Langkah kaki dua gadis cantik siswi SMA Harapan Jaya siapa lagi kalau bukan Meisha dan Amira yang tengah berjalan menyusuri koridor menuju tempat Aurel yang sedang rapat bersama pak Handoko di ruangan pak Handoko.
Didepan ruangan pak Handoko ada kursi untuk duduk biasanya untuk para siswa siswi yang menunggu teman temannya selesai diberi hukuman atau rapat seperti Aurel.
"Camping bulan depan jadi emangnya?" tanya Meisha ke Amira.
"Nggak tau," Jawab Amira sembari mengangkat bahunya.
Manik mata Meisha melihat ada seorang siswa yang tengah berjalan ke arahnya dan Amira yang duduk di kursi depan ruangan Pak Handoko.
"Dania," gumam Amira.
"Kalian disini ngapain?" tanya Dania ke Meisha dan Amira.
"Nunggu Aurel sedang rapat didalam," jawab Meisha.
"Kamu sendiri ngapain kesini?" tanya Amira ke Dania.
"Tadi cuma lewat aja, eh ada kalian duduk didepan ruang pak Handoko jadi aku tanya ngapain disini," jawab Dania apa adanya.
Dania memang baik, cantik meskipun tak secantik Aurel namun dia juga tak kalah pintar dengan Aurel. Dania yang sudah lama jatuh hati ke Rega namun tidak sama sekali Rega perdulikan. Dania kemudian duduk di samping Meisha berniat bertanya tentang hubungan Rega dan Aurel yang sudah membaik tidak seperti biasanya yang selalu bertengkar meskipun hal sepele.
"Aku mau tanya sama kalian berdua boleh?" Tanya Dania ke Meisha dan Amira.
Keduanya mengangguk mengiyakan.
"Tanya aja selagi kita bisa jawab pertanyaan kamu akan kita jawab," ucap Amira meyakinkan.
"Rega sama Aurel beneran baikan?" tanya Dania langsung ke intinya.
"Ya seperti yang kamu tau mereka berdua baikan. Lagipula apa untungnya untuk Rega dan Aurel yang terus terusan berantem nggak jelas setiap bertemu," jawab Meisha dengan jelas.
Dania mengangguk dan bertanya sekali lagi, apakah Aurel menyukai Rega. Sebab tadi Dania melihat Aurel makan di kantin bersama Rega dan para sahabatnya.
"Aurel suka ya sama Rega?" tanya Dania ke Meisha dan Amira.
Meisha dan Amira terdiam sebelum menjawab pertanyaan Dania yang satu ini.
"Kalau tentang suka atau tidak suka kita berdua kurang tau, intinya Rega sama Aurel udah baikan kita sebagai sahabatnya senang gak pusing lagi melihat Rega dan Aurel sudah akur," jawab Amira.
Meisha dan Amira tidak menjawab jika Aurel mulai sebenarnya menyukai Rega namun Aurel sendiri belum menyadari meskipun sudah jelas jantung Aurel berdetak kencang jika dekat dengan Rega. Dania kemudian mengangguk paham dan pergi dahulu ke kelasnya.
"Aku balik ke kelas duluan ya," ucap Dania.
"Oke," sahut Meisha.
Setelah beberapa menit Aurel rapat dengan pak Handoko dan teman teman yang lain, akhirnya rapat selesai. Diapun berjalan keluar ruangan sudah mendapati Amira dan Meisha tengah menunggunya di kursi depan ruangan Pak Handoko.
"Kalian dari tadi?" tanya Aurel pada Meisha dan Amira.
"Enggak, baru aja 7 menit kira kira," jawab Meisha.
"Kita ke kelas sekarang bentar lagi bel bunyi," ajak Aurel diangguki oleh Meisha dan Amira.
Mereka kemudian menuju ke kelas karena bel sebentar lagi berbunyi untuk jam pelajaran terakhir. Rega, Andrian, Reza, Yoga dan, Beni masih di kantin dan belum ke kelas, mereka ber 5 masih ngobrol di kantin seperti biasa dan baru akan masuk ke kelas setelah bel berbunyi.
"Ga, lo gak penasaran gitu Aurel tadi mau tanya apa ke kita?" tanya Yoga pada Rega.
