upacara bendera dan pelajaran dikelas.

"Mpok jus lemon segar dua!!" Teriak Reza memesan Jus lemon ke mpok Rut.

"Siap!" Jawab mpok Rut tak kalah keras sembari mengacungkan kedua jempol.

Akhirnya mereka mendapatkan meja dan memesan jus sebelum kehabisan. Manik mata Rega melihat Aurel yang baru datang langsung menghampiri dan mengajak duduk dimeja yang dia duduki bersama Reza saat ini.

"Kenapa lo?" Tanya Aurel ke Rega yang berjalan ke arahnya.

"Duduk sama gue dan Reza, sambil ngobrol bareng. Masa musuhan terus, nggak capek neng?" Jawab Rega berbalik tanya ke Aurel.

Aurel melihat ke arah Meisha dan Amira meminta persetujuan dan juga dia teringat ingin berbicara soal teman Rega yang memperhatikan dia dicafe dengan tatapan tidak biasa. Meisha dan Amira mengangguk saja menyetujui, mereka bertiga pun bergabung dengan Rega dan Reza. Yoga, Andrian, dan, Beni yang baru sampai dikantin dibuat terkejut setengah mati oleh Rega.

Bagaimana tidak? Biasanya kalau keduanya bertemu sudah seperti Tom and Jerry bertengkar tiada habisnya karena sama sama keras kepala dan tidak mau mengalah.

"Lo bertiga mau minum dan makan apa?" Tanya Rega ke Aurel dan kedua sahabat cantiknya.

"Kita bertiga minum jus jeruk saja," Jawab Aurel tanpa berfikir.

Rega mengangguk paham dan memesankan 3 jus jeruk ke mpok Rut.

"Mpok tambah tiga jus jeruk!!" Teriak Rega memesan.

"Nggak usah teriak bisakan? Berdiri jalan ke sana nggak memakan waktu banyak kok." Jelas Aurel memberitahu Rega, kalau tak perlu teriak teriak saat memesan minuman dikantin.

"Bisa sih, cuma gue males jalan." Ucap Rega jujur.

"Udah! Nanti berantem lagi!" Tegas Reza melerai Rega dan Aurel yang mulai berdebat lagi.

"Tumben akur." Ucap Yoga yang baru datang dan ikut berkumpul bersama Rega.

Aurel hanya menyimak percakapan Rega dan sahabatnya sembari meminum jus jeruk yang dipesankan Rega untuknya dan kedua sahabatnya yang tengah duduk disampingnya.

"Kalian diam saja dari tadi, mati topik?" Tanya Beni ke Aurel, Meisha dan, Amira.

"Terus harus bahas apa? Kalian juga ngomong sendiri." Jawab Amira.

"Oo dicuekin. Lo yang ngajak gabung malah didiemin Aurel nya." Sahut Yoga memukul bahu Rega.

"Ngobrol apa enaknya biar seru?" Tanya Rega ke Aurel.

"Gue mau tanya dulu ke kalian semua," Jawab Aurel.

"Boleh," Ucap Rega sembari menganggukkan kepala.

Aurel terdiam sejenak sebelum membuka suara.

"Gue mau tanya te-"

"Aurel!!" Teriak seorang gadis memanggil nama Aurel.

Aurel tidak melanjutkan ucapannya dia lantas berdiri dari duduknya untuk mendekat ke asal suara yang memanggil namanya.

"Ada apa teriak memanggil namaku?" Tanya Aurel ke gadis cantik yang berdiri didepannya.

"Pak Handoko manggil kamu buat perwakilan kelas membahas tentang camping bulan depan." Jawab gadis cantik itu dengan jelas.

Aurel mengangguk paham dan ikut bersama temannya berjalan menuju ruangan pak Handoko tanpa menoleh ke belakang, yang terlihat jelas semua yang menyimak pertanyaannya tadi menjadi ingin lebih tau.

"Loh anaknya pergi, gajadi deh." Ucap Reza sembari menatap bahu Aurel yang sudah mulai menjauh.

"Kok kita berdua nggak diajak?" Tanya Amira ke Meisha.

"Aku juga nggak tau Ra." Jawab Meisha.

"Disini aja sama kita, nggak bakal kita gigit kok," Ucap Yoga ke Amira dan Meisha.

"Kita berdua nyusul Aurel aja." Sahut Meisha yang berlalu begitu saja dari Rega dan Para sahabat Rega.

Rega hanya diam, kenapa malah pergi semua? Aurel belum lengkap mau tanya apa tadi membuatnya sangat ingin mengetahui. Tapi sudahlah fikirnya, nanti Aurel pasti akan tanya ke dia dan sahabatnya.

Aurel sekarang tengah duduk diruangan pak Handoko dengan para siswa siswi perwakilan dari kelas masing masing mendengarkan arahan dari pak Handoko tentang camping yang akan diadakan bulan depan.

"Baik anak anak, bapak akan menjelaskan tentang acara kita camping bulan depan. Bapak harap kalian semua sudah tau dan paham tujuan bapak mengumpulkan kalian semua untuk apa." Jelas pak Handoko menerangkan ke semua anak muridnya itu.

"Tentang bus nya kira kira bagaimana pak?" Tanya salah satu siswa mengajukan pertanyaan.

"Bus nya akan diisi 2 kelas. Karena Bus kita besar." Jawab pak Handoko.

"Jadi 11 MIPA 1 dan 2 jadi satu?" Tanya Aurel ke pak Handoko.

"Benar. Dan masing masing bus akan didampingi 2 guru pendamping yang menemani kalian selama perjalanan serta memberikan arahan agar disiplin peraturan saat camping." Gamblang pak Handoko menjelaskan.

Aurel berfikir jika kelasnya dan kelas Rega jadi satu pasti akan sangat ramai dan rusuh. Sementara kelas Rega terkenal kerusuhanya dan juga prestasinya. Entah Aurel harus senang atau sedih dia hanya pasrah mengikuti peraturan dari pak Handoko.