"Ya pastilah gue penasaran, dan gue ngerasa ada hal yang membuat Aurel sedikit gelisah dari nada bicaranya tadi," jawab Rega yang memperhatikan Aurel saat ingin bertanya ke dia dan sahabatnya.
"Sepemikiran gue sama lo," sahut Beni.
Disisi lain ada Vando, Robi dan, Daffa yang sedang bolos sekolah di kedai kopi yang jaraknya tak jauh dari sekolah Vando. Mereka bertiga biasa bolos saat jam pelajaran atau waktu istirahat mereka izin keluar namun tidak balik dan malah nongkrong di kedai kopi.
"Kemarin lo telfon gue mau bicara soal cewek? Siapa?" tanya Daffa ke Vando.
Robi yang sedang minum kopi mendadak tersedak karena ucapan Daffa ke Vando.
"Cewek? Lo mau bicara soal cewek? Gue yang dari kemarin sama lo kenapa diam aja!" kesal Robi ke Vando yang tidak mau berbicara dengannya.
"Kalau gue bicara duluan sama lo pasti lo bakal gak nyangka ke gue siapa cewek yang mau gue bahas disini sama Daffa," ucap Vando ke Robi.
"Memang siapa yang mau lo bahas? Lo aja jomblo," sahut Daffa sembari tertawa.
"Primadona SMA Harapan Jaya," ucap Vando tidak ingin menyembunyikan kebenaran lagi bahwa dia jatuh cinta dengan Aurel pada pandangan pertama.
"Gila lo? Punya Rega mau lo rebut?" sarkas Robi yang sama sekali tidak menyangka dengan Vando yang bisa bisanya suka sama cewek incaran temannya sendiri yang tak lain adalah Rega.
"Udah punya cowok ceritanya? Dan cowoknya itu Rega? Yakin lo?" tanya Daffa ke Vando.
"Mereka belum pacaran, Rega yang mau usaha buat dia jadian sama Aurel." Jawab Vando menjelaskan ke Daffa yang sebelumnya tidak tahu soal Aurel dan Rega.
Daffa dan Robi saling melirik, bagaimana bisa Vando mau makan temannya sendiri. Bahkan ini lebih serius masalahnya ketimbang tawuran sama geng motor sebelah bagi Daffa. Daffa teman satu kelas dengan Vando sangat bijak dalam mengambil keputusan ataupun memberi saran serta nasehat untuk temannya yang membutuhkan bantuannya.
"Terus gue harus bantu apa? Secara temen deket lo udah duluan berjuang agar dapat Aurel dan disini jika lo masih kekeh buat dapetin Aurel juga namanya makan teman." Ucap Daffa ke Vando.
"Gue terlanjur suka. Perasaan gue ke Aurel gabisa hilang begitu aja Fa." Sahut Vando.
"Gue nggak habis fikir sama lo kok bisa suka sama cewek yang udah diperjuangkan sama teman lo sendiri." Ujar Robi yang tak mempercayai ini.
"Menurut gue ini bukan kesalahan Vando, kita juga bisa aja tiba tiba ketemu cewek cantik dan langsung suka." Ucap Daffa ke Robi agar tak menyalahkan Vando.
"Kalau udah begini gimana?" Tanya Robi ke Vando.
Vando hanya diam dan lagi lagi fikirannya terpenuhi bayang bayang wajah Aurel.
"Bahkan sekarang wajah Aurel udah lengket dipikiran gue." Ucap Vando.
Robi yang mendengar jelas ucapan Vando, mengacak rambutnya frustasi. Bagaimana jika Rega tau dan Vando tidak bisa mengendalikan perasaannya dan malah berusaha buat merebut Aurel dari Rega.
"Vando harus dapetin Aurel." Batin Vando.
*
*
**
Tepat pukul 14:00 siang siswa-siswi SMA Harapan Jaya berhamburan keluar kelas untuk segera pulang, dan istirahat di rumah masing-masing meskipun ada juga yang masih stay di sekolah. Ada juga yang mampir makan di cafe sebelum pulang, adalah hal biasa yang dilakukan anak sekolah sepulang sekolah.
Aurel, Meisha dan, Amira yang sekarang tengah perjalanan menuju depan gerbang sekolah dan di sana sudah ada Pak sopir yang sudah menunggu mereka. Jadi mereka tidak perlu diantar Rega dan sahabatnya.
Didalam mobil Amira dan Meisha bertanya ke Aurel hal apa yang ingin ditanyakan oleh Aurel ke Rega dan juga sahabat Rega saat dikantin tadi.
"Tadi kamu mau tanya apa ke Rega dan sahabatnya?" Tanya Meisha ke Aurel.
"Aku mau tanya kenapa teman Rega waktu di cafe ngelihat ke aku terus dan pandangan berlebihan. Jujur aku sedikit takut dan risih." Jawab Aurel.
"Tuhkan bener dugaan aku, maksudnya apa ngelihatin Aurel sampai segitunya. Ya kita tau Aurel cantik pake banget, tapi kalau cara memandangnya berlebihan gitu siapa yang gak akan takut dan risih juga." Ucap Amira gamblang.
"Kalau ketemu Rega bilang aja langsung." Sahut Meisha.
"Oke," Aurel mengangguk mengiyakan.
Seperti tadi Aurel hampir bertanya ke Rega namun sempat tidak jadi bertanya karena Aurel dipanggil Pak Handoko untuk rapat di ruangannya membahas camping bulan depan. mobil Aurel berhenti di rumah Amira mengantar Amira pulang sebelum ke rumah Meisha.
"Daaa..hati hati." Ucap Amira sembari melambaikan tangan saat mobil Aurel mulai melaju meninggalkan area rumahnya.
Di dalam mobil, Aurel berbicara soal Oma Meisha yang kenapa malah menganggap dirinya Reza dengan tiba-tiba saat tadi pagi membukakan pintu gerbang untuknya.
"Aku mau tanya cari kenapa oma mengira yang datang Reza? Memang Reza sering ke rumah kamu?" Tanya Aurel ke Meisha membuat wajah Meisha menjadi datar seketika.
"Nggak adakah pertanyaan selain itu? Jadi serasa ngobrol sama Oma nih aku." Jawab Meisha sembari menoleh ke Aurel dengan muka datarnya.
"Ya kalau kamu nggak mau jawab sih nggak apa-apa. Aku tinggal tanya aja sama Oma, Oma kan jujur ya nggak mungkin dong Oma bohong sama aku." Ucap Aurel dengan santainya.
"Kok kamu gitu sih jadi bete aku!" Kesal Meisha ke Aurel.
Aurel hanya tertawa melihat Meisha kesal dengannya karena mempertanyakan tentang Reza. Tak lama setelah perjalanan dari rumah Amira, akhirnya sampai di rumah Meisha, Meisha langsung turun dan memberikan senyuman paksa ke Aurel karena masih kesal dengan sahabat cantiknya itu.
"Jangan marah lama lama, nanti Reza sedih!!" Teriak Aurel dari dalam mobil.
Meisha tak ingin kalah dia membalas teriakan Aurel dari teras rumahnya.
"Aku bilangin Rega habis ini kalau kamu jantungan setiap kali deketan sama dia!!" Meisha merasa puas setelah membuat Aurel gelagapan didalam mobil mendengar teriakan mautnya.
Aurel yang di dalam mobil spontan membelalakkan matanya setelah mendengar teriakan Meisha. Sementara Meisha berjalan masuk ke rumahnya denga tertawa menertawakan teriakannya sendiri dan melihat wajah Aurel yang barusan berubah menjadi khawatir kalau dia akan benar benar memberitahu Rega.
Oma Meisha yang sedang duduk dimeja makan sembari meminum teh hangat merasa ada yang aneh dengan cucu kesayangannya itu. Pulang sekolah tertawa tidak jelas dan tanpa alasan.
Sementara disepanjang perjalanan Aurel menelfon Meisha agar tidak memberitahu Rega bahwa jantungnya berdetak kencang ketika berdekatan dengan Rega. Disebrang sana Meisha yang sadar ada panggilan dari Aurel membiarkan berdering sampai Aurel capek sendiri menghubunginya.
"Apa aku kasih tau beneran ya?" Gumam Meisha.